Ini aku cepetin ya pas Daffin udah rada bisa ngomong.
✅Greet me on my instagram: chocodelette😊
✅Sebelum baca, jangan lupa follow ya!
✅ Budayakan vote sebelum baca, dan comments juga pas lagi baca ya, it makes me happy😘
Part ini kudedikasiin buat DewsImnida
sebagai wujud terima kasihku karena selalu komen cerita ini😘Buat yang lain yang mau didedikasiin part-part berikutnya, komen yang banyak ya kalo bisa mah tiap baris biar nama kalian terngiang-ngiang di kepalaku❤❤❤
💍💍💍💍💍
"Buyah bedalah," teriak Daffin tiba-tiba sambil menangis.
Deana yang tidur membelakangi Daffin mau ngga mau kebangun waktu denger suara anaknya yang menangis. Dia langsung membalik badannya dan menepuk-nepuk anaknya pelan.
"Ngga, Buya ngga berdarah, dede bobo lagi," ucap Deana masih dengan mata yang terbuka setengah. Nyawanya baru kekumpul setengah.
"Bedalah, Buyahhh," ucap Daffin lagi, kali ini nadanya agak ngotot karena merasa dia benar.
Dengan berat hati, Deana mengumpulkan nyawanya yang setengah lagi. Tidur siangnya lagi dititik ternyenyak dan mimpinya hampir klimaks, tapi itu semua harus berhenti karena suara anak kecil yang super ngotot. Dia menarik nafasnya sebentar. Dia tau anaknya mau main, jadi ngebanguninnya pake alesan berdarah, padahal darah apa coba.
"Hayu main yu," Deana meminta tangannya untuk dipegang Daffin, namun anak itu malah menggeleng.
"No, no, Buyah bedalah, Apin don't like dalah, Apin don't wanna play with Buyah" ucap Daffin sambil menggeleng-gelengkan tangannya, lalu ia berlari ke luar kamarnya.
Deana cuma bisa menghela napas ngeliat tingkah anaknya yang sok gede tapi nyebelin banget. Udah gangguin tidur siangnya, pas diajak main malah kabur. Rese emang Daffin, lebih rese lagi karena sifat itu pasti nurun dari dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRS [4] : Baby in My Tummy! ✅️
HumorDisarankan untuk baca Jungkir Balik Dunia Deana dulu :) "Anak kecil emangnya udah siap punya bayi?" - Caesar - "Tinggal nyusuin, ngelonin sampe bobo apa susahnya?" - Deana -