Setelah berpamitan dengan teman-temannya, Kenzi berjalan dengan santai menuju ke supermarket yang letaknya tak jauh dari markasnya.
Kenzi berjalan dengan sedikit was-was pasalnya ia merasa ada yang sedang membuntuti dirinya. Netranya bergerak ke sana kemari melihat sekelilingnya, hanya satu kata yang dapat menggambarkan jalanan ini yaitu, sepi.
Tak ada orang yang berlalu lalang, mungkin karena sudah semakin larut sehingga tidak banyak orang yang melintas.
Sesaat Kenzi terdiam, netra hazel miliknya tidak sengaja menangkap sebuah objek yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Kenzi mendapati dua buah mobil sedan berjalan ke arahnya.
"Itu mobil perasaan dari tadi kayak ngikutin gue mulu," gumam Kenzi dengan menatap tajam ke arah dua mobil tersebut.
Tak ingin berpikir macam-macam Kenzi kembali melanjutkan langkahnya, tapi kali ini dengan sedikit berlari karena mobil yang tadi dilihatnya hampir mendekat ke arahnya.
Langkah Kenzi terhenti kala mobil tersebut berhenti tepat di depannya dan juga belakangnya. Ia menyerengit heran, sebenarnya apa mau sang pengendara mobil ini.
Tak lama beberapa orang berbadan kekar keluar dari mobil hitam dan abu-abu tersebut. Mereka berdiri mengelilingi Kenzi.
Ni orang mau ngapain sih? Bikin ribet aja, mana sepi lagi-batin Kenzi seraya menatap heran ke arah beberapa pria berbadan besar itu.
"Kalian siapa? Tolong menyingkir dari jalanan!" kata gadis berhodi hitam tersebut.
Bukannya menjawab salah seorang dari mereka malah mendekat ke arah Kenzi lalu mencengkeram erat lengannya hingga membuat Kenzi sedikit meringis. Orang berpakaian hitam tadi menarik Kenzi agar menuju mobilnya.
Kenzi memberontak ingin dilepaskan, "Jangan sentuh-sentuh saya! Apa mau kalian?!" Nada suara Kenzi meninggi lalu menghempaskan tangannya dari cekraman pria bertubuh besar yang menatapnya tajam.
"Ikut kami dengan cara baik-baik atau terpaksa kami harus pakai kekerasan!" bentak orang yang mencengkeram tangan Kenzi tadi.
"Kenapa saya harus ikut Anda? Anda tidak memiliki hak untuk memaksa saya," ujar Kenzi tenang, tetapi terlihat sekali jika ia tengah menahan amarahnya.
"Tapi ini pekerjaan kami! Ayo masuk!" Gadis berbibir tipis tersebut memandang sengit ke arah laki-laki yang berdiri di depan pintu mobil.
"Bodo amat, perduli apa gue," ketus Kenzi, ia kesal pada orang-orang itu. Di hormati, eh malah ngelunjak.
"Kau ...!" Pria itu menatap ke arah anak buahnya, mengerti dengan tatapan bosnya ia pun maju hendak memukul perut Kenzi.
Namun, belum sempat pukulan tersebut mengenainya, Kenzi langsung melayangkan tendangan hingga membuat pria tersebut mundur beberapa langkah.
Kenzi menatap kesal ke arah mereka, "Apa sih mau kalian hah?!"
"Ikut dengan kami!" Kenzi menggelengkan kepalanya. "Ogah amat."
Ia mengeram lalu menyuruh anak buahnya yang lain untuk menyerang gadis angkuh di hadapannya secara bersamaan.
Kenzi yang mendapat serangan secara mendadak sempat terhiyung kebelakang akibat sebuah pukulan yang tak main-main.
Tak berhenti sampai di situ, mereka kembali melayangkan pukul ke arah rahang bawah Kenzi. Untungnya serangan tersebut dapat dihindari dengan baik oleh Kenzi.
Kini giliran Kenzi, gadis itu memelintir lengan pria tersebut lalu membuat gerakan memutar dan ya, tendangan Kenzi mendarat sempurna di pangkal tenggorokan lelaki di hadapannya. Ia menendang sekuat tenaga hingga membuat orang tersebut terjatuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leader Girl (END)
Teen FictionTentang sebuah kisah yang melibatkan banyak hati dan perasaan, tentang lingkaran takdir yang selalu membelenggu manusia. Tentang permainan takdir yang entah bagaimana maunya. Tentang misteri takdir yang selalu mengikat manusia, bagaimana tuhan menja...