𝐕𝐈𝐈 - 𝐈

1.5K 180 5
                                    

Sebuah rumah bergaya bangsawan berdiri dengan kokoh dan megah di atas tanah yang luas. Di sekeliling rumah dipenuhi semak-semak liar terawat yang beralih fungsi menjadi pagar, taman luas yang terbentang di depan rumah menambah kesan mewahnya.

Tapi jangan tertipu dengan sampulnya, nyatanya rumah mewah itu menjadi tempat berkumpulnya para penyihir pemberontak.

Ruang tamu telah dipenuhi oleh orang-orang yang duduk melingkari meja, mereka duduk diam membisu tanpa bergerak atau mengeluarkan satu kata pun.

Dua sosok berjalan memasuki rumah mewah itu, mereka disuguhkan dengan seseorang yang melayang di atas meja dalam keadaan pingsan.

"Yaxley, Snape." Ujar seseorang yang berada di ujung meja. "Kemarilah, kalian hampir saja terlambat."

Kedua orang itu pun duduk di kursi yang tersisa, Profesor Snape duduk tepat di sebelah kanan Voldemort. Sebelah kiri pria botak itu sudah diisi oleh Delphini.

"Jadi, kabar apa yang kalian bawa?"

"My Lord, Orde Phoenix berniat memindahkan Harry Potter dari tempat perlindungan saat ini. Sabtu depan, menjelang malam."

Mendengar laporan Profesor Snape, semua anggota menampilkan raut wajah yang berbeda-beda.

"Bagus, dari mana informasi ini berasal?"

"Dari sumber yang pernah kita bicarakan." Jawab Profesor Snape.

"My Lord, tapi berita yang ku dengar berbeda."

Voldemort tak memberikan respon apapun pada Yaxley, membuat pria itu melanjutkan bicaranya. "Dawlish, salah satu Auror. Dia mengatakan jika Potter tidak akan dipindahkan sampai tanggal tiga puluh, malam sebelum dia genap berusia tujuh belas tahun."

Profesor Snape tersenyum meremehkan lalu berujar, "Sumberku mengatakan ada rencana palsu untuk menipu kita, kau pasti mendapat rencana yang palsu. Tak diragukan lagi, Dawlish terkena mantra confudus. Ini juga bukan pertama kalinya, dia dikenal karena kepekaannya."

"Aku menjamin, My Lord. Dawlish tampak sangat yakin." Ujar Yaxley.

"Tentu saja terlihat meyakinkan, dia terkena confudus." Sahut Profesor Snape. "Biar ku beritahu, Yaxley. Kantor Auror tak lagi ikut campur masalah perlindungan Harry Potter. Orde tau jika kita menyusup ke dalam Kementerian."

"Akhirnya Orde kali ini benar, eh?" Ujar pria yang duduk tak jauh dari Yaxley.

Queen menghembuskan nafasnya lelah, ia sama sekali tak tertarik dengan pembicaraan orang-orang dewasa ini. Jika saja ia bisa memilih, ia lebih baik membaca buku ditemani secangkir teh dan beberapa biskuit daripada ikut rapat seperti ini.

"Dimana anak itu akan disembunyikan nantinya?"

"Disalah satu rumah milik anggota Orde," ujar Profesor Snape. "Menurut sumber, tempatnya telah dilindungi dengan semua perlindungan dari Orde dan Kementerian. Kurasa hanya ada sedikit kemungkinan bagi kita untuk membawanya dari sana, My Lord. Kecuali jika Kementerian berhasil kita kuasai sebelum sabtu depan, itu bisa memberikan kita kesempatan untuk menemukan dan menghapus semua mantra yang ada di tempat itu."

"My Lord, dengan sukarela aku mau mengajukan diri untuk tugas ini. Aku akan membunuh anak itu." Ujar Bellatrix.

"Seperti yang ku duga dari kehausanmu akan darah, Bellatrix... Tapi aku akan mengurus anak itu sendirian. Terlalu banyak kesalahan yang melibatkan Harry Potter. Sebagian kesalahan tersebut akulah yang membuatnya. Potter selamat akibat kesalahanku dan bukan karena keberhasilannya." Ujar Voldemort.

"Seperti yang telah kusampaikan, wandku dan Potter berbagi inti yang sama..." Voldemort melihat wajah tegang para pengikutnya, "Kami mungkin bisa saling melukai, tapi itu tak akan berakibat fatal. Jika aku ingin membunuhnya, aku membutuhkan tongkat lain."

𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang