Bel sekolah sudah berbunyi nyaring di seluruh penjuru sekolah. Seketika keadaan menjadi sangat ramai, para murid berbondong-bondong pergi meninggalkan kelas untuk pulang atau pergi bersama teman-temannya.
Kenzi mengambil tasnya lalu menyampirkannya di pundak sebelah kanannya. Ia berjalan dengan santai melewati meja-meja yang sudah tak tersusun beraturan.
Saat sampai di depan pintu, dirinya di kagetkan oleh sosok lelaki yang bersender manis di tembok seraya memainkan ponselnya.
"Ngapain?" tanya Kenzi yang membuat lelaki tersebut mengalihkan perhatiannya.
Dirga menyimpan ponselnya lalu menatap kesal sang kekasih. Bagaimana bisa dirinya menyukai gadis aneh semacam Kenzi ini?!
"Nungguin mak lampir lahiran!" ketus Dirga sedangkan Kenzi hanya menatapnya bingung.
Dirga menonyor kepala Kenzi pelan, "Ya nungguin lo lah! Lama banget keluarnya!"
Kenzi hanya terkekeh melihat Dirga yang marah-marah kepadanya. Jika dilihat-lihat kekasihnya itu imut juga jika sedang marah.
"Emang siapa yang nyuruh lo buat nungguin gue?" tanya Kenzi yang membuat Dirga merengut kesal.
"Udah mending gue tungguin, tau ah nyebelin lo jadi cewek!" ketus Dirga lantas pergi meninggalkan Kenzi yang cekikikan sendiri.
Kenzi menatap kepergian Dirga dengan tawa kecilnya, kemudian mau tak mau akhirnya ia pun mengikuti langkah Dirga seraya memanggili nama lelaki itu.
"Dir! Dirga, dih ngambekan lo kaya cewek!" pekik Kenzi.
Namun, tetap saja tak dihiraukan oleh Dirga. Ia terus saja berjalan tanpa menghiraukan Kenzi sama sekali.
Tak kehabisan akal, Kenzi lantas berlari dan mendarat di pundak Dirga, "Sayang," panggil Kenzi saat sudah di gendong Dirga.
Dirga yang mendapat serangan mendadak langsung terdiam. Ia tersenyum tipis lalu melanjutkan langkahnya dengan Kenzi yang berada di gendongannya.
Sampai di parkiran Dirga menurunkan gadis yang berada di pundaknya. Dirinya menatap gadis itu dengan tatapan gemas. Gadis seperti Kenzi ini memang sangat langka, dan entah kesialan atau keberuntungan dirinya bisa mendapatkan gadis itu.
"Udah gak marah lagi nih," goda Kenzi dengan menaik turunkan. "Berarti berhasil dong cara gue?"
Dirga menaikan sebelah alisnya, "Siapa bilang?" tanya Dirga, ia mendekatkan wajahnya pada Kenzi lalu mengecup pipinya dengan singkat.
Kenzi membelalakkan matanya, lancang sekali dia. Ia pun langsung menendang tulang kering milik Dirga hingga membuat sang empu memekik kesakitan.
"Sadis lo! Baru pacaran aja udah kdrt!" ketus Dirga dengan mengusap kakinya yang lumayan nyilu.
Kenzi membuang wajahnya, "Bodo amat!"
Dirga mengambil helm lalu memakainya pada Kenzi. Ia merapihkan rambut Kenzi yang sedikit berantakan lalu mencubit hidung mancung milik Kenzi.
"Udah gak usah ngambek, buruan naik!" titahnya sebelum mengenakan helm full facenya.
Kenzi hanya menurut dan menaiki motor sport itu. Akan tetapi, ia mau berpegang pada Dirga. Ia tetap mengalihkan pandangannya ke arah samping.
Dirga yang melihat itu hanya terkekeh geli, ia pun menarik tangan mungil Kenzi kemudian melingkarkannya di perutnya. Kenzi yang diperlakukan seperti itu hanya tersentak kaget.
"Pegangan, badan lo kecil nanti kalau lo terbang terus ilang, gue gak punya serepnya," ujar Dirga.
Kenzi mendengus lalu memukul pundak Dirga dengan keras, "Emang gue apaan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader Girl (END)
Teen FictionTentang sebuah kisah yang melibatkan banyak hati dan perasaan, tentang lingkaran takdir yang selalu membelenggu manusia. Tentang permainan takdir yang entah bagaimana maunya. Tentang misteri takdir yang selalu mengikat manusia, bagaimana tuhan menja...