Setelah kejadian kemarin, di ruangan inilah Grace berada. Ruang BK.
"Grace, kenapa kamu lagi-lagi membuat onar?" Bu Sinti, selaku guru BK memijit pelipisnya pelan. Sudah malas dia menghadapi murid satu itu.
Grace hanya diam tanpa berniat menjawab. Toh dijelaskan bagaimanapun ia akan tetap mendapatkan hukuman, begitu pikirnya.
Helaan nafas terdengar dari bu Sinti. "Hah yasudahlah, capek ibuk ngomong sama kamu. Berasa ngomong sama tembok."
"Oke, kamu ibu beri hukuman menyapu taman belakang sekolah, di dekat pohon besar itu. Dan kamu bisa melaksanakannya sepulang sekolah," ucapnya yang hanya dibalas anggukan singkat Grace.
Bu Sinti menatap Grace intens. "Grace, ibu mau tanya. Kenapa setiap ibu kasih surat panggilan orang tua, orang tua kamu selalu tidak datang? Dan kenapa setiap sekolah meminta identitas yang berisi alamat rumah, kamu selalu memberi alamat rumah yang tak berisi orang tuamu?"
Sudah kesekian kali guru itu menanyakan hal sama terhadap Grace. Namun balasannya hanya tatapan yang kian menajam.
"Grace, kalau kamu ada masalah kamu bisa cer--"
"Bukan urusan anda." Setelah mengatakan itu, ia melenggang pergi tanpa permisi membuat Bu Sinti lagi-lagi menghela nafas pasrah.
❄❄❄
Bel pulang telah berbunyi, itu artinya semua murid akan terbebas dari penjara ilmu yang menekan otak mereka selama berjam-jam. Namun tidak bagi Grace, ia masih harus menepati hukumannya.
"Grace, ayolah. Gue bantuin lo ya ya ya??" mohon gadis di depannya.
"Iya Grace, biar cepet selesai terus lo bisa pulang deh," tambah lelaki di samping si gadis.
Alvito Agnan Sanjaya dan Alvita Ratih Lolita adalah nama dari orang yang berucap tadi. Mereka merupakan saudara kembar, namun sayang mereka hidup sebatang kara. Orangtuanya telah meninggal akibat kecelakaan saat kenaikan kelas 11 dan keluarganya tak ada yang mau mengurusi mereka.
Mereka bisa bersekolah di sini karena mendapatkan bea siswa. Beruntung Vito juga sudah berkerja walaupun usianya terbilang masih muda.
Vita merupakan siswi yang di tolong Grace saat MOS. Saudara kembar itu sudah setahun lebih ingin menjadi teman Grace namun ia selalu menolaknya tanpa alasan.
"Gak," jawabnya kemudian berlalu.
"Ta, kita gak boleh nyerah. Yok kita ikutin dia," ucap Vito mengejar Grace.
Bukannya mereka tidak ingin berteman dengan yang lain, hanya saja mereka ingin menjadi teman Grace karena Grace sudah menolong Vita waktu itu. Namun itu semua tak berjalan mulus sebab Grace selalu menolaknya.
-Taman belakang sekolah.
"Grace gue bantuin ya?" tawar Vita. Grace masih bergeming ditempatnya.
"Grace lo duduk aja gue yang nyapu." Saat Vito ingin mengambil sapu dari tangan Grace, justru tatapan tajam yang ia dapatkan membuatnya mengurungkan niat.
"Gak usah GR. Gue nolong kembaran lo karena gabut," ucapnya dingin karena risih dengan dua orang yang selalu mengikutinya.
Vito menghela napas. "Apapun alasan lo, intinya lo udah nolongin kembaran gue. Dan kita mau balas budi."
"Iya Grace, jadi izinin gue sama Vito jadi temen lo ya?" pinta Vita.
"Bacot. Pulang sana," usir Grace.
"Tap--"
"Pulang atau gue hajar."
Mau tidak mau, Vito dan Vita pergi dari sana. Mereka takut terkena amukan Grace, karena kalau Grace sudah berujar ia tak akan main-main.
Grace yang melihat kepergian mereka menatapnya dengan sendu. Tidak, dia menolak mereka bukan tanpa alasan. Dia hanya tidak ingin ....
"Oh jadi preman sekolah lagi di hukum ya."
Suara seseorang berhasil mengembalikan tatapan tajam dan dinginnya. Ia kemudian berbalik memgahadap orang itu.
Orang itu adalah Rara, murid yang sangat suka membuli. Namun tak ada siswa yang berani melaporkannya karena koneksi ayahnya dimana-mana.
"Makanya jadi orang jangan suka buat onar dong mba," ucapnya sinis.
"Ngaca bego!" Hanya dua kata tapi mampu membuat Rara menggeram marah.
"Lo berani sama gue hah?! Jangan mentang-mentang lo preman sekolah ya. Mau lo gue buli?!" teriaknya menggebu-gebu.
Grace menaikkan satu alisnya kemudian berbalik ingin pergi. "Bacot."
"Heh urusan kita belom selesai ya, sini lo--"
Bugh!
Tepat saat Rara ingin menjambak rambut Grace, Grace berbalik dan menendang bagian perutnya membuatnya jatuh terbatuk-batuk.
Grace tersenyum miring melihatnya. "Lemah."
Ia kemudian mengambil air di samping pohon kemudian mencampurnah dengan tanah.
Byurr
"Ups." Grace hanya menutup mulut seoalah terkejut dengan apa yang baru saja dilakukannya.
Belum cukup sampai di situ, Grace mengambil dedaunan yang sempat ia kumpulkan lalu..
Srakk
Ia melemparnya ke arah Rara.
Rara yang merasa tak terima lantas berdiri dan menghampiri Grace, namun malah Rara yang mendapat jambakan mautnya Grace.Grace mendekatkan wajahnya ke telinga Rara. "Berani lo lapor, kasus pembunuhan lo bakal sampai ke telinga polisi."
Ucapannya sukses membuat Rara mematung. Bagaimana orang itu bisa tau. Padahal ia sudah memastikan tidak ada yang tau akan hal ini.
Setelah mengucapkan itu, Grace pergi dari sana. Ia berencana pulang ke rumah orang tuanya. Sudah seminggu ia tak pulang ke sana. Namum bukan untuk bertemu mereka, melainkan untuk bertemu dengan adiknya.
-Sesampainya di sana
Rumah tampak sepi seperti tak berpenghuni. Tanpa pikir panjang ia menuju kamar adiknya.
"Dek--" ucapan Grace terpotong kala melihat -Gina Lauren Megan- adiknya sedang menangis.
"KAKAKK." Gina berlari memeluk Grace.
"Hei kamu kenapa nangis hm?"
"Gina kangen kakak. Kenapa kak El lama gak pulang? Kakak udah gak sayang Gina ya?!" tuduhnya.
Grace yang mendengar itu menahan rasa sakit di hatinya. Ia mengucapkan kata maaf berkali-kali dalam batinnya.
"Kalau kakak gak sayang sama kamu, sekarang pasti kakak gak dateng ngejemput kamu jalan-jalan."
Mendengar kata 'jalan-jalan' anak usia 5 tahunan itu seketika berbinar.
"Jalan-jalan? Kemana?" tanyanya antusias.
"Kemanapun yang kamu mau."
"Serius kak? Kalau gitu Gina mau ganti baju dulu ya. Gina udah mandi kok tadi."
Dengan cepat Grace menggendongnya, "Gak usah, ntar kita beli baju baru aja," ucapnya membuat Gina bersorak riang.
Mereka kemudian turun ke bawah, saat tangan Grace hendak membuka kenop pintu ....
"El.."
Panggilan seseorang berhasil membuat dadanya kembali berdenyut dan matanya memanas.
---
Iyaa tau msi ngebosenin, mknya lanjut aja dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TheRealSadGirl! (SELESAI)
Teen FictionSaya akui, part" awal memang sgt membosankan. Maka dari itu, mari baca sampai akhir.. Atau coba saja baca sampai part 7, kalau ttp gasuka bisa d skip. BLURB : Hanya kisah tentang seorang gadis yang dulunya ceria, bawel, care, dan murah senyum menjad...