Selamat membaca.
◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈
◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈
Sekumpulan pejambret tadi akhirnya memutuskan untuk membawa ketiga penyihir muda yang mereka tangkap ke Malfoy Manor. Mengingat adanya imbalan yang dijanjikan untuk siapapun yang bisa menangkap Harry Potter hidup-hidup.
"Panggil Draco dan Queen." Ujar Bellatrix saat melihat orang-orang di depannya.
Trio Gryffindor dipaksa masuk ke dalam Manor dan langsung berhadapan dengan Draco dan juga Queen.
"Bagaimana? Apakah itu dia?" Tanya Bellatrix seraya menarik rambut Harry agar mendongak.
"Aku tidak yakin." Jawab Draco.
Lucius memegang bahu Draco, "Draco. Lihat baik-baik, nak. Jika kita yang menyerahkan Potter ke Dark Lord, kita akan mendapat kehormatan."
"Ku harap Mr. Malfoy tidak lupa dengan siapa yang sebenarnya menangkapnya." Ujar ketua penjambret.
"Beraninya kau berkata sepertu itu di rumahku!" Bentak Lucius yang langsung ditegur oleh Narcissa.
"Lucius!"
Mengabaikan semuanya, Queen berjalan mendekat. Tangannya terarah ke wajah laki-laki di depannya, memperhatikan wajah itu dengan baik.
"Tahan dia di ruang bawah tanah, kita bisa melihatnya lagi nanti saat wajahnya sudah kembali normal." Putus Queen.
Berjalan menjauhi Harry, Queen mendekat ke arah ketua penjambret. "Dan untuk kau. Terima kasih sudah menyerahkan dia pada kami, aku akan memberi satu persatu dari kalian sekantong penuh galleon." Tangannya meraih pedang yang berada ditangan ketua penjambret.
"Tapi kami--"
"Take it or leave it, hanya itu pilihannya."
Setelah berperang dengan pemikirannya, akhirnya ketua penjambret pun setuju dengan tawaran Queen. Itu lebih baik daripada mereka keluar tanpa mendapatkan apapun.
"Baiklah, aku setuju."
"Bagus, besok pagi datanglah ke Peverell Manor."
Kumpulan penjambret itu pun pergi meninggalkan kediaman keluarga Malfoy. Hermione dan Ron pun kini sudah berpindah ke kukungan Wormtail.
"Bawa dua anak laki-laki itu ke penjara bawah tanah, aku ingin berbicara dengan yang perempuan."
Queen menyerahkan pedang yang dia bawa kepada Draco, ia meraih Harry dan membawanya ke penjara bawah tanah diikuti Wormtail yang membawa Ron di belakangnya.
"Kembalilah lebih dulu, Wormtail. Ada sesuatu yang harus ku urus pada mereka."
"Baik, Your Highness."
Wormtail menutup pintu penjara dan berjalan menjauh dari sana. Setelah memastikan Wormtail sudah menjauh, Queen pun mulai berbicara.
"Ada yang ingin kau tanyakan padaku?"
"Ya, Deathly Hallows. Aku ingin tau jelas tentang Deathly Hallows, aku melihat simbolnya ada di makam Ignotus Peverell."
"Akan ku jelaskan secara singkat. Ignotus Peverell adalah satu dari tiga bersaudara, dia orang yang diberikan jubah gaib oleh kematian dan sekarang ini jubahnya ada padamu."
"Cadmus Peverell pemilik batu kebangkitan, batu itu dijadikan horcrucx oleh Kakekku dan sudah di hancurkan oleh Dumbledore."
"Dan yang terakhir Antioch Peverell, pemilik elder wand, tongkat yang dimiliki oleh Dumbledore. Walau sekarang ini sudah berpindah tangan."
"Siapa pemilik wand itu sekarang?" Tanya Harry penasaran.
"Silahkan kau tebak sendiri. Antara aku, Draco, atau Profesor Snape." Bisik Queen tepat di telinga Harry.
"Ku harap itu ada padamu, Queen." Balas Harry berbisik.
Keturunan Peverell itu hanya tersenyum miring sebelum kembali berucap. "Aku akan membantu kalian semua keluar dari sini nanti."
"Semua? Ada orang lain selain aku dan Harry di sini?"
"Lihat ke belakangmu, bodoh."
Di belakang, mereka langsung mendapati keberadaan dua manusia dan satu goblin.
"LUNA?!" Kaget Harry dan Ron bersamaan.
"Hai, Harry. Hai, Ron." Sapa perempuan dari asrama Ravenclaw itu.
"Kalian hanya perlu diam di sini dan menunggu, tak akan lama lagi kalian bebas. Cukup bersabar sebentar, aku akan memanggil Dobby untuk membantu kalian." Ujar Queen lalu berjalan keluar dari dalam penjara, menjauh dari area itu.
Sementara itu, Hermione terbaring di atas lantai dengan Bellatrix di atasnya sedang mengintrogasinya, menginginkan jawaban keluar dari mulutnya.
"Pedang itu seharusnya ada di brankasku di Gringotts. Bagaimana kau bisa mendapatkannya? Apa lagi yang kau ambil bersama temanmu dari brankasku?!"
"Aku tak mengambil apapun! Ku mohon, lepaskan aku. Aku tak mengambil apapun." Demi apapun, Hermione sangat takut sekarang ini. Air matanya bahkan sudah tak bisa lagi keluar karena sudah terlalu lama menangis.
"Aku tak mempercayaimu!" Bentak Bellatrix.
Wanita itu mengukir kata mudblood di tangan Hermione hingga keluar darah dan pastinya sangat perih, membuat gadis itu menjerit kesakitan. Jeritan itu terdengar keras ke penjuru Manor yang kini kosong dan sangat hening.
***
Seperti yang telah dijanjikan oleh Queen, mereka semua pun akhirnya bisa keluar dari Malfoy Manor walau sebelum itu harus berduel dengan orang-orang yang ada di Manor.
Namun rencana melarikan diri mereka tak bisa dikatakan mulus juga. Sebab bayaran untuk kebebasan adalah mereka kelihangan Dobby yang mati terbunuh oleh pisau yang Bellatrix lempar saat mereka akan berapparate.
◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈
Kali ini gue mau kasih target 100 vote, 200 comment bisa?
Comment "next" di sini!🦋
Spam emot fav kalian di sini!🌷
Jangan lupa vote dan comment ya, see you~
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔
Fanfiction✎ᝰ┆ about this stories. [END] ⚠️ - 𝔨𝔢𝔢𝔭 𝔥𝔞𝔩𝔞𝔩 𝔰𝔦𝔰𝔱𝔢𝔯, 𝔯𝔢𝔞𝔡𝔢𝔯𝔰 𝔡𝔦𝔟𝔞𝔴𝔞𝔥 𝔲𝔪𝔲𝔯 𝔡𝔦𝔪𝔬𝔥𝔬𝔫 𝔲𝔫𝔱𝔲𝔨 𝔪𝔢𝔫𝔢𝔭𝔦. 𝕼𝖚𝖊𝖊𝖓𝖈𝖎𝖆 𝕬𝖈𝖊𝖑𝖙𝖆 𝕻𝖊𝖛𝖊𝖗𝖊𝖑𝖑, 𝖔𝖗𝖆𝖓𝖌 𝖑𝖆𝖎𝖓 𝖒𝖊𝖓𝖌𝖊𝖈𝖆𝖕𝖓𝖞𝖆 𝖘𝖊𝖇𝖆𝖌...