Kenzi berjalan dengan tergesa-gesa menuju kelasnya, kejadian tadi masih saja terus berputar di kepalanya. Sungguh ia sangat malu dan kesal karena insiden tadi, untungnya di taman belakang hanya dua kunyuk gila itu yang melihatnya, jika tidak entah apa yang akan terjadi.
Kenzi lalu mendudukkan tubuhnya di kursi belakang, di sana sudah ada beberapa sahabatnya. Keempat sahabatnya hanya memperhatikan Kenzi bingung.
Bingung karena kenapa Kenzi bisa datang sangat pagi dan bingung karena muka Kenzi yang terlihat sangat tidak bersahabat.
"Lo kenapa dateng-dateng muka ditekuk?" celetuk Hikari.
"Gak!" ketus Kenzi.
"Ye, si bos ambekan," ujar Dila.
"Kenapa?" tanya Lya ikut nimbrung sedangkan Ana masih menyimak perbincangan mereka.
"Dirga!" ketus Kenzi dan mereka hanya manggut-manggut saja mendengarnya pasti ada masalah lagi, toh mereka sudah paham betul tentang Dirga dan Kenzi yang seperti Tom and Jerry saat bertemu. Pasti selalu ada ... saja perdebatan dan perselisihan antara mereka.
"Bolos kuy," ajak Hikari dengan menaik turunkan alisnya.
"Bolos mulu di pikiran lo," cibir Ana.
Hikari menampilkan deretan gigi putihnya, lalu menarik-narik lengan Kenzi seperti seorang anak kecil yang meminta di belikan balon oleh ibunya.
"Kenzi Ayo...." Hikari tetap menarik-narik lengan gadis itu hingga mau tak mau ia harus menuruti keinginan membolos Hikari.
"Ika kalo ada maunya kayak anak paud," celetuk Dila.
"Diakan emang anak paud, badan doang yang berkembang tapi otaknya kaya anak paud," balas Lya pedas. Hikari hanya menatap Lya sebal anak itu jarang sekali berbicara, namun sekali berbicara langsung nyelekit.
"Lo jarang ngomong tapi sekali ngomong damage nya gak main," kekeh Kenzi. Mereka terkekeh melihat wajah masam dari Hikari.
Karena menyadari sepertinya akan ada adu bacot antara dua sahabat, sebelum Ika kembali membuka mulut Kenzi langsung menarik tangan mereka menuju kantin mumpung guru belum datang memasuki kelas mereka.
Di kantin mereka kemudian duduk di bangku pojok kanan agar tak terlalu kelihatan dari lorong. Dila dan Ana berjalan menuju penjual makanan untuk memesan pesanan para sahabatnya.
Dalam sekejap makanan yang mereka pesan sudah ada ditangan Dila dan Ana, mereka pun langsung menyambarnya.
"Ken! Jangan banyak-banyak maag lo nanti kambuh," tegur Dila karena melihat Kenzi memasuki banyak sekali cabai dalam makanannya. Sedangkan yang di tegur hanya cuek bebek tanpa memperdulikannya sama sekali.
Mereka hanya bisa menghela nafas berat, sudah dapat di pastikan bahwa nanti mereka akan menetap di UKS karena Kenzi. Gadis itu sudah tau mempunyai riwayat penyakit lambung tapi tetap saja kekeh saat di peringati.
"Udah biarin, mau lo bilangin sampe mulut lo berbusa juga kagak bakalan dengerin tu bocah." Dila mengangguk mendengar ucapan Lya lalu kembali menyantap makanannya.
Mereka memakan makanannya dengan sangat santai sampai-sampai tak menyadari bahwa ada beberapa siswa yang tengah memperhatikan mereka dengan intens.
Mereka berjalan mendekati meja yang ditempati oleh para gadis itu dan duduk di depannya. Karena sibuk dengan makanannya Kenzi dan teman-temannya tak ada yang menyadari kalau bangku yang ada di depan mereka sudah di tempati oleh para Most wanted SMA Cakrawala.
"Bagus, jam pelajaran udah dimulai malah enak-enakan bolos ya," sindir siswa tersebut dan membuat mereka kaget, bahkan Kenzi sampai tersedak makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader Girl (END)
Roman pour AdolescentsTentang sebuah kisah yang melibatkan banyak hati dan perasaan, tentang lingkaran takdir yang selalu membelenggu manusia. Tentang permainan takdir yang entah bagaimana maunya. Tentang misteri takdir yang selalu mengikat manusia, bagaimana tuhan menja...