36. Permintaan

7.3K 633 105
                                    

Vote dan komen pokoknya!! Gak mau tau pokonya hari ini Linlin paksa kalian buat komen sebanyak-banyaknya! Kalo bisa setiap paragraf ada komen dari kaliann😭😭

"Cakra?" gumam Kenzi.

Lelaki itu mengangguk lalu hendak mengusap surai panjang Kenzi. Menurutnya Kenzi tak berubah sama sekali, masih sama dengan beberapa bulan yang lalu atau lebih tepatnya satu tahun yang lalu. Gadis manis bermata hazel yang mampu menyihirnya setiap berhadapan dengannya.

Ia bersyukur karena masih bisa dipertemukan dengan Kenzi, meski ia tak yakin jika dirinya dan Kenzi bisa bersatu lebih lama. Akan tetapi, ia tak perduli dengan hal tersebut, yang terpenting di sisa hari-harinya ia ingin berada di dekat gadis kesayangannya, menikmati hari-hari bersama Kenzi.

Kenzi menepis tangan Cakra lalu berlalu begitu saja meninggalkan laki-laki yang masih mematung di sana. Hati Kenzi bergemuruh antara bahagia dan marah, bahagia karena dia kembali setelah sekian lama dan marah karena dia kembali saat Kenzi sudah memiliki hidup baru ... dengan orang baru.

Kenzi membayar beberapa makanan yang ia ambil kemudian berlari keluar dari supermarket. Dirinya tak menghiraukan panggilan dari Cakra yang berusaha untuk menghentikannya.

"Kenzi!" panggil Cakra berusaha untuk menghentikan langkah Kenzi, tapi tak berhasil sedikit pun. Gadis itu terus berjalan menjauhinya, ia bingung semarah itukah Kenzi padanya?

Cakra berlari mengejar setiap langkah Kenzi dan ia pun berhasil meraih pergelangan tangan gadis itu saat akan memasuki mobil. Ia membalik tubuh Kenzi agar menghadapnya kemudian memeluk dengan erat, seolah ia tak ingin kehilangan Kenzi untuk kedua kalinya.

Kenzi berusaha menahan air matanya mati-matian, ia berusaha untuk memberontak, namun akhirnya air mata Kenzi meluruh membasahi pipinya dan Kenzi juga mulai membalas pelukan Cakra.

Sekuat apapun ia berusaha menghindar dan membenci laki-laki di depannya, ia tetap merindukan Cakra, lelaki ini yang selalu menjaganya setelah kedua kakaknya dan juga Riky, mana mungkin ia bisa membencinya.

"Lo jahat!" ujar Kenzi didalam pelukan Cakra dengan isak tangis yang dapat Cakra dengar dengan jelas.

Cakra mengangguk pelan dan mengusap rambut panjang Kenzi, "Iya gue jahat karena udah ninggalin lo, tapi itu semua bukan kemauan gue," ucap Cakra dengan tangan yang berada dikedua sisi wajah Kenzi. Tangannya bergerak menghapus tetesan air yang mengalir membasahi wajah Kenzi. "Dan sekarang gue udah disini, gue akan berusaha untuk selalu di sisi lo."

Kenzi kembali menangis kemudian memeluk Cakra dengan sangat erat. Cakra hanya membalas pelukan Kenzi seraya mengecup pucuk kepala gadisnya.

Malam ini, akhirnya dirinya bisa bertemu lagi dengan gadis yang selama ini ia rindukan. Gadis yang selama ini hanya bisa ia pandangi dari jauh. Namun, sekarang ia bisa memeluknya lagi, ia bisa menghapus lukanya lagi. Meski ia juga tidak yakin, akankah dirinya menjadi penghapus luka Kenzi atau malah menjadi penyebab utama dari luka yang akan Kenzi alami.

***

Cakra dan Kenzi berjalan beriringan memasuki rumah bernuansa modern milik keluarga Kenzi. Mereka berdua dikagetkan dengan kehadiran gadis berambut pirang sedang duduk di sofa ditemani dengan lelaki yang tak lain adalah Kenzo.

"Lo kenapa gak bilang mau kesini, Van?" Pertanyaan dari Kenzi membuat dua orang itu mendongak.

Bukannya menjawab, Vanda malah melebarkan matanya. Apakah saat ini ia sedang bermimpi, benarkah itu Cakra, ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Vanda berdiri lalu berjalan menghampiri Kenzi dan juga Cakra diikuti oleh Kenzo yang sama bingungnya dengan Vanda.

Leader Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang