"Yoo whatsupp bro. Santuy dong, masa baru sampe udah mau nyerang aja."
Teriakannya terpotong kala seorang laki-laki berusia 2 tahun lebih tua dari Grace datang. Hal itu membuat senyuman Grace terbit. Dialah orang kedua yang mampu membuatnya tersenyum setelah kejadian masa lalu.
Lawannya sedikit terkejut kala melihat laki-laki itu. "Oh, pahlawannya dateng rupanya," ucapnya dengan wajah pucat.
"Woiyajelazzz dong. Gue kan Nathan Ricard Rivasa, pelindung Gracellia Laurenchi Nehel. Ya gak Chel??" jawabnya bangga sambil menaikturunkann alisnya.
Grace memutar bola matanya malas. "Pahlawan kesiangan kali."
"Iyaa, tau kok kalo gue kesayangan," ucapnya meangguk-anggukan kepala.
"Kesiangan bego bukan kesayangan." Lihatlah, dalam situasi seperti mereka bahkan masih sempat bercanda.
"Yaelah Chel, tinggal ngaku doang kalo gue kesayangan lo. Gue gak keberatan kok."
"Serah. Yang cantik ngalah," balasnya jengah.
"Iya. Lo cantik, banget malah ...." Sontak Grace memusatkan perhatian pada pemuda di sampingnya. Jarang sekali Nathan memujinya ....
"Sebelas duabelas kayak mimiperi," lanjutnya.
"Sialan lo Nath." Grace yang geram lantas memukul kepala Nathan.
"Aduh-aduh. Kualat lo Chel ama gue."
Grace memelototkan matanya. "Heh! Emang lo siapa gue sampe gue harus kualat ha?!"
"Ya gue kan--"
"Kalian mau ngelawak atau berantem sama kita si hah." Sontak mereka berdua saling tatap kemudian tertawa dengan kencang membuat semua menatapnya heran.
"Oke-oke bro. Sorry-sorry. Soalnya Achel lebih menarik daripada kalian," jawab Nathan terkekeh.
"Keadaan kayak gini masih aja lo ngelawak Nath." Grace kesal sendiri melihat Nathan yang dari tadi tidak mau serius.
Nathan menatap Grace dramatis. "Gue gak bercanda Chel, itutuh murni dari hati gue yang paling dalemm."
"Gembelan lo receh!"
"Gombal Chel, gomballll. Gue tendang nih mau?!"
"Tendang aja kalo bera--"
"Heh! Lo berdua ngapa jadi ngeroman dah."
"Ngeroman pala lo botak tuh," jawab mereka bersamaan dengan mata melotot.
"Oke-oke back to topik. Jadii..gimana nih bro? Masih mau nyerang kah? Gue sih bawa pasukan dikit," lanjut Nathan santai seolah tadi tak terjadi apa-apa.
Lawan di depannya bimbang. Pasalnya ia tau jika Nathan ada, sangat mustahil untuk menang. Melawan Grace saja mereka kualahan, apalagi Nathan?
Dan lagi, apa yang dibilang sedikit oleh Nathan, tidak sedikit untuk mere-"Ya, cumaa 200 orangan sih. Tapi berhuhubung kalian cuma 50 orangan, gue impasin dah. Gimana??" lanjutnya. Sudah dibilang bukan kalau Nathan memang seperti itu?
Lawannya seolah tak takut, ia mendongakkan dagunya. "Lo gak usah ikut campur. Ini urusan gue sama Grace, jadi mending lo minggir."
"Hemm ... harusnya lo tau, urusan Grace urusan gue juga." Nathan berujar seolah sedang berpikir.
"Kebanyakan bacot lo Nath, udah sih serang aja." Grace tak suka basa-basi seperti ini.
"Sabar dong Chel, siapa tau mereka mau mundur, jadi kita gak perlu keluarin tenaga buat hajar mereka. Iya gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TheRealSadGirl! (SELESAI)
Teen FictionSaya akui, part" awal memang sgt membosankan. Maka dari itu, mari baca sampai akhir.. Atau coba saja baca sampai part 7, kalau ttp gasuka bisa d skip. BLURB : Hanya kisah tentang seorang gadis yang dulunya ceria, bawel, care, dan murah senyum menjad...