55.

12.5K 900 60
                                    

^^Happy Reading!!!^^
Jan lupa tinggalin jejakkkkk
.

.

.
❄❄❄

Tapi tunggu ... kenapa Grace menyodorkan pistol tepat ke arahnya?

Masih tak ada yang menyadari hal tersebut. Pandangan Letta ke arah samping, seketika dirinya membelalak terkejut. Letta hendak bersuara, tapi ... terdahului oleh suara peluru yang melesat ke arahnya.

Dor!

Mendengar suara peluru tak jauh dari tempatnya, Nathan menoleh. Terkejut ketika melihat Bundanya tergeletak dengan perut yang terus mengeluarkan darah.

Bersamaan dengan itu, Gina, Rey, Jingga, Raka dan Chiko sampai di sana. Mereka melihatnya dan ikut terkejut.

Jingga menutup mata Gina saat peluru itu melesat.

"BUNDA!"

"LETTA!" Sam juga memekik saking terkejutnya.

Nathan berjongkok. Raut panik sangat kentara di wajah penuh keringatnya. Air mata sudah merembes sedari tadi.

Dirinya melihat arah peluru itu. Damn! Ternyata dari ... Grace?

"Achel yang nembak Bunda?!" tanya Nathan di sela kekhawatirannya.

"I-ya, t-tapi--"

"Bangsat!" umpat Nathan geram.

"De-nger B-bunda dulu--"

"Ayah! Bawa Bunda ke Rumah Sakit cepet! Biar Nathan urus yang di sini." Sam menangguk kemudian bersiap menggendong Letta. Tapi pandangan Letta malah ke arah belakang Nathan. Letta seperti hendak mengatakan sesuatu tapi terhalang rasa sakitnya.

Tepat saat Sam berdiri, suara tembakan kembali menggema. Kali ini suaranya dekat dengan Nathan.

Nathan membalikkan tubuhnya. Matanya lagi-lagi membelalak saat melihat Vita yang agak jauh dari tempatnya jatuh tak sadarkan diri dengan darah deras keluar dari jantungnya.

Lagi ... pelakunya adalah Grace.

"Vita! Bangun! Lo nggak boleh pergi!" Nathan berteriak memanggil nama Vita saat gadis itu tak sadarkan diri.

Ia mengecek denyut nadinya, tapi ... nihil, tak ada detakan. Semua melihat itu dengan pandangan berbeda-beda.

Ya, mereka telah mengalahkan Limbad. Limbad telah mati dalam pertempuran.

Nathan diliputi amarah saat ini. "Urus Vita!" teriaknya diangguki yang lain.

Dengan kilatan mata penuh amarah dan mata memerah, Nathan berjalan ke arah Grace. Menarik kasar lengannya agar berdiri, membuat pistol di tangan Grace terlepas.

"Apa maksud lo nembak Bunda?!" Cengkraman di lengannya semakin menguat.

Rintihan kesakitan terdengar jelas dari mulut Grace. "N-Nath--"

"Segitu bencinya lo sama gue sampe ngelukain Bunda hah?! Dan kenapa lo bunuh Vita?! Bunuh orang yang gue cinta?!"

Grace bungkam. Mulutnya kelu untuk berucap. Yang ia rasakan saat itu adalah kepalanya sakit luar biasa.

Gadis itu melihat Raka yang tengah melihatnya dengan tatapan kecewa. Pemuda itu langsung pergi dari sana.

Rey dan Jingga ikut menghampiri.

"Saya tidak percaya selain jalang kamu juga pembunuh. Saya benar-benar malu telah memungut kamu!" Kalimat pedas berhasil keluar dengan mudahnya dari mulut Rey.

TheRealSadGirl! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang