Sekembalinya Queen ke Hogwarts, dia langsung disibukkan dengan mengejar materi yang terlewat dan mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk. Padahal dia hanya tidak masuk selama tiga hari, tapi tugas sekolahnya langsung menumpuk banyak.
Terhitung sudah lebih dari tiga jam Queen berada di perpustakaan, ia bahkan sampai melewatkan jam makan siang demi mengerjakan tugas.
Takk..
Dengan kasar Queen meletakkan pena bulunya di atas meja, ia merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku karena terlalu lama duduk.
"Huufftt... Tinggal empat tugas yang tersisa dengan deadline besok lusa. Baiklah, itu bisa ku kerjakan nanti malam saja. Sekarang aku lelah..."
Pandangannya seketika terarah ke luar jendela, memperhatikan pohon-pohon yang sudah tak berdaun.
"Musim gugur sudah hampir habis, minggu depan sudah memasuki musim dingin. Aish.. Ternyata satu tahun berjalan dengan sangat cepat ya." Gumamnya.
Mendengar suara kursi yang digeser dari sampingnya, Queen pun menoleh dan mendapati Draco yang tersenyum manis dengan sebuah box berukuran sedang di tangannya.
"Kau melewatkan makan siangmu lagi, jadi aku membawakan pie untukmu. Dobby yang memberikan pie ini tadi, ini buatan Mother."
"Terima kasih, Drake." Tangan Queen terarah untuk menerima box itu lalu membukanya.
Begitu dibuka, terlihat uap-uap panas yang berasal dari pie apelnya. Itu menandakan jika pie itu baru saja keluar dari panggangan. "Woah... Ini masih hangat, Mom Cissy memang terbaik." Ujar Queen girang lalu mulai memakan pie dengan alat-alat makan yang terselip di dalam box.
Draco tersenyum manis saat melihat reaksi Queen, matanya tak henti memandang sosok perempuan cantik di depannya. Tak ada satu pun yang terlewat dari matanya.
Mulai dari cara Queen memotong pie, mengunyah pie itu dengan gembira, dan kala bibir itu mengerucut saat ada banyak pie yang masuk ke mulutnya. Semuanya tingkah perempuannya terlihat sangat menggemaskan dimatanya. Beberapa kali ia berkata dalam hatinya, perempuan di depannya ini adalah miliknya. Hanya miliknya. Hak milik seorang Draco Lucius Malfoy.
Tapi semua hal yang menggemaskan itu seketika sirna saat Queen membersihkan bibirnya dari selai apel yang mengotori sekitar bibirnya dengan lidahnya.
Sesuatu dalam diri Draco terasa bangkit, otaknya pun mulai dirasuki pikiran-pikiran kotor. Bagaimana jika ia mencumbu Queen sekarang juga? Melumat habis bibir pink itu, saling membelit lidah dan bertukar saliva. Lalu dilanjutkan dengan mengecup leher jenjangnya, turun ke bawah hingga-
"Ah, shit." Gumam Draco lalu mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangannya.
"Kau kenapa, Drake?"
Draco memaksakan senyumannya. "Tidak, aku tidak apa-apa. Lanjutkan saja makanmu, love." Dalam hati dia mengumpati pikiran kotornya, bisa-bisanya pikiran itu keluar disaat yang seperti ini.
"Ah iya aku lupa menawarkannya padamu, kau mau?" Tawar Queen yang dijawab gelengan oleh Draco.
"Tidak, habiskan saja. Lagipula aku sudah makan siang tadi."
Queen menggelengkan kepalanya tidak setuju, "Tidak. Kau juga harus memakannya, ini kan dari Mom Cissy untukmu, maka kau juga harus memakannya. Cepat buka mulutmu lebar-lebar."
Melihat tingkah kekasihnya yang cerewet ini, dengan senang hati Draco menerima suapan pie yang Queen arahkan padanya. Ia mengusap gemas rambut perempuan di hadapannya ini. Draco berharap moment seperti ini dapat dia rasakan hingga nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔
Fanfiction✎ᝰ┆ about this stories. [END] ⚠️ - 𝔨𝔢𝔢𝔭 𝔥𝔞𝔩𝔞𝔩 𝔰𝔦𝔰𝔱𝔢𝔯, 𝔯𝔢𝔞𝔡𝔢𝔯𝔰 𝔡𝔦𝔟𝔞𝔴𝔞𝔥 𝔲𝔪𝔲𝔯 𝔡𝔦𝔪𝔬𝔥𝔬𝔫 𝔲𝔫𝔱𝔲𝔨 𝔪𝔢𝔫𝔢𝔭𝔦. 𝕼𝖚𝖊𝖊𝖓𝖈𝖎𝖆 𝕬𝖈𝖊𝖑𝖙𝖆 𝕻𝖊𝖛𝖊𝖗𝖊𝖑𝖑, 𝖔𝖗𝖆𝖓𝖌 𝖑𝖆𝖎𝖓 𝖒𝖊𝖓𝖌𝖊𝖈𝖆𝖕𝖓𝖞𝖆 𝖘𝖊𝖇𝖆𝖌...