Bel istirahat telah berbunyi semua murid langsung berhamburan keluar kelas. Entah itu kantin, lapangan, taman, perpustakaan, ataupun ketempat lainnya.
Saat ini Kenzi dan sahabatnya tengah duduk di meja yang telah di sediakan oleh pihak sekolah. Kantin yang sangat ramai membuat mereka sedikit kesusahan untuk mendapatkan tempat duduk.
"Mau pesen apa, biar gue sama Hikari aja yang pesen," ucap Dila seraya berdiri dan menatap teman-temannya.
"Gue mie ayam sama es teh tawar manis," ucap Kenzi yang membuat keempat temannya langsung menoleh padanya.
"Ken, lo masih waras? Atau perlu gue telponin petugas RSJ? Keknya petugas rsj belum pensiun deh, jadi pasti mau ngangkut lo," sinis Ana dengan mata yang memandang Kenzi sengit.
"Masih lah," sergah Kenzi dengan tatapan tak kalah sengit. Siapa juga yang mau di samakan dengan orang yang memiliki gangguan kejiwaan.
"Mana ada teh manis tawar bego!" ketus Ana dan langsung menjitak kepala Kenzi.
Kenzi mendengus kesal, "Mulut, mulut siapa?"
"Mulut lo." Ana menatap Kenzi bingung. Kenapa coba dirinya menanyakan hal tidak masuk akal seperti itu.
"Yaudah, berati terserah gue dong!" ketusnya langsung.
Lya yang sudah kesal dengan perdebatan mereka hanya menggelengkan kepala, "Udah-udah mendingan sekarang kalian buruan pesen aja, kita samain aja pesanannya kayak Kenzi," sela Lya yang sedari tadi hanya menyimak perdebatan unfaedah yang diciptakan oleh kedua sahabatnya.
"Es teh manis tawar juga," tanya Dila dengan wajah lugunya.
"Es teh manis sayang ...," geram Lya dengan senyum paksa.
Dila bergidik ngeri, "Gue masih punya Haikal dan gue masih lurus," ucapnya.
Hikari dan Dila langsung beranjak dari tempat duduknya lalu memesan makanan. Tak berselang lama akhirnya mereka kembali dengan membawa nampan yang berisi mie ayam dan juga es teh manis pesanan mereka.
Mendengar ucapan Dila membuat Kenzi menyerengit bingung, "Dia masih sama Haikal? Bukannya tu cowok suka main cewek?"
"Gue tau itu, tapi kita gak ada bukti buat itu semua. Dan kita gak mau ngerusak hubungan mereka," sahut Lya, Kenzi hanya menghela nafas dengan mengangguk kecil.
"Nih punya lo," ucap Dila sembari memberikan satu es dan satu mangkuk mie.
"Thank you," ucap Kenzi.
"Lo masih punya utang sama kita!" ucap Hikari dengan menatap Kenzi tajam.
Kenzi yang sedang memakan mie nya lantas tersedak makanannya, buru-buru ia mengambil gelas berisi es teh.
Setelah merasa lega ia menatap Hikari heran, "Sejak kapan gue ngutang ke lo pada? Biasanya juga kalian yang ngutang ke gue," celetuknya jujur.
Keempat teman Kenzi hanya mendengus kesal, "Utang penjelasan anying!" ketus Dila seraya memukul pundak Kenzi.
Kenzi hanya mengaduh kesakitan, "Sadis lo, baru aja pulang masa langsung dinistain," gerutu Kenzi.
"Bodo amat! Muka lo itu muka nista-able banget," jawab Dila santai. "Lo kapan pulangnya sih?"
"Iya, lo kapan pulang sih?" tanya Ana.
"Dua bulan lalu," ucap Kenzi enteng seraya memakan mie didepannya, sedangkan keempat sahabatnya langsung menatapnya tajam.
"Lo pulang dua bulan lalu dan gak ngabarin kita-kita, sumpah gue pengen gorok tu leher lo," geram Hikari seraya menatap sinis Kenzi.
"Eh enak aja main gorok-gorok leher gue! Gue tu mau kasih tau kalian, tapi lupa mau kasih tau kalian," ucap Kenzi dengan cengirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader Girl (END)
Teen FictionTentang sebuah kisah yang melibatkan banyak hati dan perasaan, tentang lingkaran takdir yang selalu membelenggu manusia. Tentang permainan takdir yang entah bagaimana maunya. Tentang misteri takdir yang selalu mengikat manusia, bagaimana tuhan menja...