^^Happy Reading!!!^^
Jan lupa tinggalin jejakkkk
..
.
❄❄❄Sudah dua hari berlalu, namun Grace tak kunjung pulang membuat Nathan khawatir bukan main. Kali ini dirinya berniat pergi ke Markas, meminta bantuan teman-temannya.
"Miko!" panggilnya ketika baru memasuki pintu gedung itu. "Liat Grace nggak?"
Miko menggeleng membuat Nathan menghela nafas nafas gusar. "Bos Grace hilang lagi?"
"Iy--"
"Hilang?" Rita tiba-tiba datang menghampiri mereka. "Bos Grace lagi di rumah orang tuanya kok."
Nathan mengernyit. Tiba-tiba ingatannya kembali pada waktu dimana Grace bersama Raka. Ya, saat itu Nathan mendengarnya. Ketika Raka menyarankan Grace untuk mencoba memperbaiki keluarganya dari dalam.
Tanpa pamit, Nathan segera melenggang pergi dari sana, menuju rumah yang Grace tinggali sendiri.
Sesampainya di sana, pemuda itu masuk kemudian duduk di sofa dengan wajah datar.
Dia mengambil ponsel dari kantongnya, lalu menelfon gadis itu.
Lama berdering, tidak ada tanda-tanda telfon itu akan diangkat. Nathan terus-menerus menelfonnya, hingga ... panggilan ke 9 kali, terdengar suara dari seberang.
"Hal--"
"Lo dimana?"
"Nathan?" Gadis di seberang sana membeo. Sepertinya dia mengangkat telfon tanpa melihat si penelpon. "Gue ...."
"Ke rumah lo sekarang. Gue mau ngomong." Panggilan terputus setelah Nathan menegaskan kalimatnya barusan.
Entahlah, perasaan pemuda itu sangat terganggu. Bukannya Nathan tak suka jika gadis itu kembali ke rumahnya. Hanya saja, kenapa tak memberitahukan padanya? Bukankah selama ini Grace selalu mengatakan apapun pada dirinya?
Lamunannya terhenti saat mendengar suara mobil dari luar. Nathan tetap duduk pada sofa, menyenderkan tubuhnya dengan wajah datar.
Grace memasuki rumah, sedikit gugup melihat tatapan elang dari Nathan. Jelas dia tau apa kesalahannya.
Gadis itu duduk di samping Nathan. Tak berniat mengeluarkan suara sedikitpun. Hanya menatap Nathan yang sibuk memejamkan mata.
Hampir setengah jam, kedua remaja itu tetap pada posisinya. Hingga, helaan nafas Nathan mengalihkan atensi Grace yang sedari tadi sibuk memainkan ponsel.
"Nggak niat jelasin apapun?" Pemuda itu menatap gadis di sampingnya datar.
Menoleh pada lawan bicara, Grace segera menyimpan kembali ponsel yang sempat ia mainkan.
Gadis itu menatap Nathan tanpa ragu. "Gue udah minta maaf sama Papa Mama ...." jawabnya menjeda. "Gue minta buat ngulang dari awal. Dan yah, mereka mau," lanjutnya enteng. Seolah ini bukan sebuah masalah.
Mendengar jawaban enteng dari mulut sahabatnya itu, membuat Nathan tersenyum kecut. Tangan yang sedari tadi terlipat di depan dada kini terkepal erat.
Bukannya dirinya tidak senang jika sahabatnya itu damai dengan keluarganya. Hanya saja, kenapa tidak bercerita padanya? Jika seperti ini, Nathan merasa tidak penting lagi bagi gadis itu.
"Jadi serius mau jauhin gue cuma karena K3R nggak jelas itu?" tanya Nathan tak habis fikir. "Sadar nggak sih? Tindakan lo ini bahayain hubungan persahabatan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
TheRealSadGirl! (SELESAI)
Teen FictionSaya akui, part" awal memang sgt membosankan. Maka dari itu, mari baca sampai akhir.. Atau coba saja baca sampai part 7, kalau ttp gasuka bisa d skip. BLURB : Hanya kisah tentang seorang gadis yang dulunya ceria, bawel, care, dan murah senyum menjad...