𝐕𝐈 - 𝐈𝐈

1.6K 184 20
                                    

Setelah apa yang terjadi di Kementerian Sihir tersebar, kini semua penyihir yang ada di muka bumi ini percaya dengan kabar kebangkitan Dark Lord.

Death Eaters pun menjadi lebih berani dari sebelumnya, mereka berani muncul di tempat umum dan membuat kekacauan disana, semuanya tertulis dalam surat kabar.

Queen kini sedang menyesap teh dari cangkir di tangannya seraya menikmati pemandangan taman belakang Peverell Manor. Gadis Slytherin itu kini tumbuh dengan sangat anggun dan cantik, hampir semua keluarga dari Sacred Twenty-Eight ingin menjadikannya sebagai menantu di keluarga mereka.

Dia memiliki semua yang diinginkan oleh para Ibu. Tapi sayangnya, mereka tak punya kesempatan untuk menjadikan Queen sebagai menantu, karena gadis itu telah memilih melabuhkan hatinya pada anak tunggal keluarga Malfoy.

"Queen, bersiaplah. Kita akan berangkat ke stasiun sekarang, Ayahmu telah menunggu kita, sayang." Ujar Delphini.

"Baik, Mother." Queen pun mengikuti langkah kaki Ibunya yang memasuki Manor, mereka mendekat ke arah Zelion yang telah menunggu di depan perapian.

"Kita akan menggunakan jaringan floo?" Tanya Queen

"Yes, sweetie. Barang-barangmu sudah Father bawakan ke stasiun, ayo kita berangkat."

Mereka bertiga sudah bersiap diposisi masing-masing, mereka pun melemparkan bubuk floo dan seketika menghilang.

Sesampainya di stasiun, Queen mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Begitu melihat orang yang dicari, ia pun berjalan mendekat diikuti kedua orang tuanya di belakang.

"Daddy Lucius, Mommy Cissy."

"Hai, Queen sayang. Sudah lama kita tak bertemu, bagaimana kabarmu sekarang?" Ujar Narcissa yang senang melihat calon menantunya, sementara Lucius membalas sapaan Queen dengan tersenyum tipis.

"Hahaha, ya. Aku banyak belajar mengasah kemampuanku Mom, maaf tidak sempat mengunjungi Malfoy Manor. Dan aku baik-baik saja, bagaimana dengan kalian?"

"Kami baik-baik saja, Queen." Jawab Lucius seraya mengusap puncak kepala Queen.

"Ekhem.." Deham seseorang yang mencoba mengalihkan perhatian semuanya agar menoleh ke arahnya.

Queen terkekeh pelan sebelum akhirnya memeluk orang itu.

"I miss you, Drake."

"I miss you too, love." Draco membalas pelukan kekasihnya tak kalah erat.

"Ku rasa kalian akan ketinggalan kereta jika terus berpelukan, kereta akan segara berangkat." Tegur Zelion membuat putrinya melepaskan pelukannya dengan pemuda Malfoy itu dan memamerkan cengirannya.

Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, mereka pun memasuki gerbong dan duduk bersama sahabat-sahabatnya yang sedang mengobrol.

"Queen, kemarilah. Kau harus duduk bersamaku." Ujar Pansy yang dituruti oleh Queen.

"Dimana Daphne?"

Blaise menjawab pertanyaan Draco, "Ia duduk dengan adiknya, ada Crabbe dan Goyle yang bersama mereka."

Kereta mulai bergerak, perjalanan menuju Hogwarts pun dimulai. Mereka berempat saling menceritakan apa yang mereka lakukan saat liburan agar tidak bosan selama perjalanan.

Tiba-tiba saja kepulan asap hitam sekilas memenuhi gerbong Slytherin, membuat beberapa dari mereka terbatuk-batuk.

Queen mengkibas-kibaskan tangannya, mengusir sisa-sisa asap itu dari hadapannya.

𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang