^^Happy Reading!!!^^
Jan lupa tinggalin jejakkkkk
..
.
❄❄❄Seorang gadis tengah duduk termenung di sofa ruang keluarga. Meratapi nasib.
Hari ini adalah hari Minggu. Namun ia malah memilih diam di rumah. Seorang diri.
Hari Sabtu kemarin, teman-temannya mengajak pergi jalan-jalan. Tapi ia tolak dengan alasan malas.
Dia adalah Rara.
"Gini amat nasib gue ya?" gumamnya sendu.
"Disaat keluarga orang lain lagi asik jalan-jalan keluar, gue malah sendirian di sini." Gadis itu menghela nafas. "Papa sibuk, Mama pergi," lanjutnya dengan mata berkaca-kaca. "Miris amat hidup gue."
Rara berujar lagi dengan lirih, "Kenapa harus gue sih? Kenapa gak Grace aja, atau Vita. Atau mungkin si Putri."
"Capek gue hidup gini mulu. Gak ada bahagia-bahagianya."
Setetes air mata jatuh dari kelopak matanya. Sungguh hidupnya sangat memprihatinkan.
Bolehkah ia berkata bahwa ia menyesal telah lahir? Menyesal telah hidup di tengah keluarga seperti ini?
Lalu siapa yang pantas ia salahkan? Tuhan? Atau takdir?
Takdir Tuhan sangat tak bisa ditebak. Tapi walau begitu, Tuhan selalu punya rencana yang terbaik untuk ummatnya.
Sedangkan di tempat lain....ada seorang laki-laki dan perempuan. Dari guratan wajahnya terlihat mereka sedang membicarakan hal serius.
Rendro dan Jingga.
"Kamu mau kan nikah sama aku?" tanya Rendro sambil menggenggam erat tangan Jingga.
Wanita itu menghela nafas dan melepas pelan tangannya dari genggaman Rendro.
"Gak bisa Ren. Aku bisa selalu ada buat kamu, tapi kalo untuk menikah aku gak bisa," tolaknya untuk kesekian kali.
Rendro memalingkan wajah, berusaha menahan sesak di dadanya.
"Kenapa sih Ngga?! Kenapa?!" tanyanya setengah berteriak. "Apa karena Rey? Kamu masih cinta kan sama dia?"
Mendengar pertanyaan Rendro, Jingga hanya menundukkan kepalanya. Karena merasa bahwa itu memang benar adanya.
Rendro menatap miris ke arah Jingga. "Kenapa kamu masih cinta sama dia? Padahal dia udah nyakitin kamu, udah buat kamu menderita."
"Izinin aku masuk ke hati kamu. Aku bakal buat kamu bahagia, aku bakal ngasih apa yang selama sini gak Rey kasih," lanjutnya lirih. Nyaris tak terdengar.
Jingga mengangkat wajahnya. Melihat sosok di depannya yang menampilkan wajah yang begitu serius.
"Maaf Ren, aku tetep gak bisa. Tapi kita masih bisa temenan kok," jawabnya meyakinkan.
Rendro menghela nafas pasrah. Berusaha menghempas rasa sakit yang menjalar ke tubuhnya.
Pernyataan Jingga bagai sengatan listrik baginya.
"Yaudah. Sekarang kamu ke rumah aku ya? Kita ketemu Rara. Aku yakin dia seneng liat kamu," ucap pria itu dengan memaksakan senyumnya.
Jingga hanya mengangguk pasrah. Sesungguhnya ia juga tak nyaman dengan situasi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TheRealSadGirl! (SELESAI)
Teen FictionSaya akui, part" awal memang sgt membosankan. Maka dari itu, mari baca sampai akhir.. Atau coba saja baca sampai part 7, kalau ttp gasuka bisa d skip. BLURB : Hanya kisah tentang seorang gadis yang dulunya ceria, bawel, care, dan murah senyum menjad...