37.

7.3K 799 38
                                    

^^Happy Reading!!!^^
Jan lupa tinggalin jejakkkkk
.

.

.
❄❄❄

Semakin hari, hubungan Nathan dan Vita semakin dekat. Begitupun dengan Raka dan Grace. Namun itu semua tak membuat kerenggangan bagi Nathan maupun Grace. Mereka seolah menikmati posisinya masing-masing.

Sebenarnya, Nathan bukan tidak ingin lebih dekat dengan Vita. Hanya saja, ia takut perhatiannya berkurang pada Grace, sahabatnya.

Apalagi keadaan Grace sedang tidak baik-baik saja. Masalah gadis itu seolah tak pernah habis. Oleh sebab itu, Nathan ingin selalu bersama dan menjadi penyemangatnya. Bukankag memang itu tugas seorang sahabat?

Ok back.

Hari ini hari Senin. Itu artinya sudah seminggu Grace beserta murid lainnya menjalani ujian. Hari ini juga mereka akan menerima raport, menentukan mereka lulus atau tinggal kelas.

Selama seminggu itu pula, Grace maupun Vita sangat giat belajar. Kadang Nathan bersama Vita tentu saja dorongan dari Grace. Kadang juga Raka bersama Grace.

Tetapi sekarang, sepertinya nasib gadis itu sedang buruk. Gadis itu berdecak berkali-kali saat mengetahui ban mobilnya pecah. Sialnya tidak ada ojek maupun taksi yang lewat.

Ia sudah memesan lewat aplikasi berkali-kali tapi belum ada yang menerimanya. Sungguh malang nasibnya.

"Telpon Nathan aja kali ya." Grace bergumam saat melihat jam di pergelangan tangannya. Jam itu menunjukkan pukul 07.00 yang menandakan bel akan berbunyi 10 menit lagi. Namun sialnya lagi, jarak sekolah dan Grace sekarang lumayan jauh. Apalagi jika ditempuh dengan jalan kaki.

Setelah mengeluarkan benda pipih dari tasnya, Grace segera menelfon Nathan.

Beberapa kali ia menelfon Nathan tapi tak kunjung diangkat.

Mode silent nih pasti. Kebiasaan! Batinnya kesal karena tau kebiasaan Nathan.

"Halo Nath, lo di mana?" ucapnya cepat panggilan tersambung.

"Kenapa Chel? Gue lagi sarapan bareng Vita."

Grace diam sejenak. Sepertinya ini waktu yang tidak tepat untuk meminta bantuan Nathan.

"Chel? Lo kenapa? Kok diem?" Nathan mengrutkan keningnya heran saat Grace tak kunjung berbicara.

"Eh? Nggak papa, gue kira di mana hehe. Yaudah gue mau ke sekolah dulu." Saat Nathan hendak menjawab, Grace dengan cepat Grace mematikan sambungan telfon. Membuat Nathan di seberang berdecak kesal.

"Jalan aja deh, itung-itung olahraga pagi." Setelahnya, Grace berjalan dengan cepat menuju sekolah.

Baru beberapa langkah berjalan, ia dihadang lima orang laki-laki berbadan kekar. Mereka mengenakan pakaian serba hitam yang mirip dengan jubah.

Kurang lebih sama seperti orang beberapa waktu lalu di kafe.  Bedanya, mereka sekarang tidak memakai penutup wajah

"Hai cantik," sapa salah seorang diantara mereka. Rambut gondrong yang terlihat dari tudung kepalanya menjadikan ciri khas tersendiri baginya.

TheRealSadGirl! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang