Semua murid Hogwarts yang pulang telah pun kembali ke sekolah usai menikmati libur natal mereka bersama keluarga. Siang ini hampir semuanya berkumpul di ruang makan, memakan makan siang mereka atau sekedar duduk dan berbincang-bincang dengan temannya.
Beberapa dari mereka juga sedang membaca Daily Prophet keluaran terbaru, dimana berita terpanasnya mengenai sepuluh tahanan Death Eaters yang berhasil kabur dari Azkaban.
"Sepertinya kita akan benar-benar berperang." Ujar Seamus
Trio Gryffindor berjalan terburu-buru melewati Seamus, dengan cepat Seamus menghentikan mereka. Ia hendak berbicara sesuatu dengan Harry.
"Harry." Panggilnya membuat Trio Gryffindor berhenti dan beberapa pasang mata terfokus ke arah mereka.
"Aku ingin minta maaf. Sekarang, Ibuku sendiri bilang jika berita Daily Prophet tak masuk akal. Jadi, yang ingin aku sampaikan padamu adalah aku mempercayaimu."
***
Seperti yang Harry katakan dilatihan terakhir waktu itu, mereka semua akan berlatih kembali begitu libur natal selesai. Dan disinilah mereka sekarang, di ruang kebutuhan untuk memulai latihan kembali.Masing-masing dari mereka mencoba mempraktekan mantra patronus yang baru saja dicontohkan Harry.
"Ciptakan kenangan yang kuat, paling bahagia yang bisa kau ingat. Biarkan itu memenuhimu. Patronus yang sempurna adalah yang paling susah dilakukan, tapi bentuk perisai saja sudah sama bergunanya untuk musuh tertentu. Ingat, patronus kalian hanya bisa melindungi selama kalian bisa fokus."
Queen mencoba beberapa kali, tapi cahaya yang keluar dari tongkatnya sangat lemah sehingga cepat sekali meredup. Ia merasa kemampuannya membuat patronus semakin menurun.
Harry berjalan mendekati primadona Hogwarts itu, "Pikirkan hal yang membuatmu sangat bahagia, Queen."
"Aku tau, Harry. But, I can't."
"Sekarang tutup matamu, fokus menyelam ke dalam ingatanmu dan cari ingatan yang paling membuatmu merasa bahagia."
Mengikuti instruksi yang diberikan, Queen kembali mengingat momen-momen apa yang paling membuatnya bahagia. Ia mendapati beberapa moment bahagia bersama kedua orangtuanya, tapi ternyata itu belum terlalu cukup untuk menghasilkan patronus karena hanya sedikit kenangan bahagia yang ada.
Hingga satu persatu momen bahagianya bersama Draco muncul, lumayan banyak kebahagiaan yang telah mereka buat. Seketika Queen merasa yakin, ia membuka matanya dan mulai mencoba lagi.
"Expecto Patronum."
Sebuah cahaya mulai keluar dari tongkat Queen, membentuk seekor naga yang hampir memenuhi ruangan itu. Semua yang sedang berlatih pun langsung mengalihkan atensinya ke arah patronus milik Queen.
"Luar biasa, Queen." Puji Harry
"Thanks, Harry." Queen menatap bentuk patronusnya dengan tatapan yang amat sangat senang dan juga berbinar-binar.
Banyak pujian yang dilayangkan untuk gadis Slytherin itu. Mereka bahkan tak menyadari jika Harry kini berdiri di pojok ruangan dan tengah menatap Queen dengan tatapan yang tak bisa diartikan, semuanya terlihat campur aduk dalam tatapannya.
"Dapat dipastikan, Malfoy lah yang menjadi dunianya Mione. Aku sudah kalah telak bukan?" Gumam Harry pada Hermione yang berada disampingnya.
Hermione tak bisa mengucapkan apapun, lidahnya terasa kelu. Ia juga merasakan perasaan sesak yang dialami sahabatnya, perasaan itu seakan dapat tersalurkan kepadanya membuat tangannya terangkat pelan untuk mengusap bahu sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔
Fanfiction✎ᝰ┆ about this stories. [END] ⚠️ - 𝔨𝔢𝔢𝔭 𝔥𝔞𝔩𝔞𝔩 𝔰𝔦𝔰𝔱𝔢𝔯, 𝔯𝔢𝔞𝔡𝔢𝔯𝔰 𝔡𝔦𝔟𝔞𝔴𝔞𝔥 𝔲𝔪𝔲𝔯 𝔡𝔦𝔪𝔬𝔥𝔬𝔫 𝔲𝔫𝔱𝔲𝔨 𝔪𝔢𝔫𝔢𝔭𝔦. 𝕼𝖚𝖊𝖊𝖓𝖈𝖎𝖆 𝕬𝖈𝖊𝖑𝖙𝖆 𝕻𝖊𝖛𝖊𝖗𝖊𝖑𝖑, 𝖔𝖗𝖆𝖓𝖌 𝖑𝖆𝖎𝖓 𝖒𝖊𝖓𝖌𝖊𝖈𝖆𝖕𝖓𝖞𝖆 𝖘𝖊𝖇𝖆𝖌...