30 | Tukar Tambah

42.4K 4.3K 234
                                    

Part ini kudedikasiin buat Lia_desfita sebagai wujud terima kasihku karena udah komen di cerita ini😘

Buat yang lain yang belom didedikasiin, komen yang banyak supaya namanya ngga tenggelem dari ingatanku😉

💍💍💍💍💍

"Abang, emang masakan aku sekarang udah ngga enak ya?" tanya Deana sambil menyuapkan kuah soto ayam untuk suaminya coba.

Sekarang hari sabtu jam setengah dua belas siang, makanya Caesar ada di rumah. Kalau kalian tanya dimana si anak bau acem alias Daffin, anak itu seperti biasa lagi nonton YouTube Kids yang dipasang di TV sambil goyang-goyangin pantatnya yang dilapisin pampers ke kanan dan ke kiri. Kadang juga dia muter-muterin badannya, entah dapet ide darimana.

Deana lagi bingung, udah dua minggu belakangan anaknya susah makan. Dia pikir masakannya rasanya udah ngga enak lagi, tapi melihat jempol tangan yang diangkat suaminya memberi tanda kalo masakannya masih aman-aman aja malah bikin dia makin bingung.

"Apa aku tambahin mecin aja ya bang biar maknyos?" tanya Deana.

Caesar menggeleng cepat. "Jangan, nanti kepinteran Daffin luntur."

"Mending mana, otak pinter anaknya luntur apa anaknya meninggal karena kelaperan?" tanya Deana mendramatisir.

Caesar menaikkan alisnya. Sedetik kemudian ia tertawa terbahak sambil memegangi perutnya. "Daffin cuman susah makan, bukannya ngga mau makan sama sekali Deana, istriku yang gembil."

"Iya abang, sekarang susah makan nanti-nanti ngga mau makan," ucap Deana. Lalu mematikan kompor dan mengecek nasi di rice cookernya udah mateng apa belom.

Setelah semuanya matang, ia memindahkan sebagian nasi ke mangkok kaca berukuran sedang, lalu memindahkan sup ayam juga ke mangkuk, ngga lupa juga telur rebus, toge rebus, dan perkedel ke wadah supaya bisa dibawa ke meja makan.

Makanan selesai dihidangkan di meja, Deana memanggil Daffin yang masih joget-joget. Daffin datang kea rah Deana.

"Udah jam makan siang de, ayo makan dulu," ucap Deana, meminta Daffin untuk duduk di pangkuannya buat disuapin.

Daffin menggeleng cepat. "No, no Buyah, Apin don't want to eat, put Apin dah ondut nanti Apin nda punya pacal," ucap Daffin dengan bibir yang mengerucut.

"Hiiih, Buya pacaran sama Ayah juga pas udah besar," jawab Deana sewot. "Ayo ih makan, dede kan masih masa pertumbuhan, musti makan banyak supaya cepet besar supaya bisa punya pacar."

Caesar di seberang Deana dan Daffin menuangkan nasi dan lauk pauknya dan diletakkan di depan Deana - untuk makan berdua dia dan anaknya, lalu ia mengambil nasi dan lauk pauknya untuk dirinya sendiri. Jadi kebiasaan daridulu semenjak Daffin bisa makan nasi itu mereka makan satu piring berdua karena toh anaknya juga masih disuapin, daripada ngotor-ngotorin piring kan - keecuali kalo makannya di rumah orang lain kaya waktu ke rumah bosnya Caesar. Makan di restoran pun mereka mesen satu porsi makanan dan dimakan berdua.

Deana menyendokkan nasi diujung sendok dan ayam berserta kuah sotonya. Sendok itu udah melayang ke arah mulut Daffin yang masih tertutup dan sedikit manyun.

"Ayo buka mulutnya," pinta Deana.

"No, no, Buyah." Daffin menggelengkan kepalanya.

Deana bingung gimana musti bujuk Daffin. Selama dua minggu, udah berbagai cara dia lakuin buat maksa anaknya buat makan. Sebenernya pas nasi udah masuk ke mulutnya mah udah biasa, tapi sebelom makan itu loh susah banget bujuknya. Pernah waktu itu makan anaknya makan siang baru jam 3 sore karena kebanyakan alesan buat nolak.

TRS [4] : Baby in My Tummy! ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang