07 | Deana dan Ketakutannya

61.4K 4.6K 124
                                    

"Bu, cuci tangan, cuci kaki dulu ih." Deana protes waktu melihat Bubunya - Seruni -ikut tiduran di kasurnya, ingin melihat Daffin yang lagi di kasih makan.

"Udah tadi di bawah."

Deana melotot. Tetepngga mau ngasih anak bayinya buat deket sama Bubunya. "Kan di atas belom, dari bawah ke atas pastti Bubu udah megang sesuatu."

"Kakak lebay, ah."

Deana memeluk bayinya yang masih sangat ringkih. Dia takut bayinya sakit karena ada kotoran-kotoran kasat mata yang menyentuh kulitnya.

"Ngga mau ih, Bubu sana cuci dulu."

"Rewel banget sih jadi Ibu."

"Bubu yang nakal jadi nenek."

Deana bisa bernafas lega waktu Bubunya mengalah dan melangkah ke kamar mandi untuk melakukan perintahnya tadi. Diikuti juga oleh kedua adik kembarnya, Poporonya dan suaminya.

Dia emang protektif banget sama anaknya. Dia baca banyak cerita ibu-ibu di internet yang bilang anak bayi itu kondisinya rentan, imunnya belom kuat, jadi harus dijauhkan dari orang-orang yang sakit - takut tertular virusnya.

"Udah, sini Bubu mau gendong cucunya Bubu."

Deana melepas mulut anaknya dari putingnya pelan-pelan, karena jujur, bagian tubuhnya itu masih sakit karena baru kemarin mulai menyusui. Rasanya beda kalo yang menyusu itu anak dan suaminya. Kalau anaknya entah kenapa sakit, kalau suami - ya tau lah ya gimana rasanya.

Seruni mendekatkan hidungnya ke pipi cucu pertamanya. "Emm, bau acem."

Deana manyun waktu bayinya di bilang bau asem sama Bubunya. Tapi dia ngga bisa ngomong apa-apa juga, soalnya bayinya itu emang belom mandi hari ini. Terakhir mandi itu kemaren sore di rumah sakit - itupun dimandiin sama suster.

Deana masih takut buat mandiin bayinya sendiri. Dia juga ngelarang suaminya yang sok-sok berani mau mandiin. Bayinya cuma di lap pake tisyu basah tadi pagi.

"Mandiin dong Bu, Deana ngga berani." Deana berujar itu dengan santainya.

"Ayo sini, Bubu ajarin."

Deana menggeleng. Ia memandang Bubunya dengan tatapan horor. "Ngga ah, takut potek palanya."

Satu jitakan mampir di kepala Deana, membuatnya melotot garang ke Alex.

"Lebay lu, ndut!"

Deana memukul Alex dengan sekuat tenaga, sampai bunyi nyaring terdengar. Bahkan bekas pukulannya menjeplak tangan dan merah.

"Alex minta maaf sama kakaknya." Rangga - Poporonya - menyuruh.

Mau ngga mau, Alex nurut. "Sorry."

"Ayo ka, mandiin Daffin."

Deana melotot waktu satu tangan Bubunya memegang tangannya, sedangkan untuk menggendong bayinya pake satu tangan doang. Dia janji dalam hatinya ngga mau ngasih bayinya itu Bubunya lagi. Dia bener-bener takut kepala anaknya potek gara-gara digendongnya ngga bener.

Deana dan segala ketakutannya.

"Bu, pegangnya yang bener."

"Iya, ya udah ayo, gimana besok-besok kalo Bubu ngga disini?"

Deana dengan rasa takut berlebihannya akhirnya menyetujui Bubunya untuk belajar memandikan bayinya. "Iya deh, ayo."

👶👶👶

Deana lagi makan sore waktu seluruh keluarganya lagi ngobrol di ruang TV yang ada di sebelah ruang makan. Bayinya lagi tidur dan sekarang waktunya dia buat mengisi amunisi. Dia ngga nyangka, bayinya kuat banget nyusu - sampe dia jadi bawaannya laper terus. Kalau di total, ini udah piring kelimanya hari ini.

TRS [4] : Baby in My Tummy! ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang