𝐕𝐈𝐈 - 𝐕𝐈𝐈

647 58 5
                                    

Sekumpulan kupu-kupu berapi muncul di depan Harry dan teman-temannya, membuat kegembiraan yang mereka rasakan hilang dan beralih memasang sikap waspada. Mengarahkan tongkat mereka ke arah kupu-kupu yang perlahan memperlihatkan sosok seseorang.

"Wow, beginikah cara kalian menyambut kedatanganku?"

Terlihat jelas tidak ada satupun dari mereka yang menyukai kedatangan Queen, tak terkecuali Trio Gryffindor yang kini menatap gadis itu tanpa ekspresi.

"Untuk apa kau ke sini? Kedatanganmu sangat tidak diharapkan di sini." Tanya Seamus tanpa menurunkan sikap waspadanya.

"Aku ingin bertemu Harry Potter, bukan denganmu loser."

Harry menenangkan Seamus yang terlihat tersinggung. Dia juga memerintahkan teman-temannya untuk menurunkan tongkat mereka.

"Dari mana kau tau aku berada di sini? Dan kenapa kau ingin menemuiku?"

"Aku selalu tau apapun, Potter. Semuanya, tanpa terkecuali."

Keduanya berbicara tanpa ada niatan untuk saling mendekat. Tidak seperti dulu, kini mereka berbicara dengan membentangkan jarak.

Queen mengambil sesuatu dari balik jubahnya. Dia memperlihatkan sebuah kantong yang entah berisi apa dan melemparnya hingga jatuh tak jauh dari kaki Harry.

Dari bunyi yang dihasilkan, barang di dalam kantong itu terlihat berbobot seperti kayu.

"Aku tau kau mencarinya, aku menemukannya saat memperbaiki vanishing cabinet satu tahun yang lalu."

Harry mengambil kantong yang dilempar Queen yang berisi sebuah kotak. Saat dibuka, kedua bola matanya membulat sebelum akhirnya menatap Queen penuh curiga.

"Apa ini asli?"

"Ck. Kau kira aku memalsukannya seperti Profesor Snape memalsukan pedang Gryffindor?" Queen sedikit tersinggung dengan keraguan Harry, walau dia juga sedikit memakluminya mengingat perbuatannya selama ini.

"Itu asli. Dan aku ke sini hanya untuk memberikan itu, sampai jumpa."

"Tunggu! Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan." Cegah Harry saat Queen bersiap untuk menghilang lagi.

"Cepat, waktuku tak banyak."

"Kenapa kau melakukan semua ini? Kenapa kau mengkhianati Kakekmu?"

"Karena aku melihat kemenangan tidak berpihak padanya, dan itu jelas tidak menguntungkanku di masa depan."

Keduanya terdiam, saling melayangkan tatapan yang berbeda. Queen menatap laki-laki di depannya tanpa ekspresi, sedangkan Harry menatap gadis di depannya penuh kerinduan. Ya, sampai saat ini dia masih belum bisa melupakan gadis Peverell itu. Queencia masih menjadi poros dunianya.

Mengabaikan sejenak perasaannya, Harry kembali bertanya. "Apa saja horcrucx milik Kakekmu?"

"Kau dan Dumbledore sudah menghancurkan tiga, kini tersisa empat."

"Empat?"

"Ya, seharusnya Kakekku hanya membuat enam horcrucx. Tapi kau tercipta dengan tidak sengaja."

"Aku?"

Queen mengangguk, "Menurutmu kenapa kalian berdua bisa saling terhubung? Kenapa dia bisa dengan bebas masuk ke pikiranmu?"

"Okey, jujur aku agak terkejut tapi--kalau aku juga termasuk horcrucx, lalu apa sisanya?"

"Selain kau dan juga diandem yang di tanganmu, ada perempuan itu juga. Horcrucx terakhir Kakekku adalah Nagini."

𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang