Tibalah mereka di salah satu Mall terbesar kota itu, tempat yang akan mereka gunakan untuk membeli semua perlengkapan yang akan dibawah ke panti. Tanpa di perintah lagi, semuanya bergerak menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan pembagian.
"Rey, dari tadi lo sibuk sama ponsel mulu. Nggak ada niatan mau bantuin gue nyari baju gitu?" tutur Rayina yang kesal dengan tingkah Reygan. Semenjak menginjak kaki di depan Mall, cowok itu tak pernah mengalihkan tatapannya dari ponsel.
"Lo cari dulu, nanti gue yang bawain kalau udah selesai," jawab Reygan tanpa mengalihkan fokusnya.
"Kalau tau gini mending gue ngajak Bima buat temanin gue daripada bareng lo. Bukannya bantuin malah main ponsel mulu."
"Sebut nama Bima lagi, gue bakal buang lo ke laut."
"Enak aja. Emang lo siapa? Lagian gue masih pengen ngerasain gimana indahnya cinta pertama gue!"
"Lo belum pernah pacaran?"
Rayina menoleh dan menatap Reygan. "Belum. Kenapa emangnya?"
"Nggak papa. Cantik-cantik kok jomblo. Tapi nggak papa deh, lanjutin cari bajunya."
"Emang situ punya pacar? Nggak kan? Cih! Jomblo ngatain jomblo," ucap Rayina mendengkus kesal kemudian melanjutkan kegiatannya. Bertepatan dengan itu, Bima datang menghampiri mereka. "Lho, Bim? Kok lo disini?" tanya Rayina.
"Belanjaan kita semua udah selesai, Ray. Tinggal lo berdua aja yang belum. Barusan, Galang nyuruh gue bantuin lo. Soalnya yang lain udah pada nunggu kalian," jawab Bima.
"Ya mana mau selesai, Bim. Dari tadi setan samping gue sibuk sama ponsel mulu," sindir Rayina terang-terangan kepada Reygan. Reygan diam tak mau membalas sindiran itu. Lagian apa yang cewek itu katakan benar adanya.
"Kalau gitu gue bantuin lo yah," ucap Bima mengalihkan atensi cowok itu.
"Apa lo bilang?" sengit Reygan tak terima.
"Gu-gue mau bantuin Rayina," jawab Bima gugup.
"Nggak USAH! Mending sekarang lo pergi gabung sama yang lain sebelum muka lo gue hantam," desis Reygan tajam.
"Lo apaan sih? Kalau dia pergi, siapa yang bantu gue nyari baju? Ngarapin lo sama aja nungguin air laut kering," protes Rayina. "Mustahil tau nggak!"
Reygan menatap Rayina tajam. Cowok itu lupa tatapannya kembali membuat Rayina trauma.
"Lo ngomo-"
"Gue nggak suka lo natap gue kayak gitu!!!" teriak Rayina memotong ucapan Reygan. Cowok itu terhenyak saat cewek itu menatapnya dengan kilatan mata tajam menahan amarah yang ingin meledak saat itu juga.
"Gue takut, Anjing!" lanjut Rayina meluapkan amarahnya. Kemudian tangannya beralih meraih kerah baju Reygan dan memegangnya kuat. "Kalau sampai lo ulangin, nyawa lo abis di tangan gue!" desisnya dingin.
"Gue-"
"Gue bareng Bima. Gue nggak mau liat lo," sela Rayina kemudian berlalu dari hadapan Reygan sambil menyeret Bima.
"Bos, gimana nih? Gue nggak maksa cewek lo yah! Dia yang mau sendiri!" teriak Bima meminta bantuan agar Rayina melepas cekalan dari kerah bajunya. Bukannya cowok itu tak ingin menemani cewek itu, hanya saja dirinya tak mau dijadikan samsak oleh Reygan nantinya. Semakin lama, keduanya semakin jauh dan hilang dari pandangan Reygan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reygan & Rayina (END)
Teen FictionMengisahkan tentang pertemuan dua insan karena suatu insiden yang tak terduga, yang mana insiden itu membuat mereka saling terikat satu sama lain tanpa disadari. "Lo gila hah!" "Maaf..." "Akal sehat lo mana, Rey?" "Gue takut!" Deg... Rayina mendeka...