Sebelum membaca harap vote terlebih dahulu:')
Setelah pergi dari cafe, Kenzi memutuskan untuk menenangkan dirinya di sebuah tebing yang terdapat air terjun. Untung hari belum terlalu sore jadi jalan yang di penuhi oleh pepohonan itu masih terlihat jelas.
Kenzi duduk di atas tebing yang menjulang lumayan tinggi. Pikirannya berkecamuk antara memilih untuk tetap bertahan dengan masa lalu yang tak pernah memberinya kepastian atau memilih menjauh dan memilih cowok yang saat ini mulai mencoba untuk selalu ada juga melindunginya setiap saat.
Ia ingin pergi dan memulai yang baru dengan Dirga, tapi kenangan masa lalunya membuatnya tertahan di zona ini. Kenzi bingung, dia butuh sahabat kecilnya. Andaikan waktu itu dia tidak pergi, mungkin ceritanya tidak akan seperti ini.
"Lo dimana Kra," gumam Kenzi sembari menatap lurus dimana air jernih itu terus mengalir sepanjang sungai.
Di tebing ini, tebing yang menjadi saksi bisu pertemuannya dengan Cakra, sahabat kecilnya yang sama-sama memiliki hobi mendaki. Tempat ini mempunyai banyak kenangan antara Kenzi dan Cakra.
Flashback
Beberapa tahun silam, Kenzi kecil dan Faiz sedang mendaki sebuah bukit. Ya, Faiz memilih mendaki bukit daripada mendaki gunung karena ia masih kasihan dengan Kenzi jika harus mendaki jarak yang lebih jauh dan lebih menantang.
Itu merupakan awal baru Kenzi mendaki, awalnya untuk memulai sebuah hobinya. Saat sudah sampai di atas, Kenzi dan Faiz melihat dua orang yang sedang duduk menikmati pemandangan pepohonan yang rindang.
Satu laki-laki yang masih terlihat muda dan satu anak laki-laki yang seumuran dengan Kenzi, mungkin jika dilihat secara detail mereka hanya berbeda satu tahun saja.
"Om Kelvin!" panggil Faiz pada laki-laki tersebut. Dia menengok lalu memeluk Faiz dengan erat seolah-olah mereka sudah kenal sejak lama.
"Faiz! Ternyata kamu sudah besar ya dan siapa gadis kecil itu, manis sekali," ujarnya setelah melepaskan pelukannya.
"Iya lah om, 'kan sama Mami di kasih makan," cibir Faiz membuat Kelvin terkekeh. "Oh ya, ini Kenzi om. Adik aku," lanjutnya.
"Hai Kenzi salam kenal! nama om Kelvin. Om ini sahabatnya Papi kamu," ucap Kelvin dengan senyum ramah.
Anak laki-laki tadi yang sibuk dengan ponselnya, kini menyimpan ponselnya ke dalam tasnya kemudian mendekati ayahnya.
"Ayah! Siapa?" tanyanya dengan menatap Kenzi penuh selidik.
"Ini kak Faiz dan adiknya Kenzi. Mereka itu anaknya om Devan yang dulu sering banget kamu jahilin," jawabnya dengan terkekeh kecil membuat Faiz juga ikut terkekeh.
Anak laki-laki itu menatap Kenzi penuh selidik sebelum menjulurkan tangannya, "Hai! Aku Daren Cakra Mahardika, salam kenal!" ucapnya dengan penuh semangat.
"Salam kenal Cakra! Aku Kenzi Cristhian!" Kenzi membalas uluran tangan Cakra dan membuat Cakra tersenyum senang.
"Kok kamu manggilnya Cakra?" tanyanya dengan polos.
"Gak papa suka aja sama nama Cakra," balas Kenzi yang membuatnya mengangguk kecil.
"Kalau gitu aku manggil kamu Cris aja deh," ucap Cakra dengan tersenyum, Kenzi pun membalas senyuman Cakra dengan sangat manis hingga membuat matanya hampir tak terlihat.
Faiz dan Kelvin sudah sibuk dengan urusannya masing-masing dan melupakan dua anak kecil yang baru saja saling mengenal.
Cakra menarik tangan mungil Kenzi dan membawanya ke samping air terjun. Ia mengajaknya untuk duduk di pinggir tebing.
"Kamu sering ikut naik bukit kaya gini?" tanya Cakra dengan menatap wajah tembem milik Kenzi yang menurutnya sangat menggemaskan.
Dengan spontan anak gadis tersebut menoleh ke arah temannya lalu menggeleng dengan cepat, "Aku baru pertama kali ikut."
"Kalau kamu udah sering?" tanyanya balik.
"Enggak sih mungkin baru tiga kali, Ayah sering naik kaya gini jadi aku pengen ikutan," balasnya membuat Kenzi mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Aku aja sekali udah capek apalagi kamu yang udah tiga kali," ucapnya yang membuat Cakra terkekeh, "Kan kamu baru pertama ya capek lah." Cakra mengacak-acak rambut Kenzi.
"Gimana kalok kita belajar mendaki, seru kok mendaki itu," ajak Cakra dan mendapat anggukan antusias dari Kenzi.
"Berarti tebing ini jadi saksi pertemuan dan permulaan persahabatan kita, oke?" tanya Cakra dengan mengacungkan jari kelingkingnya seolah-olah ingin mengikat sebuah janji.
"Oke! Jadi kalau Cris rindu sama Cakra nanti Cris tinggal kesini aja deh, Cakra juga kalok rindu sama Cris tinggal kesini," balas Kenzi sembari menautkan kedua jari kelingking mereka.
"Oke! Jangan lupain Cakra ya Cris, pokonya kita gak boleh terpisah karena Cakra sama Cris itu satu!" Kenzi menatap Cakra dan mengangguk pelan.
Mulai dari saat itu banyak sekali kenangan manis yang mereka lewati, dan dari situ pula awal persahabatan mereka juga awal dari hobi mereka tentang alam.
Flashback off
Tanpa di sadari ternyata Kenzi sudah menintihkan air matanya karena mengenang masa lalunya dengan Cakra. Bagaimana awal cowok tersebut mengajak kenalan, tingkah lucunya yang membuat Kenzi tertawa, dan tingkat lakunya yang membuat Kenzi nyaman.
"I miss you so much, I hope you come back," gumam Kenzi dengan menatap ke arah matahari yang hampir menenggelamkan dirinya dan menyisakan semburat jingga di langit.
Kenzi segera bangkit untuk pulang sebelum matahari benar-benar tenggelam tak menyisakan cahaya sama sekali dan membuatnya tak dapat melihat jalanan.
Sesampainya di motornya ia mendapatkan telepon dari seseorang. Ia pun mengambil ponselnya dan melihat siapa yang baru saja menghubunginya.
Dan ternyata banyak sekali chat dan panggilan tak terjawab dari orang-orang terdekatnya, terutama para sahabatnya dan cowok yang beberapa saat lalu menjabat sebagai kekasihnya.
Ia pun membuka room chat, banyak sekali chat yang masuk. Tapi ada satu nomor yang membuatnya terlihat benar-benar bahagia.
Tertera bahwa pesan yang selama ini ia kirim sudah terbaca oleh seseorang itu. Seseorang yang selama ini ia rindukan dan ia harap kepulangannya. Dia yang selama ini menghilang tanpa kabar, akhirnya saat ini chatnya terbaca.
Walaupun hanya terbaca, tapi itu sudah cukup untuk Kenzi. Hal tersebut membuktikan bahwa dia baik-baik saja, meski Kenzi belum tau keadaannya yang sesungguhnya.
"Akhirnya, gue harap lo kembali," ucapnya haru, ia benar-benar merindukannya.
🌾
To be continued...Hayooo siapa itu yang dimaksud Kenzi Cakra bukan yaa😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader Girl (END)
Novela JuvenilTentang sebuah kisah yang melibatkan banyak hati dan perasaan, tentang lingkaran takdir yang selalu membelenggu manusia. Tentang permainan takdir yang entah bagaimana maunya. Tentang misteri takdir yang selalu mengikat manusia, bagaimana tuhan menja...