7. Setara?

19.5K 1.6K 14
                                    

"Kenapa harus jadi anak buah kalau kedudukan gue bisa setara kaya lo...?"

***

Terdengar suara ketukan pintu dari luar, Kenzi langsung mematikan laptopnya lalu berjalan ke arah pintu.

"Dek! Bukain dah ni pintu, gue mau masuk!" ucap Kenzo dengan sedikit berteriak.

"DEK!" teriak Kenzo.

Kenzi hanya menghela nafas seraya berjalan ke arah pintu dengan santainya, membiarkan sang kembaran berteriak-teriak dari luar. Ia menghampiri pintu lalu memutar kenop pintu dengan perlahan.

Terlihat sosok laki-laki dengan pakaian casual, dengan jaket kulit yang melekat pada tubuhnya sedang berdiri di didepan pintu.

"Paan? Gak bisa apa liat gue damai bentar aja!" ketus Kenzi dengan mata tajam yang tertuju pada saudara kembarnya.

Kenzo hanya nyengir kuda lalu berjalan ke depan kemudian memeluk bahu gadis remaja yang tak lain adalah adik kembarnya.

"Temenin gue yuk!" pinta Kenzo sedangkan Kenzi hanya menatapnya tanpa minat sama sekali ia harus meninggalkan tugasnya hanya untuk menghampiri sang kembaran.

"Kemana?" tanya Kenzi dengan menaikan salah satu alisnya.

"Tempat balap, mau yaa," ujarnya dengan puppy eyes.

"Please, Dek. Lo kan baik, cantik, pinter, imut masa lo tega sih sama Abang lo sendiri." Kenzo menangkupkan kedua tangannya.

Kenzi nampak berfikir sebentar lalu menganggukkan kepalanya, "Oke, lo tunggu di bawah aja," ucap Kenzi lalu kembali masuk ke kamarnya.

"Oke siap!" kata Kenzo dengan semangat lalu berlari kecil menuruni tangga.

Kenzi membolak-balikkan badannya, sepertinya malam ini ia akan menghampiri temannya Rizal, pemilik sirkuit balap. Sudah lama sekali ia tak menemui teman lamanya itu.

Kenzi telah siap ia pun berjalan santai keluar kamar. Malam ini ia hanya menggunakan baju crop top hitam lalu dibaluti jaket jeans kemudian menggunakan celana jeans dan kaki yang dibaluti dengan sepatu sneaker.

Ia berjalan menuruni tangga dan menemukan abangnya tengah duduk di sofa dengan memainkan benda pipih kesayangannya.

"Bang!" Kenzo mendongakkan kepalanya dan mendapati sang adik yang tengah berada dibelakang.

"Ha! Udah lo? Kalau udah mendingan langsung aja," ucap Kenzo sebelum berlalu meninggalkan gadis itu.

Kenzo melangkahkan kakinya menuju garasi, sedangkan Kenzi berdiri di depan rumah untuk menunggu sang abang. Tak butuh waktu lama, akhirnya sebuah mobil sport putih berhenti di depan Kenzi. Tanpa ba-bi-bu lagi ia langsung memasuki mobil tersebut.

Selang beberapa waktu mereka telah sampai di suatu tempat yang sangat ramai. Ya, kini mereka telah berada di sebuah sirkuit balap yang Kenzo maksud.

"Lo duluan aja deh, Bang. Bentar lagi gue nyusul," ucap Kenzi seraya mengambil tas kecilnya yang berisi dompet dan juga ponsel.

"Yaudah, gue duluan."

Kenzo keluar dari mobilnya lalu berjalan kearah teman-temannya berkumpul. Sudah banyak sekali anggota gengnya yang berkumpul di sana.

"Akhirnya datang juga lo, Bos." Seruan tersebut berasal dari salah satu anak buah Kenzo atau lebih tepatnya adalah sahabat laki-laki ini, yang bernama Fajar.

"Sendirian aja nih? Keliatan banget kalau jomblo," sindir Ifan membuat Kenzo mendengus.

"Enak aja, gue sama seseorang ya! Tuh orangnya dateng," balas Kenzo saat melihat seorang gadis dengan wajah datar yang berjalan ke arahnya.

Leader Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang