^^Happy Reading!!!^^
Jan lupa tinggalin jejakkkk
..
.
❄❄❄Pemuda dengan wajah sembab itu menggeleng. Tidak mau memikirkan wanita yang telah melukai Bundanya dan membunuh gadis yang ia cinta.
Mengingat tentang Vita, ia jadi merindukannya. Nathan melamun. Kenangan bersama Vita terputar jelas di ingatannya membuat dadanya sesak.
"Ssshh," ringisan Letta membuyarkan lamunannya.
Nathan beserta Rey dan Jingga mendekati Letta yang meringis akibat luka di perutnya.
Letta yang melihat Nathan langsung melayangkan sebuah pertanyaan. "El dimana?"
Nathan mengernyit. Merasa tak suka dengan pertanyaan yang dilontarkan Bundanya. "Bunda ngapain nanyain dia?"
"Dimana El, Nathan?!" Sekali lagi pertanyaan penuh penekanan terlontar dari mulutnya.
"Bunda nggak usah mikirin dia lagi ya? Dia udah Nathan kurung--"
Plak!
Tanpa diduga, Letta menampar keras Nathan. "K-kenapa Bunda nampar Nathan?"
"BAWA EL KE SINI! DIA NYELAMTIN BUNDA, DIA NYELAMETIN KAMU JUGA! KAMU SUDAH SALAH PAHAM NATHAN!"
Deg!
Semua orang di ruangan itu membeku.
"M-maksud Bunda?"
"El berusaha nyelametin Bunda karena saat itu salah satu musuh kamu mau nyelakain Bunda. Tapi El salah sasaran karena kepalanya yang terluka.
Dia memang sengaja nembak gadis yang tak jauh dibelakang kamu karena gadis itu mau nembak kamu Nathan! Nggak ada yang menyadari karena semua berfokus ke Bunda!"
Nathan membeku. Perasaan bersalah menjalar ke seluruh tubuhnya. Matanya memanas. Ia ... salah paham?
Di tengah suasana tegang yang tercipta, dua orang polisi tiba-tiba masuk.
"Maaf menganggu waktunya. Kami hanya ingin menyampaikan, bahwa saudari Vita meninggal bukan karena luka tembakan, melainkan luka tusukan pada jantungnya. Kata Dokter yang menangani, itu tidak terlalu dalam. Namun, karena tidak segera ditangani dia kehilangan banyak darah hingga akhirnya meregang nyawa."
Deg!
Kaki Nathan melemas sekarang. Dirinya tambah membeku. Tubuhnya bergetar.
"BAWA EL KE SINI SEKARANG NATHAN!"
Teriakan Letta langsung menyadarkannya. Ia berlari dengan kencang menuju mobil. Membuka pintu kemudian menyalakannya.
Namun na'as. Ban mobil pemuda itu kempes, tak berisi angin sama sekali membuatnya mengumpat.
Ia juga lupa dimana menaruh kunci kamar yang mengurung Grace.
Ia merogoh saku, mengambil ponselnya.
"Cepet bawa Achel ke sini! Dobrak aja pintunya cepet!"
"O-oke Bos." Suara Miko yang terdengar.
Nathan memilih keluar dari mobil, menunggu di luar Rumah Sakit. Panik, cemas, khawatir dan rasa bersalah ia rasakan sekarang.
Sedangkan keadaan di Markas ....
Brak!
Raka sedari tadi berusaha mendobrak pintu kamar Grace, tapi masih belum berhasil hingga Miko dan yang lain datang membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TheRealSadGirl! (SELESAI)
Teen FictionSaya akui, part" awal memang sgt membosankan. Maka dari itu, mari baca sampai akhir.. Atau coba saja baca sampai part 7, kalau ttp gasuka bisa d skip. BLURB : Hanya kisah tentang seorang gadis yang dulunya ceria, bawel, care, dan murah senyum menjad...