Queen dan yang lainnya sedang bersantai di tepi Black Lake, ia duduk di antara Pansy dan Daphne, menyandarkan tubuhnya di pohon seraya membaca buku yang Pansy bawakan.
"Ck. Aku benci ini, kita masih satu kelas dengan Gryffindork di kelas satwa gaib."
"Mungkin itu hiburan untukmu, kau bisa menjahili mereka. Biasanya juga seperti itu." Daphne berujar seraya memainkan surai hitam Queen.
"Benar juga, tapi aku sudah malas dengan mereka."
"Sudahlah, lebih baik kita bersiap untuk kelas ramalan."
Daphne dan Pansy berdiri, mereka membersihkan jubahnya dari debu. Namun Queen masih saja duduk tenang, membaca bukunya dengan serius.
"Queen, apa kau akan membolos?" Tanya Daphne.
"Benarkah?! Jika iya, aku ingin ikut!" Pansy girang bukan main saat mendengar kata membolos.
"Tidak, aku tidak memasukkan kelas ramalan ke dalam kelasku. Aku membencinya."
Pansy menurunkan bahunya, "Hufftt.. Ku kira kau akan membolos."
"Sudahlah Pansy, ayo kita pergi atau kita akan terlambat. Nikmati waktumu Queen, sampai jumpa nanti."
Queen hanya menggangguk saat Daphne berpamitan. Suasana berubah menjadi hening, perempuan Slytherin itu semakin tenggelam membaca buku hingga seseorang membuyarkan fokusnya.
"Em-Hai, Queen."
"Hai, Harry. Ada apa?"
"Aku mencarimu, dan adik kelasmu memberitahuku jika ia melihatmu di sini."
Queen menutup buku yang ia baca, meletakkan buku itu disampingnya.
"Apa ada hal penting yang ingin kau sampaikan padaku?"
"A-aku hanya ingin bertanya, apakah kau ingin pergi ke yule ball bersamaku?"
Belum sempat Queen menjawab, seseorang turun dari atas pohon. Ia berdiri tepat di depan Harry, mentapnya dengan tatapan sombongnya.
"Mencoba mengajak pacarku menjadi pasanganmu, Potter?" Draco maju beberapa langkah mendekati Harry.
"Pacar? K-kalian..."
"Ya, kami sepasang kekasih sejak malam panas kami. Apa kau belum mendengarnya?"
"What?!" Harry menatap Queen dan Draco dengan tatapan tak percaya.
Queen langsung mengubah posisinya menjadi berdiri, dipijatnya pelipisnya dengan pelan saat mendengar Draco kembali mengungkit malam itu.
"Ku rasa berita kami yang sepasang kekasih sudah tersebar, semua murid Hogwarts tau hal itu." Draco memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana, melemparkan senyum mengejek ke arah Harry.
"Ah, sepertinya wajar jika kau tak tau. Kau pasti sedang menyiapkan mental dan sebuah pemakaman untuk kematianmu di turnamen." Lanjut Draco.
Draco mengambil buku milik Queen lalu merangkul bahu si pemiliknya.
"Ku rasa kau sudah tau jawabannya, Potter. Queen tak akan pergi denganmu, ia akan pergi denganku."
Queen dan Draco pergi meninggalkan Harry sendirian di tepi danau. Tapi sebelum itu, Draco kembali membalikkan badannya.
"Ngomong-ngomong, suka dengan ciptaanku Potter?"
"Apa maksudmu?"
"Pin yang mereka pakai, aku yang membuatnya." Queen bertanya-tanya tentang apa yang mereka maksud. Pin? Pin apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔
Fanfiction✎ᝰ┆ about this stories. [END] ⚠️ - 𝔨𝔢𝔢𝔭 𝔥𝔞𝔩𝔞𝔩 𝔰𝔦𝔰𝔱𝔢𝔯, 𝔯𝔢𝔞𝔡𝔢𝔯𝔰 𝔡𝔦𝔟𝔞𝔴𝔞𝔥 𝔲𝔪𝔲𝔯 𝔡𝔦𝔪𝔬𝔥𝔬𝔫 𝔲𝔫𝔱𝔲𝔨 𝔪𝔢𝔫𝔢𝔭𝔦. 𝕼𝖚𝖊𝖊𝖓𝖈𝖎𝖆 𝕬𝖈𝖊𝖑𝖙𝖆 𝕻𝖊𝖛𝖊𝖗𝖊𝖑𝖑, 𝖔𝖗𝖆𝖓𝖌 𝖑𝖆𝖎𝖓 𝖒𝖊𝖓𝖌𝖊𝖈𝖆𝖕𝖓𝖞𝖆 𝖘𝖊𝖇𝖆𝖌...