𝐕𝐈𝐈 - 𝐈𝐈

1.5K 178 8
                                    

Sejak kematian Profesor Dumbledore, Hogwarts berpindah tangan ke Profesor Snape. Suasana sekolah berubah menjadi gelap dan sangat suram. Death Eaters juga kini bisa keluar masuk ke sekolah dengan bebas karena pelindung yang sudah di lepaskan.

Berita tentang jatuhnya Kementerian Sihir ke tangan Death Eaters juga sudah mulai beredar, semua orang kini tunduk di bawah kekuasaan Voldemort. Terkecuali mereka yang percaya bahwa Harry Potter bisa mengalahkan Voldemort.

"Apa kau sudah mendengar jika trio Gryffindor baru saja menyusup ke Kementerian Sihir, Profesor?"

"Belum. Dari mana kau tau, Queen?"

"Oh, hanya tau."

Queen dan Profesor Snape kini sedang berdiri di menara astronomi, tempat dimana Profesor Dumbledore terlihat untuk terakhir kalinya. Mereka memandang ke depan dengan tatapan yang sulit diartikan.

***

Trio Gryffindor itu terdampar di hutan setelah berapparate. Harry membuka matanya, menyesuaikan silau cahaya yang masuk ke penglihatannya.

Ringisan kesakitan Ron menyadarkan Hermione dan Harry. Mereka berdua berjalan mendekati Ron yang terluka parah di lengan sebelah kirinya.

"Ada apa dengannya?"

"Splinching, tubuhnya terpisah." Ujar Hermione, tangannya masih sibuk di lengan Ron, dimana darahnya yang paling basah dan paling gelap keluar.

"Harry, cepat ambilkan Ditanny."

Tangan Harry terulur ke sebuah tas yang tak jauh darinya. Dia terus mengobrak-abrik isi tas, mencari apa yang Hermione maksud.

"Cepatlah!" Desak Hermione.

Harry mengambil tongkatnya dari tanah, dan mengarahkannya ke kedalaman tas ajaib tersebut.

"Accio Ditanny!" Botol kecil coklat melompat keluar dari dalam tas. Dia menangkapnya dan segera kembali ke Hermione dan Ron yang matanya sekarang setengah tertutup, hanya terlihat garis putih bola mata diantara pelupuknya.

Hermione menerima botol itu, memutar tutup botolnya dan menuangkan isinya beberapa tetes ke luka Ron. Perlahan luka-luka itu tertutup dan menghilang tanpa bekas.

Melihat keadaan Ron yang masih belum stabil, sangat tak memungkinkan untuk mereka melanjutkan perjalanan. Dengan inisiatifnya, Hermione mengambil tongkatnya dan mengucapkan beberapa mantra.

"Apa yang kau lakukan?"

"Jika kita akan disini beberapa waktu, kita harus memasang pelindung di sekitar sini Harry."

Hermione berjalan membentuk lingkaran mengelilingi Harry dan Ron. Mulutnya tak henti-hentinya menggumamkan mantra.

"Salvio Hexia... Protego Totalum... Repello Muggletum... Muffliato... Kau bisa membangun tendanya, Harry."

"Tenda?"

"Di dalam tas."

"Tas, di dalam tas tentu saja." Gumam Harry.

Keesokan harinya, trio Gryffindor itu mencoba menghancurkan horcrucx milik Voldemort. Tapi sayang sekali, semua mantra yang mereka gunakan tak bisa menghancurkan kalung milik Salazar Slytherin itu.

"Rasanya aneh, brother. Dumbledore menyuruhmu untuk menghancurkan horcrux, tapi dia tak memberitahumu bagaimana cara menghancurkannya."

Lagi-lagi malam kembali datang dan mereka masih berada di hutan. Harry sedang terdiam, memikirkan cara bagaimana menghancurkan horcrucx yang tergantung di lehernya ini. Dimana dia harus mencari horcrucx yang lain? Dan apa saja bentuk horcrucx itu? Semua pertanyaan itu terus berputar di dalam kepala kecilnya.

Saat tangannya menggenggam bandul dari liontin, bekas luka di dahinya kembali terasa sakit. Sebuah gambaran masuk ke dalam pikirannya layaknya sedang menonton film di bioskop.

Terlihat Voldemort yang menemui seorang Kakek tua yang tubuhnya bergetar ketakutan. Dia mengintrogasi sosok itu, menanyakan sesuatu yang entah apa.

"Berikan padaku, Gregorovitch!"

"Aku tidak punya, aku tidak lagi memilikinya! Benda itu sudah dicuri bertahun-tahun yang lalu!"

"Jangan berbohong kepada Lord Voldemort, Gregorovitch. Dia tahu....dia selalu tahu."

"Siapa pencurinya, Gregorovitch?"

"Aku tidak tahu, aku tidak pernah tahu, seorang anak muda, jangan-- kumohon--
KUMOHON!"

"Avada Kedavra."

"Harry!"

Teriakan Hermione membuatnya tersadar. Harry menormalkan nafasnya yang tak beraturan, keringat dingin tak henti-hentinya mengucur dari pelipisnya.

"Jangan biarkan dia menguasai pikiranmu, Harry."

Setelah tenang, Harry membuka suaranya. "Apa kau tau siapa itu Gregorovitch?"

"Dia pembuat tongkat sihir."

"Dia mengingkan sesuatu yang pernah dimiliki Gregorovitch, tapi aku tak tau apa itu. Dia terlihat sangat menginginkannya seperti hidupnya bergantung pada benda itu. Dia membaca pikiran Gregorovitch, dan aku melihat seorang anak muda sedang bertengger di birai jendela, dan dia menembakkan kutukan kepada Gregorovitch sebelum melompat dari sana dan pergi. Dia mencurinya, dia mencuri apapun itu yang dicari you know who. Dan aku... aku pikir aku pernah melihat orang itu di suatu tempat." Jelas Harry.

Mereka bedua pun tenggelam dalam pikiran masing-masing. Harry dengan si pencuri yang dimaksud Gregorovitch, dan Hermione dengan apa yang dicari-cari oleh Voldemort.

◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈

Part selanjutnya bakal gue up kalo part-part sebelum ini udah nyampe 100 vote yaa

Jadi jangan lupa vote ya bestie💅🏻

Comment 'next' di sini! 🦋✨

See you~

𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang