Jangan lupa Vote sebelum membaca!!
Vote!
Vote!
Vote!
Vote!
Jangan bandel kalo suruh vote👻
Gue gak sempurna, gue seorang pendosa, gak ada orang yang sempurna selain sang pencipta.
🌨️🌨️
"Masih jauh?"
"Gue capek ...!"
Kenzi memutar bola matanya malas, dari tadi itu mulu yang mereka keluhkan. Yang capek lah, masih jauh gak lah, gue pengen turun aja lah. Kenzi sungguh jengah mendengar kata-kata itu.
Padahal mereka masih mendaki sekitar setengah jam dan mereka sudah mengeluh. Kenzi juga sudah memilih gunung yang tak terlalu tinggi sehingga tak memerlukan waktu lama hanya sekitar 1–1,5 jam saja.
"Aelah, baru juga sampe setengah udah ngeluh," cibir Aldo.
Ia juga cukup kesal mendengar keluhan dari teman-temannya. Padahal menurutnya gunung ini tidak tinggi, tapi track yang menanjak memang menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.
Dirga menghembuskan nafasnya pelan, "Ya udah istirahat dulu aja di sana," ucap Dirga sembari menunjuk warung yang ada di sana.
Mereka pun berjalan ke arah warung kemudian langsung melepaskan ranselnya dan duduk berjejer di sana.
Memang di beberapa jalur ada warung yang sengaja didirikan untuk para pendaki istirahat. Tidak banyak warung yang ada di jalur-jalur gunung itu mungkin sekitar tiga atau empat warung saja.
Kenzi berjalan mendekati Elma. Ya gadis itu memaksa untuk ikut hiking bersama mereka, meski awalnya Kenzi dan Dirga melarangnya, tapi akhirnya mereka mengalah karena Elma tetap keras kepala dan memaksa untuk ikut.
Kenzi memberikan sebotol air mineral dan langsung disambut uluran tangan serta senyuman manis dari Elma.
"Makasih kak," ucapnya seraya meneguk air dari botol kemasan tersebut.
"Gimana capek?" tanya Kenzi kemudian dibalas gelengan oleh gadis itu.
"Enggak kak, malah seru kok. Baru pertama kali ini gue ikut hiking," ujar Elma dengan semangat.
Kenzi terkekeh, "Tapi ini masih lama lagi lho."
Elma membulatkan matanya, masih lama? Perasaan ia sudah mendaki lumayan jauh, bukan lumayan lagi, melainkan sudah sangat jauh.
"Seriusan kak?" Kenzi hanya mengangguk kecil.
"Maybe sekitar setengah jam lagi paling cepet," jawabnya.
"Makannya tadi kalau dibilangin gak usah ikut jangan maksa," omel laki-laki yang mendekati mereka.
"Tapi Elma pengen tau rasanya hiking tu gimana!" ketusnya dengan menatap Dirga kesal.
Dirga mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh, "Capek?" tanyanya pada Kenzi.
Gadis itu mendongak ke samping lalu menggeleng pelan, "Udah biasa jadi gak terlalu capek."
"Kalo capek bilang, biar gue gendong," ucap Dirga dengan mengusap rambut hitam kecoklatan gadisnya.
Kenzi mendelik, "Gue bukan cewek lemah kali, jugaan kalo gue minta gendong emang lo kuat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader Girl (END)
Teen FictionTentang sebuah kisah yang melibatkan banyak hati dan perasaan, tentang lingkaran takdir yang selalu membelenggu manusia. Tentang permainan takdir yang entah bagaimana maunya. Tentang misteri takdir yang selalu mengikat manusia, bagaimana tuhan menja...