𝐈𝐕 - 𝐗𝐈

3.4K 313 62
                                    

Kaki Queen melangkah keluar dari potal, menginjak tanah yang basah akibat turunnya hujan. Sejuk dan hening, semuanya terasa damai disini tanpa ada suara apapun. Hanya ada suara beberapa hewan yang menemani.

Ditemani sinar rembulan, Queen terus melangkahkan kakinya hingga melewati sepasang pohon kembar dan tubuhnya menghilang seperti tertelan.

Kini tak ada lagi hutan, hanya ada sebuah kastil yang tidak terlalu besar berdiri dengan kokoh di tepi tebing.

Memasuki kastil, seorang house-elf berdiri tidak jauh dari posisi Queen sekarang ini, menyambut kedatangan sang majikan yang sudah lama sekali tidak berkunjung ke kastil.

"Selamat datang, Queen. Sudah lama sekali Queen tidak datang ke sini."

"Kau benar, Kenzy. Tahun keempatku lumayan sibuk."

Mereka berdua berjalan menuju perapian. Queen duduk di sofa khusus untuknya dengan Kenzy yang setia berdiri di sampingnya.

"Apa Poppy sering pergi ke sini mengunjungimu?" Tanya Queen seraya merilekskan tubuhnya.

"Ya, Queen. Akhir-akhir ini Poppy sering mengunjungi Kenzy karena Mr. Peverell dan Mrs. Peverell jarang berada di Manor."

"Ah, apa Queen butuh sesuatu?" Lanjut Kenzy.

"Tidak, Kenzy. Kau lebih baik pergi ke kamarmu dan istirahat, aku akan memanggilmu jika aku membutuhkan sesuatu nanti."

"Baik, Queen. Kenzy kembali ke kamar dulu."

Kenzy pun menghilang, meninggalkan Queen sendirian didepan perapian. Berbicara tentang Kenzy, ia adalah adik dari Poppy, house-elf milik Zelion. Keluarga house-elf mereka telah mengucapkan sumpah untuk selalu mengabdikan diri pada setiap keturunan Peverell. Maka dari itu, Zelion memberikan Kenzy sebagai hadiah saat ia berhasil masuk Hogwarts dengan Slytherin sebagai asramanya. Queen membawa Kenzy kesini dengan beralasan pada kedua orang tuanya jika Kenzy akan ia bawa ke Hogwarts agar bisa membantunya.

Sebelum kastil ini dibangun, tempat ini hanya sebuah tebing biasa. Queen tak sengaja mendarat ke sini saat belajar berapparate, saat itu ia hanya membayangkan sebuah tempat yang damai dengan deburan ombak menghantam tebing.

Entah apa yang dia pikirkan, Queen memutuskan membuat sebuah kastil disini. Karena mungkin ia akan membutuhkan tempat untuk berlindung nanti, jadi Queen menambahkan pelindung yang sangat kuat untuk melindungi kastil sekaligus membuatnya tak terlihat.

Mengenai sepasang pohon kembar yang tadi Queen lewati di hutan, itu adalah satu-satunya jalan masuk yang akan membawa ke kastil. Queen sengaja membuat ilusi di sana seakan-akan hanya ada hamparan hutan.

Dia juga memasang pelindung mulai dari sepuluh meter sebelum gerbang, seseorang yang tidak memiliki akses masuk ke kastil akan langsung terbakar menjadi abu jika melewati batas pelindung tak kasat mata itu.

Posisi kastil yang berada setelah hutan juga sangat menguntungkan, mengingat hutan sebelum kastil adalah hutan kematian. Semua orang menyebutnya seperti itu karena siapa yang memasuki hutan itu tidak akan bisa kembali lagi.

Mereka akan tersesat di hutan yang sangat luas ini. Tidak ada apa-apa di sini selain pohon-pohon besar yang menjulang tinggi. Manusia yang masuk ke hutan akan mati karena kelaparan atau dimangsa hewan penghuni hutan.

Di lain tempat, lebih tepatnya di menara astronomi, Draco menikmati angin malam yang berhembus ke wajahnya. Berharap kesejukan ini akan membuat kegelisahannya menghilang.

Matanya terarah pada cincin yang melingkar di jarinya, mengusap cicin itu seraya membayangkan si pemberi yang sedang ia usap pipinya.

"Acelta..." lirih Draco.

𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang