7.

16K 1.5K 123
                                    

Orang itu mengerutkan dahinya. "Tapi gue penasaran sama lo Grace." Ia menatap Grace. "Kenapa bisa ada di sana?"

"Piket. Nggak sengaja liat Rara bawa orang asing, terus gue ikutin deh," jawab Grace.

"Terus kenapa lo nggak nolongin gue?"

"Seru soalnya," jawabnya enteng.

Orang itu sampai mendelik tak terima akan jawaban Grace. Jawaban macam apa itu. Sungguh kejam pikir orang itu.

"Dia mau ngehancurin Rara. Makanya nggak nolongin lo. Dia juga mau liat seberapa kuat cowok kayak lo ngadepin kroyokan mereka." Nathan menambahkan.

"Ya kira-kira dong. Setidaknya kan lerai kek biar luka gue nggak parah," gerutunya.

"Mana mereka gak  dikasih kesempatan buat gue ngelawan lagi," lanjutnya.

Grace menatap datar orang itu. "Kok jadi bacot?"

"Yaa, gue kan cum--"

"Udah mending gue tolongin."

Orang itu mendengus kesal. "Iya-iya maap."

"Lagian lo bego banget sih," heran Nathan.

"Mereka langsung nyerang. Gue kan bel--"

"Bukan itu."

Orang itu mengerutkan dahinya. "Terus?"

"Mau-mau aja disuruh ke gudang."

"Ya kan dianya bilang mau ngomong."

"Mikir bego. Orang ngajak ngomong tuh di kelas, kafe, atau restoran lah. Lah ini?  Di gudang. Kurang bego apalagi coba?" sarkas Nathan.

"Emang beneran bego Nath," tambah Grace.

Ucapan dua orang di depannya membuat ia kesal setengah mati.

Andai mereka bukan Nathan dan Grace, sudah dipastikan orang itu akan memberi pelajaran pada mereka.

Kemudian orang itu menatap Nathan dan Grace bergantian. "Emang kalian punya dendam apasih sama Rara? Kenapa sampe segitunya?"

"Lo gak perlu tau," sentak Grace. Nathan mengangguk.

"Intinya lo tinggal tunggu dan ikutin perintah dari kita buat balas dendam ke dia. Dan kalo lo gak mau, nyawa lo taruhannya." Orang itu bergidik mendengar jawaban Nathan.

"Terus gimana sama keluarga gue? Gue gak pulang berhari-hari pasti mereka nyari."

"Punya keluarga juga lo," canda Grace.

"Punya lah. Gue juga manusia kali."

"Lo tenang aja, gue udah atur itu. Gue bilang sama keluarga lo, kalo lo dapet bea siswa belajar silat di salah satu gedung gue sama Grace," jelas Nathan.

"Dan semua fasilitas kami yang nanggung," lanjut Grace.

Orang itu berbinar. "Widihhh, asik tuh keknya."

"Kita udah baik sama lo. Kalo sampe lo macem-macem ataupun berkhianat, gue tebas pala lo," ancam Nathan.

"Lo tenang aja, gue masih inget buat balas budi," jawabnya mantap.

"Gue pegang omongan lo."

"Lo siapin diri aja buat buat balas dendam. Siapin fisik dan mental lo," lanjut Nathan kemudian menarik tangan Grace pergi dari sana.

Orang itu menelan salivanya susah payah. Ntah kenapa ucapan Nathan terdengar begitu mengerikan. Semoga saja balas dendam itu tidak menyangkut pautkan nyawanya.

TheRealSadGirl! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang