70 | Buya Gondut

18.4K 2.7K 131
                                    

Yang nanya nama sama ig Daffin asli, dikasih taunya nanti setelah cerita ini tamat ya☺️

vote sama komennya musti lebih banyak dari part sebelumnya

💍💍💍💍💍

"Buya!! Buya gondut," panggil Daffin sembarangan.

Deana menoleh ke anaknya. Ia dan Tari lagi ngehias brownies. Sedangkan Teh Ava dan Teh Ika lagi nge-packing barang-barang yang udah dipesen sejak kemaren sore sampai siang ini.

Usaha Deana lancar sejauh ini. Setiap hari minimal ada orderan 10 dessert box, 10 box fruit salad, 20 packs dimsum entah itu yang mesen via chat langsung ke dia, ke tiga temen yang bantuin, atau yang mesen dari instagram. Untuk orderan skincare dan make up juga rame terus, minimal sehari ada 50 pemesanan karena dia jualannya via platfrom jualan online. Bahkan sejak awal tahun dia udah punya pemasok tetap untuk stok skincare dan make up-nya dengan harga yang lebih murah karena ngga perlu impor dari luar negeri langsung. Produknya tetep asli impor dari luar negeri, tapi dia ngga perlu repot nyuruh adek atau temennya yang di luar negeri belanja terus bawa ke Indonesia dan dia bayarin bagasinya. Intinya lebih praktis dan hemat deh.

Deana merasa beruntung banget, di tengah pandemi gini rejeki keluarganya bukannya jadi seret malah dateng terus. Dia juga seneng karena bisa ngebuka lapangan pekerjaan. Niatnya mau nambah karyawan, tapi so far masih bisa di-handle. Mungkin tunggu kandungannya sedikit membesar dan dia mulai kerepotan, dia akan nge-hire karyawan lagi.

"Apa, bawel?"

Daffin langsung masang muka cemberut. Menurut anak itu, dia ngga bawel kok. Dia kaya Ayahnya yang kalo ngomong irit. Ayah Caesar adalah panutan hidupnya.

"Ish ... ngga bawel!" Anak itu sewot.

"Masa sih?"

Daffin mengangguk yakin.

"Coba gih tanya onty-onty-nya sama tanya Kiko, abang bawel apa ngga."

Daffin ngga mau nanya ke onty-onty karena onty-onty itu temen Buyanya, pasti lebih belain Buyanya, begitu pikirnya. Jadi dia melangkah ke Kiko yang lagi duduk di sebelah Mamanya.

"Kiko, Abang Apin bawel kah?"

Begitu lah Daffin Candrakanta Silaen. Semenjak dia tau betapa berkuasanya menjadi seorang abang, dia selalu nyebutnya namanya jadi 'Abang Apin'.

Kiko mengangguk santai. Dia yakin jawabannya bener.

Melihat temannya mengangguk, Daffin makin cemberut. "Abang Apin pendiam kok, ngga bawel."

Kiko menoleh. Lalu ia mengangguk-anggukan kepalanya, males berantem. "Iya-iya."

"Tuh, Buya dengar? Kata Kiko Abang Apin pendiam."

Deana mengikuti gaya Kiko. Iya mengangguk-anggukan kepalanya lalu tersenyum manis. "Iya abang, iya."

Daffin akhirnya tersenyum mendengar jawaban itu.

"Eh Buya..."

"Hm?"

"Abang Apin kapan boleh mam kuenya? Masih lama kah, Buya?" tanya si calon abang itu.

Oh iya, jadi hari ini Daffin lagi ikut bantuin Buyanya bikin kue. Ngga bantu yang heboh-heboh sih, daritadi yang dikerjain sama anaknya ngadukin adonan itupun dipegangin sama Buyanya. Terus nyemilin choco chips sama oreo mini yang udah di mangkok. Terus karena dia nyemil sendiri, dia juga ambil choco chips sm oreo mini buat disuapinin ke Kiko yang lagi bantuin Mamanya ngebungkus-bungkusin pesenan.

TRS [4] : Baby in My Tummy! ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang