"Apa maksud dari perkataan lo waktu itu?" tanyanya to the point.
Grace menaikkan sebelah alisnya lalu tersenyum miring, "Rara, Rara. Gue rasa lo nggak sebodoh itu."
"Darimana lo tau?!"
"Dari mana-mana," jawab Grace santai.
"Gue nggak lagi main-main Grace! Jawab atau lo bakal nyesel," ancamnya.
"Emang lo siapa berani ngancem gue?"
Rara menampilkan smirknya. "Kalo gue aja bisa bunuh murid sialan itu, kenapa enggak dengan lo?"
Lagi-lagi Grace menaikkan sebelah alisnya sambil terkekeh.
"Sebelum lo bunuh gue, gue yang bakal bunuh lo."
"Sialan lo-"
"Rara Raira Ranti. Nama yang bagus, tapi sayang beda jauh sama kelakuan," selanya santai.
Tatapan Rara menajam saat Grace mengatainya. "Grace, gue bisa aja bunuh lo sekarang juga!"
Grace tersenyum mengejek. "Ya udah sih bunuh aja."
Rara mengeluarkan gunting kecil di saku seragamnya lalu memain-mainkannya di depan Grace. Sedangkan Grace hanya menatap remeh pemandangan di depannya.
Rara berjalan mendekat. "Oke. Lo nantang gue, dan gue suka tantangan."
Seketika Rara mengarahkan gunting itu ke tangan Grace, namun dengan lincah Grace balik mengarahkannya sehingga malah mengenai tangan Rara.
Rara meringis ketika darah mulai keluar dari tangannya. "Awhh. Kurang ajar lo Grace!"
Grace tertawa remeh, "Lah segitu aja udah sakit. Gimana caranya mau bunuh gue?"
"Bacot!" Lagi lagi Rara mengarahkan guntingnya pada Grace.
Kali ini Grace tidak mengarahkannya balik, tapi menendang tangan Rara hingga gunting itu terlempar jauh dari mereka.
Grace melipat tangannya di depan dada. "Belajar lagi gunain senjata untuk bunuh orang."
"Gue cuma mau tau dari mana lo tau gue bunuh orang. Ngasih tau doang susah ha?" bentak Rara sambil memegangi tangannya.
"Susah," jawab Grace singkat.
Seakan teringat sesuatu, Rara menatap Grace penuh selidik. "Sehari setelah kejadian itu, gue gak ngeliat mayatnya dia. Apa lo yang ambil?"
"Kuker banget gue ngambil mayat."
"Terus dimana mayat itu?"
"Lo yang bunuh ngapa nanya gue?" Grace berucap tak habis pikir.
"Lo liat, otomatis lo bantu dia kan. Gue juga nggak yakin dia udah mati."
"Gue cuma ngeliat bukan ngebantu. Dan oh iya, goblok banget lo nggak tau korban yang lo aniaya udah mati ato belum. Nggak takut ketauan lo?" Ucap Grace pajang lebar.
Seakan tertohok oleh kalimat Grace, mendadak Rara merasa ketakutan. Benar yang dikatakan Grace, seharusnya ia memeriksanya lebih dulu sebelum pergi waktu itu.
"Baru nyadar kalo lo goblok ha?" tanya Grace lagi.
Rara tak menggubris pertanyaan dari Grace. Yang ia pikirkan sekarang adalah dimana keberadaan mayat yang telah ia aniaya tempo hari. Ataukah dia belum menjadi mayat?
"Gue tau semua tentang lo ...."
Namun perkataan Grace selanjutnya membuat lamunannya buyar. Ia mengernyitkan dahi ketika mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TheRealSadGirl! (SELESAI)
Teen FictionSaya akui, part" awal memang sgt membosankan. Maka dari itu, mari baca sampai akhir.. Atau coba saja baca sampai part 7, kalau ttp gasuka bisa d skip. BLURB : Hanya kisah tentang seorang gadis yang dulunya ceria, bawel, care, dan murah senyum menjad...