58. Euforia

4.4K 489 49
                                    

Mau tau kenapa aku ngeghosting selama 1 bulan ini? Baca dulu lah ceritanya baru nanti aku kasih alasannya di bawah 😀

Jangan lupa votmennya guys!!

****

Hari-hari berganti minggu, semua sudah kembali seperti semula walaupun masih ada kesedihan yang membekas di hati juga benak mereka kala mengingat jika Cakra sudah benar-benar pergi meninggalkan mereka semua untuk selamanya.

Sekarang Kenzi dan yang lain tengah berkumpul di kantin. Seperti biasa mereka memilih meja pojok untuk makan, selain karena terhindar dari keramaian meja paling ujung adalah meja yang panjang sehingga dapat menampung mereka semua.

Kini hubungan antara Kenzi dan Dirga sudah membaik, ya mereka memang memutuskan untuk kembali menjalin sebuah hubungan, memulai semuanya dari awal lagi tanpa ada yang disembunyikan lagi.

Dan, untuk Vanda? Entahlah, gadis itu sudah tidak terlihat di sekolah beberapa hari ini, sebelum menghilang bak di telan bumi Vanda sempat mendapatkan bully dari Citra semenjak kejadian hari itu. Ya, Citra kembali membully. Tetapi, tidak separah dulu karena yang ia bully hanya Vanda saja bukan murid lainnya.

"Besok 'kan hari sabtu, gimana kalo kita adain acara buat stiflers sama vanom?" usul Aldo dan langsung menjadi pusat perhatian dari lainnya. "Kek BBQ-an gitu."

Kenzi menatap kosong ke arah minumannya, "Emang mereka bakal setuju?" Kini ia mendongakkan kepalanya dan menatap satu persatu wajah mereka.

"Tenang aja gue udah jelasin ke anak-anak dan mereka maafin lo kok, lagian lo juga gak salah 'kan?" Rangga menyahut seraya makan snack yang di sodorkan oleh Dila.

"Gak usah takut," ujar Dirga dengan mengusap kepala gadisnya.

Bagas yang melihat keuwuan teman-temannya hanya berlagak seperti ingin muntah, sungguh rasanya muak dirinya harus di suguhi pemandangan seperti itu setiap harinya. Ayolah, apakah tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya agar terbebas dari situasi ini, ini semua sungguh memuakan.

"Stop! Saya mual melihat keuwuan kalian!" pekik Bagas seraya berdiri dari tempatnya dan berjalan entah kemana.

Teman-temannya hanya memandang kepergian Bagas dengan terkekeh, bahkan Lya tertawa kecil mungkin Bagas lelah dengan semua ini, pikirannya. Diantara mereka juga tidak ada satupun yang berniat untuk menyusul Bagas, karena mereka yakin pemuda itu pasti akan kembali lagi.

"Gitu lah nasib kelamaan ngejomblo," ujar Rangga dan semakin membuat mereka tertawa.

"Back to topic, jadi mau kagak nih?" tanya Aldo lagi yang membuat semua atensi beralih kembali padanya.

Kenzi menatap satu persatu teman-temannya, mereka hanya menganggukkan kepala seakan mengerti tatapan yang di berikan oleh ketuanya. Toh jika mereka menghabiskan waktu bersama, mungkin akan semakin mempererat hubungan kedua geng tersebut.

"Oke, kita mau. Tapi emang mau ngadain di mana?" Kenzi balik bertanya kepada lelaki di di depannya.

"Villa? Gue punya tiga villa di puncak, kalo mau pake aja nanti gue bilang ke nyokap," sahut Satrio dan langsung di rangkul oleh Rangga.

"Nah tu pangeran udah nyediain tiga villa, tinggal nyewa kekurangannya aja," ujar Rangga.

"Kita bakal ngomong ke anak-anak yang lain, dan hari sabtu langsung kumpul aja di sana, gimana?" usul Ana dengan menatap mereka satu persatu seakan meminta persetujuan.

Mereka pun setuju, walau diselingi perdebatan kecil karena mereka ingin berangkat bersama dengan alasan nanti para perempuan ini tidak ada yang menjaga, tapi semua itu langsung ditolak oleh kelima gadis ini. Sepertinya mereka lupa jika gadis-gadis di depannya ini memiliki banyak pawangnya, bahkan bukan hanya satu ataupun dua tapi ratusan.

Leader Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang