Saat keluar dari kamar Dirga, Kenzi dikagetkan oleh seseorang yang berdiri di depan pintu, "Astaghfirullah Tante, sejak kapan Tante di situ?"
"Sejak tadi," ucap Raya.
"Jadi Tante denger semuanya?" tanya Kenzi dan hanya dibalas anggukan olehnya. "Maaf Tan."
Raya terkekeh lalu mengusap surai panjang Kenzi, "Gak papa kok, tapi Dirga sebenarnya belum tahu semuanya."
"Maksud Tante?"
"Tante sama Om di jebak, sebenernya yang ngelakuin ini mantan pacar Bundanya Dirga." Kenzi menatap Raya tak percaya.
"Yasudah tadi kamu mau ambil kompres sama obat 'kan? Dapurnya ada di sana, di atas lemari itu ada obat-obatan," ucap Raya sembari menunjuk arah dapur, Kenzi pun mengangguk dan berjalan menuju dapur.
Raya menghela nafasnya berat, mungkin saat ini ia harus menjelaskan semuanya pada Dirga langsung agar dia tak membencinya lagi.
Tapi bagaimana caranya? Bahkan Dirga pun enggan untuk berbicara padanya, jangankan berbicara, menoleh pun ia enggan.
Ia bergulat dengan pikirannya, hingga akhirnya sebuah cara terpikir olehnya. Gadis tadi, ya dia harus memintanya untuk membujuk Dirga agar mau mendengarkannya.
"Tante gak masuk?" Tiba-tiba suara itu membuyarkan lamunannya.
Raya tersenyum tipis, "Dirga pasti gak mau ada Tante di dalam."
"Tante mau diem terus? Sampai kapan? Mau sampai kapan Tante biarin Dirga buat benci Tante terus?" Pertanyaan beruntun dari Kenzi membuat Raya kembali tersenyum, ternyata gadis ini sangat baik Dirga sangat beruntung menemukan gadis seperti Kenzi.
"Ayo, Tante harus jelasin semuanya," sambungnya lalu menarik tangan Raya untuk memasuki kamar Dirga.
Mata Dirga yang awalnya terpejam kini terbuka sedikit, ia tersenyum tipis pada gadisnya, tapi saat menatap wanita di samping Kenzi tatapannya menajam, seolah-olah menyiratkan sebuah kebencian.
"Ngapain di sini?" tanya Dirga dingin.
Kenzi menatap wajah Dirga dan Raya secara bergantian, "Lo harus dengerin penjelasan Mama lo," ucap Kenzi sembari duduk di samping Dirga tidur.
Dirga menatap wajah Kenzi bingung, penjelasan? Penjelasan tentang apa lagi? Bukankah semuanya sudah jelas, jika wanita itu yang merebut ayahnya dan membuat bundanya meninggal.
"Lo tau ceritannya, tapi gak dari awal, lo hanya buka tengahnya doang. Gimana lo bisa nyimpulin sebuah cerita kalau lo cuma tau setengahnya tanpa mau baca dari awal sampai akhir?" Dirga ditambah bingung dengan ucapan Kenzi, apa maksudnya, cerita awal? Bukankah yang ia ketahui adalah awalnya?
"Tante, jelasin," pinta Kenzi lembut.
Dirga ingin menentangnya, tapi Kenzi langsung memberikan tatapan tajam yang seolah-olah berkata 'Diem! Dengerin dulu!'
Raya menghela nafas panjang sebelum ia bercerita tentang semuanya. Ia mulai menceritakan kepada Dirga tentang apa yang ia dan ayahnya alami.
Ia mulai menceritakan dari malam dimana mantan bunda Dirga menghampiri mereka dan memberikan sebuah minuman yang mengandung obat perangsang dan bagaimana mantan sang bunda membawa mereka menuju hotel, hingga terjadi peristiwa yang seharusnya mereka hindari dan tak pernah lakukan.
Setelah menceritakan itu, Raya kembali bercerita tentang bunda Dirga yang mengalami kecelakaan setelah mendengar semua itu. Ia menceritakan semua kronologi kejadian dengan detail tanpa menyembunyikan apapun lagi, karena menurutnya Dirga harus tau semuanya.
"Bunda kamu sudah tau tentang semua itu dan sebelum ia meninggal ia berpesan sama Tante agar selalu menjagamu seperti anak kandung Tante sendiri."
Dirga masih tak percaya, orang yang selama ini dekat dengannya sebenarnya malah ingin menghancurkan semua. Ia benar-benar kecewa kepada Fajar. Ia pikir laki-laki itu sangat menyayanginya, tapi ia salah besar, ternyata laki-laki itu adalah sumber masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader Girl (END)
Novela JuvenilTentang sebuah kisah yang melibatkan banyak hati dan perasaan, tentang lingkaran takdir yang selalu membelenggu manusia. Tentang permainan takdir yang entah bagaimana maunya. Tentang misteri takdir yang selalu mengikat manusia, bagaimana tuhan menja...