69 | Abang Apin

18.8K 2.9K 408
                                    

Yang nanya nama sama ig Daffin asli, dikasih taunya nanti setelah cerita ini tamat ya☺️

💍💍💍💍💍

Kandungan Deana menginjak minggu ke-7. Malam Natal tahun ini, keluarga dari suaminya berkumpul di rumahnya, alias Rayi, Althea dan Asraf. Di keluarga Batak itu, anak laki-laki sangat dihormati. Jadi meskipun Caesar itu adeknya Rayi, tapi hal yang wajar banget kalo Rayi yang nyamperin adek laki-lakinya.

Sebenernya Caesar ngga terlalu suka adat, karena menuru dia adat - terutama Batak karena dia pahamnya tentang Batak - agak mendiskriminasi gender perempuan ya. Kaya seakan-akan laki-laki dihormati banget, sedangkan perempuan ngga terlalu dianggap.

Tadinya Caesar yang mau main ke rumah kakaknya tapi kakaknya nolak, dengan alesan kurang pantes kalo anak laki-laki yang main ke rumah sodara perempuan. Ya udah dia nurut aja sama kakaknya, toh hari-hari biasa juga kayanya dia bisa kok main ke rumah kakaknya.

Seperti biasa, Althea nempel sama Mamanya. Deana dan Caesar juga ngobrol sama Ka Rayi di ruang TV. Cuman Daffin dan Asraf yang menghilang. Ngga menghilang sih, mereka main di kamar. Tadi Caesar suruh Asraf bilangin ke Daffin enaknya jadi abang itu apa, biar anaknya mau dipanggil abang. Dan itu lah yang lagi dilakuin sama Asraf sekarang.

"Emang kenapa ngga mau dipanggil abang?"

Daffin menggeleng. "Maunya dipanggil dede."

"Iya ... kenapa?"

"Biar tetap jadi anak icik, abang," jawab Daffin.

Alis Asraf terangkat. "Tadi katanya mau suruh-suruh ade?"

Daffin mengangguk semangat. Tidak lupa memberikan senyum lebarnya sekalian. "Iya, kata Abam kalo punya ade bisa disuruh-suruh."

Asraf menggeleng sebentar. Ia mengambil kertas di yang disediain di kamar ade sepupunya ini buat dicoret-coret. Mengambil krayon warna merah juga sekalian. Ia menggambar tiga garis dengan susunan ke bawah. Lalu ia menuliskan kata 'abang' di garis pertama, 'ade' di samping garis kedua, dan 'dede' di garis ketiga.

"Daffin udah bisa baca?" tanya Asraf.

Daffin mengangguk perlahan.

Asraf menunjukkan kertas yang sudah ia gambar tadi. "Liat, ini abang paling besar. Ade kedua paling besar. Dede yang paling kecil."

Daffin mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daffin mengangguk. Emang itu tujuannya, mau dianggep yang paling kecil.

"Abang bisa suruh ade sama dede. Ade bisa suruh dede. Dede ngga bisa suruh siapa-siapa."

Kening Daffin mulai berkerut. Yang ditangkep sama otaknya, kalo dia jadi dede berarti dia ngga bisa suruh-suruh adenya. Nanti malah adenya yang suruh-suruh dia.

"Jadi Apin musti jadi abang supaya bisa suruh-suruh ade?"

"Iya." Anggukan tegas diberikan Asraf.

TRS [4] : Baby in My Tummy! ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang