32.

7.3K 804 28
                                    

^^Happy Reading!!!^^
Jan lupa tingalin jejakkkkkk
.

.

.
❄❄❄

"Ayo lebih hot siapa?" tanya Nathan di sela aktifitasnya.

"Hahaha iya lo hahaha kok. Udah hahaha woi, geli gu--"


Ceklek!


Deg!

Mereka terkejut saat pintu dibuka sedikit tidak santai. Sang pelaku adalah Vita.

Tanpa mengatakan apapun, gadis itu melangkah pergi meninggalkan Nathan dan Grace yang masih diam dengan saling pandang.

"Dia marah?" tanya Nathan pada Grace setelah mereka sama-sama duduk.

"Ogeb! Udah sana kejar." Grace berjalan ke arah lemari, sedangkan Nathan ke arah pintu. Baru saja Nathan akan melangkah keluar, seruan Grace menghentikannya.

"Kebiasaan lagi dan lagi," seru Grace membuat Nathan bingung. Tak lama setelah itu, Grace melemparkan baju polos hitam tepat pada wajah Nathan. Pemuda itu hanya cengengesan dan memakainya kemudian keluar kamar.

Baru saja Grace akan mengambil laptop Nathan, kepala Raka muncul di ambang pintu. "Lo abis ngapain sama Nathan?"

"Menurut lo?" Bukan jawaban, melainkan pertanyaan balik yang Raka dapatkan.

"Lo berdua nggak ngelakuin yang iya-iya kan?" tanyanya was-was.

Grace melirik Raka sekilas. "Telat. Udah iya-iya malahan, barusan lagi." Raka melotot, seperti tak terima dengan jawaban jawaban yang Grace lontarkan.

"Serius?"

Gadis itu tak menjawab, ia malah melewati Raka dengan santai. Namun sebelum itu terjadi, Raka menarik pergelangan tangan Grace. Menatapnya dengan datar.

"Jawab dulu." Grace menaikkan alisnya sebelah mendengar pertanyaan itu.

"Kalo gue gak mau?"

Raka tetap tak melepas cekalannya. "Gue marah."

"Apa hak lo?" Grace terlalu santai mengucapkannya. Tanpa memikirkan dampak ucapannya bagi Raka.

Cekalan itu perlahan terlepas. Raka mundur beberapa langkah sampai akhirnya berbalik meninggalkan Grace.

Tiba-tiba saja rasa bersalah hinggap di hati gadis itu. Apa ia salah bicara?

Tanpa mau berlama-lama dengan perasaan bersalahnya, Grace segera pergi menuju kamarnya.

Tepat saat ia melewati pintu keluar Markas, matanya melihat perdebatan kecil di depannya. Dengan santai Grace mengambil permen karet dari saku celana dan memakannya.

Menikmati drama yang sedang terjadi sambil bersandar pada dinding. Tangan kanannya ia masukkan dalam saku celana dan  tangan kirinya ia gunakan untuk mengapit laptop.

"Dengerin gue dulu Ta," seru Nathan yang sedari tadi berusaha menjelaskan yang sebenarnya pada Vita.

Vita terkekeh sinis. "Nggak perlu. Udah jelas banget tadi."

Pemuda itu seolah tak peduli dengan jawaban Vita. "Gue sama Achel sahabatan, udah kayak Kakak Adek malah."

"Sahabatan sampe kayak gitu?" tanya gadis itu datar. Ia tak sepercaya itu pada Nathan.

TheRealSadGirl! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang