𝐕𝐈 - 𝐕𝐈

1.6K 172 16
                                    

Hari ini pertandingan quidditch antara Gryffindor dengan Slytherin, kali ini Queen yang akan memegang posisi seeker dan otomatis Draco memegang posisi chaser.

"Ingat strategi kita, Drake. Jangan bermain curang, okay? Jika kau berhasil mencetak angka terbanyak, aku akan mengabulkan tiga permintaanmu. Bagaimana?"

"Okay, deal. Jangan biarkan Potter menangkap snitchnya, love."

"Tentu, ayo berikan yang terbaik Drake. Ini pertandingan terakhir kita sebelum fokus ke misi."

Para pemain sudah menaiki sapunya, mereka langsung melesat begitu pintu didepannya terbuka. Melihat tim asramanya bermain, murid asrama Slytherin bersorak menyemangati mereka.

Masing-masing tim sudah siap diposisi mereka. Chaser berlomba-lomba meraih bola quaffle yang dilempar bertepatan dengan pluit yang berbunyi.

Sementara itu, Queen terbang sedikit tinggi dari sebelumnya. Ia mencari-cari snitch yang terbang dengan lincah.

Begitu melihat snitch yang ternyata tak jauh dari tempatnya, Queen langsung terbang melesat mengejar snitch. Disusul Harry yang ikut mengejarnya di belakang.

Salju yang turun menjadi tantangan tersendiri, tapi semua itu tak memudarkan semangat mereka untuk bertanding.

Menit demi menit berlalu, pertandingan berubah menegangkan saat skor Slytherin dan Gryffindor yang saling kejar mengejar.

Selama mengejar snitch, Queen merekam gerak bola kecil itu. Ternyata ia bergerak dengan pola yang berubah setiap lima menit sekali. Snitch baru saja berbelok ke kiri, pasti setelah ini ia akan terbang turun ke bawah walaupun benda itu akan mengelabuhi seperti hendak terbang ke atas.

Queen terbang ke bawah terlebih dahulu, membiarkan Harry yang sangat fokus mengejar snitch. Dan benar saja, snitch itu mengelabuhi seeker dengan naik ke atas padahal ia akan turun ke bawah.

Melihat itu, Queen segera terbang naik ke atas. Jarak tangannya dengan snitch tinggal sedikit lagi. Ia berusaha menambah kecepatannya dan...

Hap...

Queen berhasil menangkap snitch. Tapi karena kebodohanya, ia terjatuh dari sapunya. Tangan yang seharusnya berpegangan pada sapu malah terangkat ke atas karena saking senangnya mendapatkan snitch di pertandingan terakhirnya, hingga akhirnya ia pun terjatuh dari ketinggian.

Sempat merasa panik, Queen berusaha untuk tenang. Ia mengarahkan salah satu tangannya ke tanah seraya mengumpulkan mana-mana sihir di tubuhnya, dia akan mencoba menggunakan kemampuan wandlessnya.

"Ascendio."

Tubuh Queen terhenti, melayang di udara sebelum akhirnya berhasil mendarat dengan selamat. Dalam hati dia merasa lega karena tidak jadi merasakan patah tulang. Setelah merasa tenang, dia mengangkat tinggi-tinggi snitch yang berhasil ditangkap ke atas.

"Seeker Slytherin berhasil mendapatkan snitch! Queencia Peverell memenangkan 150 angka karena berhasil menangkap snitch, Slytherin menang!"

Peluit kembali berbunyi, tanda berakhirnya pertandingan kali ini. Para pemain yang lain menerbangkan sapunya ke bawah, terbang lebih rendah untuk mendarat.

Draco melempar sapunya, berlari ke arah Queen dan berhambur ke pelukan gadis itu. Dia sangat khawatir tadi saat tau kalau kekasihnya jatuh dari sapu, bahkan tadi ia hampir dihantam bluddger karena tak fokus.

"Kau tau, aku sangat khawatir tadi. Untungnya kau berhasil mendarat dengan selamat." Ujar Draco yang suaranya berubah menjadi serak.

"Terima kasih telah khawatir padaku, Drake. Tapi seperti yang kau lihat, aku berhasil mendarat tanpa cedera dan baik-baik saja." Queen mengusap kepala Draco yang kini sedang berada di lehernya.

"Mulai saat ini, kau dilarang keras untuk terbang menggunakan sapu. Aku akan marah jika kau melanggarnya." Oh, lucu sekali. Suara Draco sekarang seperti anak kecil yang sedang merajuk, aaaaa kekasihnya sangat menggemaskan.

***

Untuk merayakan kemenangan yang diraih asramanya, mereka semua mengadakan pesta di common room. Mereka bahkan menyediakan alkohol atas saran Terrence dan Adrian, kedua anak nakal itu berpikir jika pesta tak akan menyenangkan tanpa ada alkohol.

Jangan tanyakan dari mana alkohol itu berasal, tentu saja mereka menyelundupkan minuman itu saat sehabis mengunjungi Hogsmeade.

"Drake, boleh ya? Please, aku ingin meminumnya juga." Rengek Queen yang berusaha mendapatkan izin Draco untuk mencicipi alkohol.

"Tidak, love. Sekali tidak tetap tidak."

"Oh, ayolah... Boleh ya?"

"Tidak, love. Banyak laki-laki di sini, akan berbahaya jika kau mabuk."

"Ck. Kan ada kau, Drake. Kau akan menjagaku bukan?"

Draco mengela nafas kasar sebelum mengangguk menyetujuinya.

"Yeeaaayy! Love you, babe." Queen mengecup pipi Draco sekilas sebelum tangannya meraih botol alkohol yang ada di meja dan menuangkannya ke gelas miliknya.

Dengan matanya, Draco terus saja mengawasi pergerakan kekasihnya layaknya predator mengawasi mangsanya. Sesekali ia menyesap alkohol dari gelas yang ada di tangannya tanpa memutuskan tatapannya dari Queen.

Entah berapa banyak alkohol yang sudah Queen minum, kini gadis itu mulai meracau tak jelas di samping Draco.

"Drake, kau lihat bayi kembar itu? Mereka sangat lucu, aku ingin mempunyainya juga." Racau Queen seraya menunjuk Crabbe dan Goyle yang sedang saling berpelukan karena keadaannya juga tak jauh beda dengan dirinya.

"Hmm.. Kau akan memilikinya nanti, love." Draco mengusap rambut Queen, sesekali menyelipkan helaian rambut gadis itu ke telinga saat menghalanginya memandang wajah cantik kekasihnya.

Tiba-tiba saja Queen mengubah posisi duduknya menjadi pangkuan Draco, salah satu tangannya melingkar di leher laki-laki pirang itu.

"Drake.. Aku ingin ini..." Queen menekan-nekan bibir Draco dengan telunjuknya.

"You got it, love. Lakukan apa yang ingin kau lakukan padaku, aku milikmu." Rambut pirangnya ditarik ke belakang hingga membuatnya mendongak, Queen langsung saja menyambar bibir Draco dengan liar hingga menghasilkan bunyi decapan.

Tangan Draco juga tak tinggal diam, keduanya bergerak menyusuri lekuk tubuh kekasihnya. Bahkan tangan kanannya sudah berada di atas bukit, meremasnya hingga desahan Queen terdengar disela-sela ciuman mereka.

"Hey, kalian berdua sepertinya butuh kamar untuk melanjutkannya."

"Ya, Blaise benar. Kau butuh kamar jika tak ingin aku ikut bergabung." Perkataan Adrian itu sontak membuat Draco menghentikan kegiatan panasnya.

"Karena aku berhasil mencetak poin terbanyak, aku ingin mengucapkan satu permintaanku. Aku ingin memakanmu hingga pagi, love." Bisik Draco dengan suara serak menahan hasrat yang hampir meluap.

"Kalian lanjut saja berpesta, aku akan menikmati pestaku sendiri." Ujar Draco sebelum meninggalkan common room sambil menggendong Queen dari depan.

"Jangan lupa keluarkan di dalam. Ingat, Queen menginginkan Malfoy kembar." Goda Adrian lalu tertawa terbahak-bahak dengan Terrence dan Blaise.

Draco menghempaskan Queen dengan kasar ke atas ranjang, ia dengan tergesah-gesah melepaskan pakaian yang membalut tubuhnya.

"Ayo kita habiskan malam ini dengan panas, love. Dan buat anak kembar yang kau inginkan menjadi kenyataan." Bisiknya seraya mematikan lampu disamping ranjang.

Kamar Draco yang gelap menjadi saksi bisu dimana Queen mendesah dan mengerang di bawah kendali laki-laki itu. Mereka benar-benar melakukan malam panas yang menggairahkan dan baru berhenti saat akan menjelang pagi.

◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈

Jangan lupa vote ya bestie💅🏻

Comment 'next' di sini!🦋✨

See you~

𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang