"Oh, kita satu angkatan?"
Pelajaran olahraga kali ini. Dengan menggabungkan dua kelas sekaligus. Karena kebetulan salah satu guru olahraga berhalangan hadir.
"Kelas kita sudah pernah seperti ini sebelumnya. Olahraga juga"
Mark hanya terkekeh kecil.
"Yuji kan? Aku benar?"
Gadis itu mengangguk. Membenarkan apa yang Mark ucapkan.
"Gelungan rambutmu lucu juga"
Seingat Mark kemarin rambut gadis ini terurai panjang. Biasanya juga nampak terurai panjang saat Mark mengamati dari jendela kelasnya.
Tapi sekarang? Dengan rambut panjangnya pasti mengganggu jika pelajaran olahraga seperti ini. Rambut indah itu tergelung ke belakang. Sangat rapi, seperti sudah biasa melakukannya.
"Ibuku yang melakukannya"
"Oh, begitu"
Tak lama, si guru yang mereka nantikan datang juga. Dan olahraga pagi itupun dimulai.
Pemanasan untuk awalan, lari mengelilingi lapangan tiga kali dan setelahnya dipisah antara laki-laki dan perempuan. Voli untuk perempuan dan sepak bola untuk laki-laki.
"Sepertinya moodmu sedang baik" cuit Hendery menegur Mark yang sedang tersenyum.
"Biasanya juga begini kan?"
"Tidak selalu. Ada apa ini?"
Mark tersenyum miring dan menggelengkan kepalanya.
"Bukan hal yang penting" tutupnya.
Dengan begitu, dimulailah kegiatan sepak bola mereka.
Sementara itu, Haechan yang kebetulan tidak ada kelas pagi, namun harus tetap berangkat pagi itu hanya mengawasi dari dalam ruangannya.
"Mereka sangat akrab. Tentu saja, sepasang kekasih memang harus begitu kan?" gumamnya pada diri sendiri.
Sangat tidak bersemangat pagi ini. Bukan, lebih tepatnya sejak kemarin. Sejak ia pulang dari apartemen Mark.
"Seharusnya aku mengambil foto Minnie kemarin"
Menyesal karena ia melewatkan kesempatan emas mendapatkan foto si bayi. Terlalu fokus mengamati secara langsung dengan indera penglihatannya sendiri.
"Minnie sedang apa ya sekarang? Pasti dengan Bibi yang kemarin membelaku. Bibi itu siapa ya? Ibunya Mark? Tapi Mark memanggilnya Bibi, jadi tidak mungkin Ibunya" bergumam sendiri dengan sangat pelan.
Karena bosan hanya berbicara sendiri tanpa melakukan apapun, akhirnya Haechan berdiri dari tempatnya duduk. Di ruangan itu sepi. Kebanyakan guru sedang melakukan pekerjaannya masing-masing. Mengajar.
"Aku ke kantin saja membeli jus" putusnya.
Melupakan apa yang ia lihat di lapangan tadi, Haechanpun berjalan riang ke kantin.
Sangat sepi disana. Tentu saja karena ini masih jam pelajaran. Jadi ia tak perlu mengantri dan menunggu lama.
Setelah mendapatkan jusnya, Haechan berniat membawanya ke ruangan.
Melewati lapangan yang sama. Berhenti disana saat melihat para siswi bermain bola voli.
"Dia memang cantik. Dan masih muda. Cocok dengan Mark" mengomentari sosok yang tadi ia lihat sedang bersama Mark.
"Kelihatannya dia juga gadis yang baik, Minnie pasti- akh!"
Terkejut saat tiba-tiba ada bola mengarah padanya. Dan membuatnya jatuh.