6.

16K 1.5K 62
                                    

Sesampainya mereka di rumah sakit, mereka langsung menuju ke kamar yang beberapa hari terakhir ini sering mereka kunjungi.

"Jadi ... dia udah sadar?" tanya Grace di tengah perjalanan.

"Iya. Tadi dokter nelpon gue terus ngomong gitu."

Grace menampilkan smirknya, "Hmm. Bagus-bagus, semakin cepet kita buat balas dendam."

"Iya. Gue juga udah gregetan banget sama cewek itu. Pengen gue hiiihh sampe mampus." Nathan ikutan geram.

Grace tertawa melihat wajah geram Nathan. "Sabar Nath, secepatnya kita bakal mulai rencananya."

Mereka pun sampai di depan pintu dan ketika ingin membukanya, panggilan dari belakang membuat mereka secara bersamaan menoleh.

"Grace, Nathan."

Nathan menyapa, "Eh Dokter ...."

Dokter Mesya merupakan Dokter yang selama ini merawat orang dalam ruangan yang akan dibuka Grace tadi. Dokter Mesya juga merupakan dokter khusus Nathan dan Grace ketika mengalami masalah kesehatan.

"Dokter kira kalian ke sini besok."

"Kita udah nggak sabar ketemu dia Dok." Grace menyahut.

"Ya udah kalian masuk aja. Dia udah sadar dari beberapa jam yang lalu. Untung waktu itu kamu cepet bawa dia ke sini, kalau nggak mungkin dia gak tertolong," ujar Mesya kepada Grace.

"Grace masih butuh dia Dok, jadi Grace nggak akan biarin dia mati."

Mesya tertawa, " Kamu ini serem tau Grace."

"Nathan kok tahan lama-lama sama cewek serem kayak Grace?" canda Mesya.

"Iya dong Dok, Nathan kan orangnya setia," sombong Nathan.

Grace ikutan tertawa, "Wah Dok, kalo Nathan berani pergi ninggalin Grace, bakal Grace teror sampe mampus."

"Kalian ini sama saja. Ya sudah, Dokter mau cek pasien lain. Kalau ada apa-apa hubungi Doktet saja oke?"

Nathan dan Grace mengangguk. Kemudian mereka memasuki ruangan dengan aura mencekam yang mereka keluarkan. Ruangan itu berisi seorang laki-laki yang sedang duduk membelakangi mereka.

Nathan mendekatinya. "Gimana keaadaan lo?"

"Lo siapa?" tanya balik orang itu.

Orang itu belum menyadari keberadaan Grace.

"Manusia."

"Lo-"

"Udah sembuh keknya." Grace berucap membuat orang itu refleks menoleh dengan pandangan sangat terkejut.

"Grace?"

Grace hanya menaikknya sebelah alisnya ketika orang itu memanggil namanya.

"Lo ... yang nyelametin gue?" tanyanya ragu.

"Menurut lo?"

Orang itu terdiam sejenak.

"Jangan GR, gue nyelametin lo karena lo berguna buat gue," lanjut Grace.

Orang itu mengernyitkan dahinya. "Maksud lo?"

"Jelasin Nath."

Setelah mengatakan itu, Grace duduk di sofa yang ada di ruangan kemudian memainkan ponselnya.

"Dia nyelametin lo bukan tanpa alasan," ucap Nathan santai.

"Jadi ... apa latar belakang kalian nyelametin gue?"

Nathan tersenyum miring, "Alat balas dendam."

"Kalian manfaatin gue?" tanyanya tak habis fikir.

TheRealSadGirl! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang