56.

275 6 0
                                        

Hening tak bersuara, sepi tanpa ada canda tawa. Semilir angin yang berhembus, kicauan burung serta bunyi percikan embun membuat suasana terasa mencengkam. Langit biru di atas sana seperti tertawa tanpa awan sambil memandang permainan semesta yang sedang berjalan mencobai setiap insan manusia. Lambat laun, daun-daun berguguran sebab sebentar lagi pergantian musim akan tiba membawah sejuta cerita yang akan terjadi entah bagaimana.

Di sebuah ruangan, seseorang terlihat sedang terlelap seakan tak diusik oleh gemuruh dan riuh makhluk di sekitarnya. Entah dimana alam bawahnya sedang berkelana, tampaknya dia sangat menikmati semua itu.

"Ray, bangun yuk! Kita ke rumah sakit sekarang," ajak Alia. Sial, Rayina terpaksa bangun dari mimpi indahnya.

"Harus banget yah sekarang? Padahal gue masih mau tiduran. Ngantuk anjir."

"Bebs, jangan gitu ihh. Dua hari lalu lo ikut tawuran. Sekarang lo harus check up buat mastiin semua saraf lo baik-baik aja. Gue takut kalau sampai saraf lo rusak," sanggah Dinda.

"He'em. Lo juga udah absen sekolah selama dua hari lho. Sekolah sepi banget tanpa lo," tambah Tiara. "Untung lo pinter. Kalau nggak,mungkin lo udah disantet sama si Bu Ria gara-gara absen selama dua hari. Udah gitu, di kelas nggak ada yang bisa jawab pertanyaan guru, anjing. Gue jadi kesal, kenapa gue nggak jadi lo aja yah?"

"Lebay lo semua," kesal Rayina pada sahabatnya. Tapi ada benarnya juga perkataan mereka. Baru saja dua hari cewek itu tak masuk sekolah, sudah banyak DM yang masuk pada handphone'nya. Rayina sengaja tak membuka sosmednya karena mager. Intinya cewek itu tak memiliki mood yang cukup untuk berurusan dengan itu semua.

"Ehh btw, gimana kabar si Tania sama Safira? Gila si Bima sama Oscar tega banget nyeburin mereka ke kolam renang waktu itu. Udah gitu dikurung di gudang lagi."

"Ya gitulah. Mereka di skors 2 minggu. Banyak yang benci sama mereka. Apalagi anak-anak udah tau mereka kerjasama sama Vilton yang dari dulu udah jadi musuh Garuda. Yah emang gila sih tuh cewek berdua. Modal nekat tapi nggak punya temeng yang cukup kuat," jelas Tiara.

Rayina mangut-mangut mengerti. Baguslah jika mereka mendapat hukuman. Semuanya pantas untuk mereka. Lantas setelah mendengar itu, Rayina beranjak menuju ruang makan untuk sarapan.

"Non, kamu yang sabar yah. Mas Reygan bakal baik-baik aja," ucap Bi Ina.

"Iya Bi. Pokoknya semua yang terjadi sekarang Rayina serahkan kepada Tuhan aja. Biarkan semua rencananya terjadi. Apapun hasil akhirnya, Rayina bakal terima dengan lapang dada."

Sehabis mengatakan itu, Rayina meneguk habis susunya kemudian beranjak ke kamar untuk membersihkan diri. Para sahabatnya akan mengamuk jika dirinya berlama-lama lagi dengan mengulur waktu untuk sekedar sarapan.

Acara mandinya berjalan lancar tentunya tak memakan waktu lama sebab para sahabatnya terus meneriaki Rayina dan menyuruhnya bergeges dengan cepat. 5 menit kemudian cewek itu turun dengan mengenakan Outfit yang cocok pada tubuhnya. Warna sepatu yang sepadan dengan celana yang ia kenakan membuat Rayina semakin cantik saja.

Ting!

Rayina meraih handphone nya dan mengecek notif yang masuk. Cewek itu tersenyum membaca isi pesan itu. cepat-cepan dirinya turun dari kamarnya menuju ruang tamu kemudian meraih kunci mobil dengan cepat. Mungkin dia tak akan menegendarai motor kesayagannya hari ini.

"Lo bertiga duluan ke rumah sakit. Gue ada urusan dikit."

Kalau tahu begini akhir kisahnya, untuk apa mereka menuggu Rayina lama-lama? Duhh.... lama-lama cewek itu membuat Tiara geram saja.

"Tapi kan---"

"Gue cabut."

Dengan cepat Rayina meleset keluar rumah dan mengendarai mobilnya ke suatu tempat.

Reygan & Rayina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang