47.

7.1K 769 69
                                    

^^Happy Reading!!!^^

Jan lupa tinggalin jejakkkkk
.

.

.
❄❄❄

Nathan menyimak dengan serius cerita Gina. Tak lama kemudian, pemuda itu terkekeh. Dirinya yakin, Grace sempat kesal dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh gadis kecil di hadapannya.

"Ya berarti nanti kamu harus bantu Kakak kamu semisal dia mau meninggal," sahut Nathan setelah Gina selesai bercerita.

Tapi, gadis kecil itu malah menggeleng. "Bukan itu maksud Gina," sanggahnya membuat Nathan mengernyit bingung. "Kalo itumah Gina juga udah ngerti."

"Terus maksud kamu gimana hem?"

Gina menatap lekat Nathan. "Gina mau Kak Nath jaga Kak El. Gina yakin, Kak El sayaangg banget sama Kak Nath. Jangan pernah tingalin Kak El apapun yang terjadi ya? Gina nggak mau Kak El sedih ...."

Nathan tertegun.  Hatinya terenyuh mendengar permintaan tulus Adik sahabatnya itu.

Sembari tersenyum, Nathan mengangguk dengan mantap. "Kakak janji nggak bakal ninggalin Kakak kamu."

Gadis kecil itu tersenyum manis. "Makasih Kak Nath."

"Iya. Kalo gitu, Kak Nath pergi dulu ya. Jangan nakal kamu."

Setelah mendapat anggukan dari Gina, Nathan beranjak pergi. Yang dia pikirkan adalah keadaan Achelnya. Dia yakin, pasti gadis itu merasa kesulitan saat ini.

Dengan tergesa, dirinya mengendarai mobil dan meninggalkan kawasan rumah orangtua sahabatnya.

❄❄❄

Hachimm

Uhuk uhuk

"Hah, badan gue nggak enak banget," gerutu Grace terus menerus.

Dari kemarin, tubuhnya terasa sangat lemas. Wajahnya terasa panas apalagi hidungnya. Pucat juga menghiasi wajah cantiknya.

Kepala Grace pun terasa pusing.

"Corona kali ya?" gumamnya lemah pada diri sendiri. "Heh ya nggak lah. Corona kan udah lewat."

Ditengah gumaman dan gerutuan gadis itu, suara pintu diketuk memasuki indera pendengarannya. Dirinya mengernyit bingung. Seingatnya, semua pintu dan jendela sudah dia kunci dari kemarin. Lalu siapa yang masuk?

Salah satu teman dari Markasnya mungkin?

Suaranya semakin keras, membuat Grace berdecak kesal. Dengan lemas dia berdiri kemudian berjalan ke arah pintu. Tapi anenhnya, ketika dia membuka pintu tak ada siapapun di sana.

Gadis itu hendak kembali masuk, namun matanya tak sengaja melihat sebuah paper bag di depan kakinya.

"Lah apaan ni?" Menengok ke samping kanan dan kiri, tapi tak menemukan siapa-siapa. Ia memilih melangkah memasuki kamarnya, membiarkan pintu sedikit terbuka.

Grace duduk di pinggiran kasur, sedikit membuka  paper bag yang ia temukan tadi.

Keningnya berkerut, batinnya bertanya-tanya. Sebenarnya siapa yang mengimkan makanan kesukaannya itu. "Lemon tea? Nasi goreng?" gumamnya.

TheRealSadGirl! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang