13 | Asrama Perempuan

37.7K 4.1K 62
                                    

Sebelum baca, jangan lupa follow aku ya chocodelette

Greet me on my instagram: chocodelette😊

Ini part buat nemenin yang mati lampu😆
KOMEN YANG BANYAK DONG😭😭

Enjoy😉

💍💍💍💍💍

Deana menghabiskan waktu di perpustakaan kampusnya sampe jam tujuh malam. Dia lagi nyari bahan skripsi sekaligus nunggu dijemput Caesar karena mereka bakal pulang ke rumah Ayah.

Selama Deana melanjutkan skrispsinya, dia dan suaminya tinggal lagi di rumah Ayahnya karena dia musti bolak-balik kampus dan suaminya pun kerja. Ngga mungkin ninggalin bayi umur lima bulan sendirian di rumah, jadi emang jalan terbaik menurut mereka balik ke sana.

Toh waktu Deana pergi ke kampus itu kan siang, jadi dia nungguin Ka Rayi pulang ngajar dulu baru gantian jaga. Seenggaknya nitipin anak ke orang yang udah dikenal supaya ngga was-was sendiri.

"Neng, sendirian aja?"

Deana kenal itu suara siapa. Suara suaminya lah. Siapa lagi yang berani ngegodain dia kaya gitu kecuali suaminya. Dia kan cukup terkenal di kampus karena galak dan sinis sama orang yang ngga dikenal.

Deana menoleh lalu memberikan senyuman, ia merapikan meja dan mematikkan laptopnya. "Cepet amat, kayanya lima menit yang lalu baru bilang otw."

"Lima menit yang lalu aku udah di parkiran, baru kekirim kali ya."

Deana mengedikan bahu. Mejanya sudah rapih, laptopnya pun udah masuk ke tas, ia berjalan ke rak-rak buku untuk meletakkan buku yang tadi ia baca dan ia jeplak ke skripsinya. Dia mah gitu, ngga mau repot-repot mikir, yang penting sekarang jeplak masukin catatan kaki, urusan memparafrasekannya itu mah nanti minta bantuan suaminya aja.

Iya, Deana emang semales dan sekurang ajar itu sama Caesar.

"De, kita ngeliat delegasi dulu ngga apa-apa ya?"

Deana melotot. Baru tadi siang dia diceritain betapa kuat pesona suaminya untuk junior-juniornya. Kalo nanti Caesar nongol di latihan sidang, ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, delegasi itu berantem lagi. Kemungkinan kedua, dia akan menerima tatapan sinis dari junior-juniornya yang cemburu. Dan dua kemungkinan itu, ngga ada yang bagus.

"Langsung pulang aja gimana? Ngga kangen sama Daffin?" Kalo kata orang-orang, pas udah jadi orang tua pasti hal yang bikin luluh tuh anak kan.

"Nanggung udah disini, liat latihan sidang sekali aja kok abis itu kita pulang."

Ternyata bawa-bawa nama Daffin ngga mempan. Deana menghembuskan nafas pelan. Ia memeluk tas laptopnya lalu berjalan mendahului Caesar. "Tadi nanya, terus aku jawab, eh malah tetep ngotot sama keinginannya, ngapain nanya."

Caesar menyusul langkah Deana. Keduanya tetap berjalan ke arah ruang sekre tempat latihan sidang.

Di sekre itu lagi sepi. Ada beberapa senior yang lagi ngerokok, ada juga yang lagi makan.

"Sar, lo dateng? Tumben..."

Caesar mengangguk. "Jemput Deana, terus sekalian mampir bentar."

"Bentar doang? Lamaan lah, lo ditunggu-tunggu banget tau sama anak-anak disini."

Caesar tersenyum tipis. "Anak gue ngga bisa tidur kalo ngga ada Deana, ini lagi pada istirahat ya?"

"Iya, sepuluh menit lagi paling udah pada balik bocah-bocah."

TRS [4] : Baby in My Tummy! ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang