54.

225 8 0
                                        

Rayina merasa kesal saat bel rumahnya berbunyi di tengah malam. Padahal gadis itu sudah memasuki alam mimpinya tapi dipaksa untuk bengun Kembali ke dunia nyata. Jika diberi pilihan, Rayina ingin sekali menendang orang yang mengganggunya ke Antartika.

"Gila, dia nggak liat waktu apa gimana sih. Padahal udah larut banget."

Awalnya cewek itu tak mau beranjak dari ranjangnya. Tapi setelah mendengar bel berbunyi lebih dari tiga kali, dia memutuskan untuk turun dari kamarnya dengan syarat orang yang bertamu itu akan mendapat amukan darinya.

"Bentar!" ucap cewek itu saat bel terus berbunyi. "Nggak sopan banget tuh orang. Udah bertamu malam-malam, songong lagi. Awas aja kalau dia macam-macam."

"Kenapa sih? Lo nggak tau ini udah mal---"

"Sekarang ganti baju Ray," potong Galang dengan cepat. Ternyata cowok itu yang bertamu ke rumah Rayina.

"Gila, ini udah larut banget Lang. Lo mau ajak gue kemana? Penting banget yah sampai harus keluar malam kayak gini? Lagian di luar dingin banget."

"Itu nggak penting. Sekarang ganti baju yah. Gue tunggu lo disini."

"Nggak ahh gue males keluar. Sorry banget soalnya gue udah ngantuk."

Galang menarik napas Panjang saat Rayina tak bisa diajak kerja sama. Tidak mungkin jika cowok itu langsung memberi tahu Rayina perihal tujuannya mengajak cewek itu. Kalaupun itu terjadi, Rayina pasti sangat sedih.

"Udah dulu yah. Gue mau tidur. Nanti Reygan marah kalau tau gue begadang."

"Bahkan sekarang Reygan nggak sadar Ray."

Saat akan menutup pintu, Galang mencengah cewek itu dengan cepat. "Reygan... Reygan nungguin lo," ucapnya dengan lesuh.

"Hah! Ngapain dia nungguin gue malam-malam kayak gini? Tunggu, padahal hari ini bukan ultah gue lho. Aneh banget deh."

"Reygan kritis."

Dua kata namun mampu membuat Rayina mematung sambil mencerna kalimat yang Galang utarakan. Apa yang sedang terjadi? Apakah ini jawaban dari pernyataan Reygan dari kemarin?

"Nggak usah becanda lo. Nggak lucu sumpah."

"Ganti baju sekarang yah. Reygan butuh lo Ray. Plis nurut sama gue kali ini."

Rayina masih tak percaya akan ucapan Galang. "Tunggu-tunggu. Tolong jelasin ke gue sebenarnya apa yang terjadi sih? Nggak usah prank gue deh Lang. sumpah ini nggak lucu sama sekali."

"Ray..."

"Lang, bilang ke gue ini cuman bohongan kan?"

"Reygan ditembak saat nyelamatin Aira yang disekap sama Alfa. Gue harus minta maaf ke lo karena semua ini salah gue. Sebenarnya yang kena tembakan gue bukan dia.  Tapi dia lebih dulu nyelematin gue Ray. Lo boleh pukul gue sepuasnya. Lo boleh maki gue sekarang. Gue salah, gue minta maaf atas semuanya," jelas Galang sambil terisak. Mengingat penjelasan dokter tadi membuat air matanya Kembali menetes.

"Reygan berhasil selamat. Tapi maaf saya harus mengatakan kalau kondisinya kritis sekarang."

Penjelasan itu membuat Aira hilang kesadaran dan harus dilarikan ke IGD. Penjelasan itu membuat orang tua Reygan menagis karena takut kehilangan putra semata wayang mereka. Dan penjelasan itu membuat sahabat Reygan diam membisu saking terkejut.

Tangis Rayina pecah saat itu juga. Dengan hati yang amat sesak, Galang meraih tubuh mungil itu dan dibawahnya kedalam pelukan. "Jangan nangis Ray. Reygan nggak mau lo sedih kayak gini. Gue udah janji sama dia nggak akan biarin lo sedih. Tolong jangan buat dia kecewa sama gue dengan liat lo kayak gini. Lo juga udah janji kan sama dia?"

Reygan & Rayina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang