Hai ketemu lagi sama aku^_^ maaf ya aku jarang up, soalnya lagi writer's block:'(
So jangan lupa untuk vote and komen!!!Vote!!
Vote!!!
***
Sayangilah dia yang selalu ada untukmu sebelum kehilangan membuatmu sadar betapa pentingnya dia dihidupmu.
-Tanah pemakaman***
"Dil, lo gak boleh kaya gini! Kenzi cuma gak mau lo sakit hati," ucap Ana mencoba menasehati Dila.
"Gak mungkin! Pasti Kenzi benci sama gue!" sinis Dila.
"Coba lo lacak aja semua chattingannya Haikal," usul Lya.
Dila mengangguk dan mulai berkutat dengan ponselnya. Ia mulai melacak semua chatting Haikal dengan wanita itu.
Dan, ternyata benar apa yang di katakan oleh Kenzi, ternyata Haikal telah mengkhianatinya, dia sudah berselingkuh dengan adik kelasnya.
Dila merasa bersalah pada Kenzi, harusnya ia mendengarkan semua kata-katanya, bukannya tertipu dengan kata-kata manis Haikal. Mungkin ia sudah terhasut dengan semua kata-kata manis laki-laki itu hingga ia tak mempercayai sahabatnya sendiri.
"Gimana?" tanya Lya.
"Gue salah, harusnya gue dengerin penjelasan Kenzi. Bukannya malah ketipu sama Haikal," lirih Dila dengan wajah tertunduk.
Hikari mengusap bahu Dila agar membuatnya sedikit tenang. Mereka terdiam sejenak hingga sebuah ponsel mendarat tepat di depan Dila. Mereka menoleh pada sang pelaku, dan ternyata itu adalah Kenzi. Hikari mengambil ponsel itu, ia langsung melebarkan matanya saat mendapati foto dua orang tengah bercumbu di sebuah taman.
Brak...!
"Damn it!" umpatnya dengan menggebrak meja, hingga saat ini mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung cafe.
Kenzi yang awalnya ingin mendudukkan tubuhnya di kursi kembali terlonjak kaget karena ulah Hikari.
"Kenapa?" tanya Lya.
Hikari langsung memberikan ponselnya pada mereka, sama seperti Hikari tadi. Mereka juga kaget melihat foto yang ada didalam ponsel ini. Segala sumpah serapah sudah keluar dari mulut para gadis cantik ini. Dila langsung bangkit dan memeluk tubuh mungil Kenzi. Kenzi tersentak karena menerima serangan yang terduga, tapi kemudian ia membalas pelukan Dila.
"Maaf," lirih Dila.
Kenzi menghela nafas dan mengusap punggung sahabatnya, "Gak papa, yang penting lo gak sakit hati karena dia."
Ketiga sahabatnya hanya memandang mereka riang, akhirnya permasalahan ini sudah selesai dan Dila juga sudah mengetahui semuanya.
"Harusnya lo dengerin penjelasan orang lain dulu sebelum menyimpulkan sesuatu," tutur Hikari dan langsung mendapat tatapan aneh dari para sahabatnya.
"Kok gue jadi aneh ya, kalau Ika bener kaya gini," celetuk Ana dan seketika tawa mereka meledak, sedangkan Hikari hanya mencebik.
"Dasar temen laknat!" sinisnya.
"Eh bentar-bentar, kok Dirga mau ngasih handphonenya, Ken?" tanya Lya.
"Gue harus nurutin kemauan dia," ujar Kenzi.
"Hah! Tapi lo gak di apa-apain sama dia kan? Lo gak kena masalah kan?" tanya Dila dengan cepat.
"Gue cuma suruh masuk ke gengnya," balasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader Girl (END)
Teen FictionTentang sebuah kisah yang melibatkan banyak hati dan perasaan, tentang lingkaran takdir yang selalu membelenggu manusia. Tentang permainan takdir yang entah bagaimana maunya. Tentang misteri takdir yang selalu mengikat manusia, bagaimana tuhan menja...