50

8.2K 840 195
                                    

^^Happy Reading!!!^^
Jan lupa tinggalin jejakkkkk
.

.

.
❄❄❄


"Grace udah gila kayaknya Nath," ucap Vita masih terengah-engah. Mengusap-usap lehernya yang tadi sempat Grace cekik.

Sedangkan Nathan yang duduk di sampingnya hanya memejamkan mata. Tak menanggapi sama sekali ucapan Vita.

Dirinya masih merutuki kebodohan karena kelepasan membentak Grace. Padahal, Nathan tau jika gadis itu sedang tidak baik-baik saja.

Kecerobohannya tadi ... malah semakin membuat jarak diantara mereka.

Setelah Dokter masuk, Raka keluar dengan wajah datar. Ingin rasanya ia menghajar Nathan. Tapi, masih ingat tempat.

"Lo apain Grace sampe kayak gitu?!" serunya menatap tajam Vita.

Vita gelagapan. Jika Nathan tau apa yang dia katakan pada sahabatnya itu, pasti ia akan sangat marah. "C-cuma nggak sengaja kok."

Raka memutar bola mata malas. Kadang ia berfikir, mengapa Nathan mau dengan gadis sepertinya?"

Tak berselang lama, Dokter keluar. Memperhatikan mereka secara bergantian, hingga pandangannya berhenti pada Nathan. "Bisa ikut Saya ke ruangan?" Pertanyaannya diangguki Nathan.

Nathan mengikuti langkah sang Dokter. Vita pun ikut-ikutan membuat Raka menatapnya datar.

Cewek nggak jelas batinnya kemudian kembali masuk ke kamar rawat Grace.

❄❄❄

"Gimana keadaan Grace, Dokter?" tanya Nathan ketika berada di ruangan Dokter Arya, Dokter yang menangani Grace.

"Dia--"

"Apa dia gila Dok?" Vita memotong membuat Nathan mendelik. "Diem bisa?!"

Gadis itu menoleh, menatap Nathan yang mendelik padanya. "Gue cuma nanya doang," balasnya enteng.

"Begini ... dia mengalami sedikit trauma akibat kejadian itu," jedanya kemudian menatap Nathan. "Dia butuh dukungan penuh dari orang-orang sekitarnya. Karena itu bisa membuat dia kembali semangat menjalani hidup.

Jangan tinggalkan dia sendiri apapun keadaannya. Grace sedang rapuh saat ini, jangan biarkan dia mengira bahwa di dunia ini tak ada siapapun yang menyayanginya. Atau ... sesuatu buruk akan terjadi."

Nathan mengangguk mengerti. Dokter Arya menatap Nathan lamat. "Apa beberapa bulan kemarin kepala Grace sering terbentur sesuatu yang keras?"

Nathan mengernyit mendengar pertanyaan Dokter Arya. Sedikit berfikir kemudian menjawab, "Iya ... waktu dia masih kelas 11."

Helaan nafas dapat Nathan dengar setelah ia menjawab demikian. Dahinya mengernyit bingung. "Memang kenapa Dok?"

Dokter Arya terdiam sebentar hingga akhirnya menggeleng. "Jaga saja sahabatmu itu."

"Kok Dokter tau kalo dia saha--"

"Sekarang kalian boleh pergi," potongnya cepat. Sebuah rasa penasaran timbul di pikiran Nathan.

Apa Dokter Arya mengetahui sesuatu yang tidak ia ketahui? Apa Dokter itu menyembunyukan sesuatu tentang Grace?

Tak ingin terlalu memikirkan, Nathan segera bangkit kemudian mengucapkan permisi sebelum keluar.

"Nath," panggil Vita ketika mereka sampai di luar.

Pemuda itu menoleh dengan sebelah alis terangkat. "Lo mau kemana?"

TheRealSadGirl! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang