Sebelum membaca sebaiknya vote terlebih dahulu!
Vote!
Vote!
Vote!
Vote!Jangan bandel kalau suruh buat vote:')
****
"You are mine." — Dirga Alvaro
"Dir ... maaf tapi–"
Belum selesai Kenzi mengucapkan kalimatnya Dirga langsung motongnya, "Gue gak terima penolakan!" tegasnya.
Kenzi di buat melongo dengan ucapan laki-laki di depannya, kalau dia gak terima penolakan kenapa harus nanya?! Kalo gini jadinya mending Kenzi bunuh aja tu anak orang!
"Kalo gak terima penolakan kenapa harus tanya bego!" Kesal Kenzi dengan mantap tajam Dirga sedangkan yang di tatap hanya menampilkan watadosnya (wajah tanpa dosa).
"Emang kapan gue nanya?" Dirga menaikan sebelah alisnya, rasanya menyenangkan sekali melihat wajah kesal gadisnya.
Kenzi membelalakkan matanya. Baru saja ia merasa di terbangkan di langit ke tujuh oleh Dirga, eh udah di jatuhin lagi, kan gak lucu.-_
"Lah tadi lo ngapain bangsat ...!" geram Kenzi rasanya ingin sekali ia membogem wajah mulus Dirga, tapi dia masih memiliki rasa kasihan pada wajah tampan Dirga.
"Gue cuma ngomong apa yang gue rasain," balasnya dengan enteng.
"Sama aja bambang!"
"Beda."
"Sama!"
"Beda sayang."
Damn!
Satu kata yang terlontar dari bibir tipis cowok tersebut mampu membuat jantung Kenzi berdetak tak karuan. Kenzi berusaha bersikap biasa saja dan menormalkan kembali detak jantungnya yang seolah sedang berjoget di dalam sana.
"Ngeselin! Tadi aja manis banget sekarang jadi nyebelin lagi! Dasar cowok!" ketus Kenzi kemudian bergegas pergi meninggalkan rooftop.
Dirga terkekeh geli melihat tingkah laku gadisnya ini, ayolah kenapa sangat menyenangkan saat menggoda dan menjahili Kenzi ... hal ini harus ia lakukan setiap hari, agar ia bisa melihat wajah imut kekasihnya.
Kenzi berjalan dengan menghentakkan kakinya dan mulut yang senantiasa mengeluarkan sumpah serapah untuk pemuda itu.
Kenzi tersentak saat menyadari ada sebuah tangan yang mencekal pergelangan tangannya. Ia berbalik dan menemukan Dirga yang menatapnya dengan senyum manis.
Ia menarik tubuh Kenzi kedalam pelukannya dan menghirup dalam-dalam aroma vanila yang selalu tercium saat bersama gadisnya. Ia mengecup singkat kening Kenzi kemudian membisikan sesuatu.
"You are mine," ucapnya dengan lembut.
Entah sejak kapan Dirga menjadi seperti ini, apakah ini sikap asli Dirga atau sikap datarnya sudah hilang tertelan bumi? Perasaan ketika awal bertemu Dirga, remaja ini cukup datar dan menyebalkan tapi kenapa Dirga yang saat ini bersama Kenzi menjadi Dirga yang lembut? Ah ... Kenzi pusing....
Kenzi kembali di buat kesal karena Dirga kembali menggodanya, kenapa sekarang cowok ini suka menggodanya? Ayolah, jika begini terus cewek mana yang gak baper...!
"Betah banget pelukan sama gue," goda Dirga dengan muka tengilnya.
Reflek Kenzi mendorong tubuh cowok itu hingga terhiyung ke belakang dan berlari meninggalkan Dirga. Cowok itu terkekeh kecil sebelum ikut berlari mengejar gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader Girl (END)
Novela JuvenilTentang sebuah kisah yang melibatkan banyak hati dan perasaan, tentang lingkaran takdir yang selalu membelenggu manusia. Tentang permainan takdir yang entah bagaimana maunya. Tentang misteri takdir yang selalu mengikat manusia, bagaimana tuhan menja...