Terhitung sudah satu minggu hubungan antara Reygan dan Rayina terjalin. Kedua kekasih itu tampak kompak dan serasi satu sama lain. Hubungan mereka pun terjalin dengan baik. Banyak cerita dan kisah yang sudah mereka goreskan setiap harinya. Kisah cinta yang penuh kasih sayang membuat siapa saja yang melihat merasa iri.
Matahari telah menampakkan sinar lembutnya kepada bumi. Cahayanya perlahan menerangi benda bulat itu menggantikan kegelapan malam yang sempat singgah menyelimuti. Udara pagi itu terasa sangat sejuk. Cahaya sang surya pun sudah berhasil menembus jendela kamar Rayina. Namun hal demikian tak membuat cewek itu terjaga dari tidurnya. Tubuhnya masih setia dibaluti selimut tebal dengan bantal telah berserakan di lantai kamarnya.
Ting...
Notif dari ponselnya terpaksa membangunkan Rayina. Dirinya menggeruntu saat notif itu tak menarik perhatiannya. Merasa kesal, cewek itu melempar asal ponselnya ke samping kasur kemudian kembali menutup mata berniat melanjutkan aksi tidurnya.
Ting...
Lagi, notif kembali muncul. "Gue berani sumpah kalau itu dari telkomsel lagi, gue bakal lari ke taman kompleks 10 kali," geruntunya kemudian meraih benda pipih itu.
Es batu❤
Trn. Gw di dpn rumah lo.
Gw tunggu 5 menit!"What! Reygan di bawah?" pekiknya mendapati pesan dari Reygan. Dengan sedikit tergesah, Rayina menyibak gorden kamarnya dan mengintip apakah benar cowok itu ada di rumahnya.
Matanya membola saat mata elang Reygan berhasil mendapati dirinya. Lalu getaran ponsel di tangannya kembali mengalihkan atensi Rayina dari mata elang cowok itu.
Es batu❤
Cptan mndi. Gw tggu lo!Rayina menelan salivanya kasar. Tak ingin membuang waktu, segera saja cewek itu ngacir ke kamar mandi.
15 menit telah berlalu. Dengan perasaan deg-degan Rayina buru-buru turun dari kamarnya dan menghampiri Reygan. Disana, dapat ia lihat Reygan masih bertengger manis di depan motornya. Cewek itu berusaha menampilkan senyum termanis saat cowok itu menatapnya tajam.
"Ngapain senyum?" tanya Reygan.
"Emang nggak boleh?"
"Hmm."
"Kenapa?"
"Karena lo berhasil buat jantung gue menari."
Rayina terkekeh. "Kalau ngomong difilter dulu, Es Batu."
"Gue nggak peduli."
Rayina bergedik nyeri. "Serah lo."
"Naik!" titah Reygan.
"Kemana?"
"Ke surga."
"Lo-"
"Ke motor, bego."
Rayina mendengkus kesal. Reygan selalu berhasil membuatnya kesal.
"Gue ganti baju dulu. Lo tunggu disini."
"Nggak usah!"
"Lo gila? Gue pakai baju kayak gini?"
"Gue nggak peduli. Sekarang naik."
Rayina tak mengerti lagi akan jalan pikiran Reygan. Bagaimana mungkin ia jalan dengan kaos dan celana santainya? Pakai motor lagi.
Pada akhirnya, dirinya pasrah. Sekalipun ia mengelak, Reygan tak akan mendengarnya."Punya pacar nyeselin banget, njir!" umpatnya.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Reygan & Rayina (END)
Fiksi RemajaMengisahkan tentang pertemuan dua insan karena suatu insiden yang tak terduga, yang mana insiden itu membuat mereka saling terikat satu sama lain tanpa disadari. "Lo gila hah!" "Maaf..." "Akal sehat lo mana, Rey?" "Gue takut!" Deg... Rayina mendeka...