𝐈𝐕 - 𝐈𝐈

4.8K 532 103
                                    

Seseorang berjalan melewati perkemahan yang habis hagus terbakar oleh Death Eaters. Semua yang ia kenakan berwarna hitam, wajahnya tertutup oleh tudung jubah miliknya hingga tak bisa dipastikan jika ia seorang lelaki atau perempuan.

"Morsmorde!" Tanda kegelapan pun muncul digelapnya langit malam. Setelahnya ia berapparate menuju cambers of secrets, mengeluarkan seekor ular dari balik jubahnya.

"Welcome back to your home, Basilisk." Gumamnya.

Orang itu mengucapkan sebuah mantra hingga Basilisk kembali ke wujud normalnya.

"kembalilah ke sarangmu." Ujarnya dalam parseltongue yang dituruti oleh Basilisk.

"Sebentar lagi, waktunya telah tiba." Lirihnya sebelum pergi meninggalkan Hogwarts.

***

Seperti biasa, semua murid berkumpul di great hall begitu sampai di Hogwarts. Dumbledore akan berpidato awal tahun ajaran baru.

"Sekarang, aku ingin mengumumkan. Tahun ini, kastil ini bukan hanya rumah untuk kalian. Melainkan juga rumah bagi tamu-tamu yang sangat istimewa. Kau lihat, Hogwarts telah dipilih..."

Mr. Filch berlarian memasuki aula, ia mendekati Dumbledore dan membisikkan sesuatu hingga Dumbledore menghentikan pengumumannya sejenak sebelum kembali melanjutkannya.

"Untuk menjadi tuan rumah dari sebuah acara legendaris, Turnamen Triwizard.

Bagi kalian yang tidak tau, Turnamen Triwizard mempersatukan tiga sekolah dalam serangkaian kontes sihir. Hanya ada satu orang yang akan mewakili tiap sekolah, dan kontes ini bukan untuk orang berhati lemah.

Mari kita sambut, nona-nona cantik dari Akademi Sihir Beauxbatons dan kepala sekolah mereka, Madam Maxime."

Murid dari Beauxbatons memasuki aula, mereka berhasil menjadi pusat perhatian karena pesonanya.

"Drake, apa menurutmu mereka cantik?"

"Mereka perempuan, tentu cantik. Tapi bagiku, hanya kau yang paling cantik love."

Draco sepertinya menjadi satu-satunya lelaki yang tak menatap murid Beauxbatons, sedari awal ia terus menatap Queen tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Apa kau ingin ikut turnamen ini Queen?"

"Aku ingin, Pans. Tapi sepertinya, lebih baik tidak. Aku tidak ingin mati sebelum semuanya selesai."

Dumbledore kembali berbicara setelah menyambut Madam Maxime. "Lalu sekarang, teman-teman kita dari utara. Sambutlah, putra-putra kebanggaan Dumstrang. Dan kepala sekolahnya, Igor Karkaroff."

Pemuda-pemuda gagah berani, memasuki aula dengan menghentak-hentakkan tongkatnya.

Draco menangkup kedua pipi Queen, mengarahkan wajah gadis itu agar hanya menatap ke arahnya.

"Kenapa?"

"Aku tidak ingin kau melihat mereka, terutama Krum."

"Hahaha, kau cemburu?"

"No, hanya... Kau hanya boleh melihat ke arahku."

"Baiklah-baiklah, aku anggap saja kau jujur. As your wish, aku hanya melihatmu."

Mereka berdua sibuk dengan pembicaraannya, hingga mengabaikan semuanya. Seolah-olah hanya ada mereka, tak ada yang lain.

"Dulu Father ingin aku masuk ke Dumstrang, tapi Mother tidak mengizinkan."

"Oh ya? Kenapa?"

"Mother tidak ingin berjauhan denganku, lagipula aku adalah anak satu-satunya. Dan jadilah seperti sekarang, aku terdampar di Hogwarts."

𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang