Grace mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Ia sangat kacau sekarang.
Jam menunjukkan pukul 23.27 malam.
"Bangsat! Kenapa harus gue yang ngalamin ini semua? Kenapa?!"
Sedari tadi ia tak berhenti mengumpat dan berteriak.
Di tengah kemarahnnya, ia tak sadar bahwa mobilnya keluar dari jalur yang seharusnya. Sampa ada truk pengangkut barang melaju berlawanan arah dengannya ...
"Sial!" umpatnya.
Dia membanting stir ke arah kiri hingga menabrak pembatas jalan.
Ciiittt
Brakk
Dug!
Kepala gadis itu terbentur stir mobil cukup keras hingga membuat pelipisnya mengeluarkan darah.
"Argh! Kenapa sih gue hari ini?!" teriaknya memukul-mukul stir mobil.
"Untung Apartemen udah lumayan deket," gumamnya.
Ia kemudian turun dari mobil, menutupi kepalanya dengan hoodie lalu berjalan sempoyongan menuju Apartemen yang ia sewa.
Sekitar 15 menit Grace berjalan, sampailah ia di depan gedung tinggi bertingkat. Ia segera menuju kamar Apartemennya.
Ceklek.
Setelah membuka pintu, ia menutupnya kemudian bersandar pada pintu. Tubuhnya meluruh dibarengi dengan air matanya.
"Mereka jahat ...." lirihnya sendu.
Grace menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan.
"Kenapa harus gue sih. Kenapa?!"
Hatinya berdesir perih. Jantungnya berdetak cepat. Jiwanya seakan ikut berteriak atas kesedihannya.
"ARGHHHH!"
Grace bangkit kemudian mengacak-acak seluruh kamarnya. Menjambak rambutnya.
"Mama, kenapa Mama diem aja tadi?"
"Papa, kenapa Papa nampar El?!."
"Nathan lo jahat. LO JAHAT!"
"KENAPA HA KENAPA?!" teriaknya meluapkan seluruh kesedihannya.
Grace tak peduli dengan darah di pelipis dan sudut bibirnya. Sungguh ia sangat frustasi sekarang.
"Gue udah nggak kuat ...." lirihnya.
"Tuhan, tolong bawa aku pulang. Duniamu sangat kejam."
"Mungkin bagi orang-orang aku berlebihan dalam menghadapi masalah. Tapi ini benar-benar menyakitkan Tuhan."
"Kenapa harus aku? Dari sekian banyaknya manusia di dunia."
"Gue cape ...."
Karena terlalu banyak menangis, ia tertidur di lantai tanpa menghiraukan pelipis dan sudut bibirnya yang masih berdarah.
❄❄❄
Di kediaman keluarga Grace, kini tinggal Nathan dan Jingga. Rey keluar ntah kemana setelah Grace pergi dari rumah.
"Nathan, El kemana? Ini sudah malam," khawatir Jingga.
Nathan berusaha tersenyum menenangkan. "Grace pasti balik ke rumahnya kok Tan, tenang aja."
"Kamu yakin?"
Nathan berusaha terkekeh, "Iya Tante, emang dia mau kemana malem-malem gini."
"Kalo gitu, Nathan juga pulang ya Tan?" pamitnya pada Jingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
TheRealSadGirl! (SELESAI)
Teen FictionSaya akui, part" awal memang sgt membosankan. Maka dari itu, mari baca sampai akhir.. Atau coba saja baca sampai part 7, kalau ttp gasuka bisa d skip. BLURB : Hanya kisah tentang seorang gadis yang dulunya ceria, bawel, care, dan murah senyum menjad...