"Mami!" Raka tiba-tiba pulang dan langsung memeluk Anggun.
"Hey, kamu kenapa?"
"G-grace ... ninggalin Raka. Dia ... udah nggak ada."
Anggun melebarkan matanya terkejut. Menatap putranya dengan tatapan tak percaya. "Kamu lagi bercanda?"
Pemuda itu menggeleng, masih dengan mata berkaca-kaca.
"Sabar sayang. Semua pasti kembali kepada yang menciptakan. Doakan dan ikhlaskan," ucapnya menenangkan sang putra.
Anggun tak ingin bertanya bagaimana dan seperti apa tentang kematian Grace. Karena itu akan semakin membuat putranya terluka.
❄❄❄
Suasana duka sangat terasa saat ini di sebuah pemakaman umum. Terlihat seorang pemuda yang amat terpukul atas kepergian si gadis.
Ya. Dia Nathan. Masih setia berjongkok di samping makam Grace dan mengusap nisannya dengan tatapan kosong. Gina yang berada di gendongannya hanya bisa menyender dengan air mata yang belum berhenti turun.
"Nathan, ayo pulang." Letta sedikit membungkuk di kursi rodanya, mengusap pelan bahu anaknya.
Nathan menoleh, dapat melihat tatapan kecewa dari mata Letta. "Nathan mau di sini dulu Bun," jawabnya dengan suara serak.
Baru saja ingin membalas, Sam menghampirinya. Mengisyaratkan agar pulang duluan. Karena istrinya itu belum sembuh total.
Rey masih diam di sana. Memandang makam putrinya dengan hati yang sangat terluka. Dia baru menyadari kesalahannya sekarang.
Ia sangat menyesal karena telah mengatakan berbagai hal buruk pada putrinya. Karena seburuk apapun Grace, Rey tetap menyayanginya.
Sedangkan Jingga dirawat di rumah sakit karena kesehatannya drop akibat mengetahui Grace telah tiada.
"Ayo Gina, kita ke Mama." Rey mendekat, merentangkan tangannya untuk Gina.
Gadis kecil itu malah menggeleng seraya mengeratkan pelukan pada Nathan. "Gina maunya sama Kak Nath aja."
"Tapi ...." Rey menghembuskan nafas pasrah. Memandang Nathan sejenak kemudian berlalu dari sana.
"Kakak kangen kakak kamu deh," ucap Nathan diiringi kekehan pelan. Membuat matanya berkaca-kaca.
Gina mengusap air matanya kasar. Semakin mengeratkan pelukan. "Sama. Gina juga kangen Kak El."
"Maafin Kak Nath ya. Gara-gara kakak--"
"Gina sebenarnya mau benci sama Kak Nath." Gadis kecil itu memotong kalimat Nathan, membuat pemuda itu tertegun sesaat. "Tapi Kak El nggak ngebolehin. Kak El sayaaaang banget sama Kak Nath. Jadi Gina nggak mau benci Kak Nath."
Sebulir air mata kembali jatuh. Nathan mendongak menatap langit kemudian memejamkan mata.
Berbagai ingatan tentang dirinya dan Grace terputar di otaknya hingga membuat nyeri luar biasa di hati Nathan.
"Apa Kak Nath nyusul kakakmu aja ya?" gumamnya tapi masih bisa didengar Gina.
Gina merenggangkan pelukan, menatap Nathan sendu. "Apa Kak Nath juga mau ninggalin Gina?"
Mendengar itu, Nathan menatap lekat Gina kemudian menggelengkan kepalanya.
"Gina ...." Gina menoleh saat ada yang memanggilnya. Dirinya turun dari gendongan Nathan dan menuju orang itu.
"Kiki ...."
Riki memeluk erat Gina. Mengusap punggungnya, memberi kekuatan. "Sabar ya? Aku tau kakak kamu udah bahagia di Surga."
KAMU SEDANG MEMBACA
TheRealSadGirl! (SELESAI)
Teen FictionSaya akui, part" awal memang sgt membosankan. Maka dari itu, mari baca sampai akhir.. Atau coba saja baca sampai part 7, kalau ttp gasuka bisa d skip. BLURB : Hanya kisah tentang seorang gadis yang dulunya ceria, bawel, care, dan murah senyum menjad...