𝐈𝐈𝐈 - 𝐈𝐕

4.5K 570 111
                                    

Queen bersama yang lain berkumpul bersama di sofa dekat perapian common room, mereka saling bercerita tentang kunjungan mereka ke Hogsmeade tadi.

"Ku dengar anak Gryffindor bermalam di aula besar."

Queen menghentikan tangannya yang mengusap rambut Draco. "Kenapa?"

"Sirius Black berhasil memasuki kastil, ia membuat Nyonya Gemuk pergi dari lukisan dan mencakar lukisannya."

"Kasian, mereka pasti kedinginan. Hahahaha." Ejek Goyle.

"Hogwarts sepertinya sudah tidak aman semenjak Harry Potter datang ke sini." Ujar Daphne disetujui Blaise.

"Ya, si scarhead Potter itu memang pembawa sial." Cibir Draco.

"Bisakah kalian berhenti membicarakannya? Ubah topik ke yang lain saja." Ujar Queen mulai muak dengan pembahasan mereka.

"Dimana Ares? Biasanya kau akan membawanya." Draco baru menyadari dari awal tahun ketiga, ia belum melihat keberadaan black mamba itu.

"Ares ku tinggalkan di manor, aku sedang malas membawanya."

"Lalu siapa yang memberinya makan? Tak mungkin Dad atau Mom kan?"

"Ck. Ada Poppy, dia ku perintahkan memberi makan Ares."

Queen bangkit dari duduknya, ia sudah mulai mengantuk.

"Kau mau kemana? Aku masih ingin tiduran di pahamu." Tanya Draco menahan tangan Queen.

"Aku sudah mulai mengantuk."

"Kau mengantuk? Baiklah, ayo. Aku ingin tidur denganmu."

"Kau punya kamar sendiri, kenapa selalu tidur di kamarku?"

"Kau tau alasannya, love." Ujar Draco di akhiri senyum smirknya.

"Kalian melakukan sesuatu di kamar!?" Ujar Daphne tak percaya.

"Ya, tentu saja. Melakukan sesuatu yang sangat nikmat."

"Oh, god! Benarkah itu Queen?!" Tanya Pansy dengan heboh.

"No! Jangan percaya, mana mungkin aku dan Draco seperti itu." Bantah Queen lalu pergi ke kamarnya dengan pipi yang bersemu merah karena emosi.

"Queen, tunggu aku!"

"Tidak! Kau tidurlah di kamarmu sendiri!"

Terpaksa malam ini Draco tidur di kamarnya tanpa ada Queen yang menemani, ia menyesal telah menjahili gadis itu. Tapi melihat Queen dengan pipinya yang bersemu merah membuatnya gemas dan ingin memakan pipi itu.

Bagus, hanya mengingatnya saja membuat ia rindu pelukan hangat dari Queen.

Memilih mengabaikannya, Draco kini memfokuskan dirinya untuk terlelap walau harus bersusah payah dulu memaksakan matanya untuk terpejam.

***

Entah kemana perginya Profesor Lupin, Profesor Snape menggantikannya di kelas PTIH kali ini.

Profesor Snape membuka pintu dengan kasar, mengayunkan tongkatnya hingga seluruh jendela tertutup dan kelas menjadi lebih gelap dari sebelumnya di ikuti dengan aura intimidasi darinya membuat semuanya diam tak berkutik.

"Buka halaman tigaratus sembilan puluh empat." Titah Profesor Snape di turuti oleh semuanya.

"Permisi, Sir. Dimana Profesor Lupin?"

"Ku rasa itu bukan urusanmu, Potter. Cukup untuk mengatakan bahwa Profesor kalian berada dalam kondiri tak bisa mengajar pada saat ini. Buka halaman tigaratus sembilan puluh empat."

𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang